Sri Mulyani Ingatkan Kenaikan Peringkat Utang Tak Lantas Buat Investasi Datang
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyambut positif hasil asesmen Lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P) terkait peringkat utang Indonesia. Sebagaimana diketahui, S&P meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB-/Outlook Stabil menjadi BBB/Outlook Stabil pada 31 Mei 2019.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyambut positif hasil asesmen Lembaga pemeringkat Standard and Poors (S&P) terkait peringkat utang Indonesia. Sebagaimana diketahui, S&P meningkatkan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari BBB-/Outlook Stabil menjadi BBB/Outlook Stabil pada 31 Mei 2019.
Meskipun demikian, dia mengatakan peringkat S&P saja tidak cukup untuk menarik investasi asing berupa FDI (foreign direct investment) ke Indonesia. "Kalau dari reputasi iya, kalau capital inflow iya. FDI membutuhkan policy yang jauh lebih ambisius lagi," kata dia saat ditemui, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Sabtu (1/6).
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Di mana Uut Permatasari tinggal? Uut Permatasari memilih untuk tinggal di sebuah rumah kos. Keputusan ini diambil untuk mendukung tugas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan di Bali.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Uje meninggal? Kiprah ustaz gaul ini hanya bertahan hingga usia 40 tahun. Pada 26 April 2013 dini hari, Uje mengalami kecelakaan tunggal di Pondok Indah.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
Beberapa langkah yang mesti harus dilakukan Indonesia, menurutnya, adalah menciptakan iklim investasi yang baik. Hal tersebut dapat ditempuh lewat pemangkasan proses perizinan dan penyederhanaan aturan.
"Seperti yang disampaikan Presiden, kita membuat simplifikasi dari regulasi kita juga ingin memperbaiki iklim investasi kita. Ini merupakan suatu tantangan. Faktor-faktor seperti infrastruktur, SDM, produktivitas mereka dan regulasi yang tidak berbelit-belit, serta korupsi menjadi suatu yang harus terus kita perangi," ujarnya.
Menurut dia, pasca kenaikan peringkat utang, Indonesia masih perlu melakukan berbagai perbaikan. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan dunia terhadap ekonomi Indonesia.
"Tentu kita masih memiliki PR-PR yang harus kita selesaikan. Income per kapita kita mungkin termasuk perlu untuk diperbaiki. Karena kalau income per kapita kita masih di bawah USD 5.000, akan sulit utuk bisa meningkatkan rating kita, karena dianggap memiliki vulnerabilitas," jelas dia.
"Jadi kita harus mampu menterjemahkan kemajuan pembangunan kita dalam bentuk income per kapita masyarkat secara rata-rata harus meningkat," imbuh dia.
Selain itu, tekanan ekonomi global masih harus terus diwaspadai. Pemerintah akan terus berupaya untuk menggenjot masuknya investasi ke Indonesia.
"Dalam situasi global yang volatile yang arus modal begitu mudah sekali mengalami perubahan, maka kita harus terus berjuang agar capital (utang) yang masuk adalah capital yang sifatnya long term. sehingga kita tidak mudah untuk terganggu oleh kondisi global yang mudah berubah," tandasnya.
Baca juga:
Menteri Sri Mulyani Soal SnP Naikkan Peringkat Utang RI: Kenaikan yang Signifikan
Menko Darmin soal Peringkat Utang RI Naik: Ekonomi Kita Tumbuh Cepat dari Negara Lain
Peringkat Utang Naik, Bos BI Sebut Ekonomi Indonesia Makin Dipercaya
Utang Indonesia Dinilai Aman, S&P Kembali Naikkan Rating RI jadi BBB Outlook Stable
BPK Beri Catatan Penting Soal Utang Pemerintah yang Tembus Rp4.466 Triliun
Gara-gara Eks Mantu Berutang Rp4,1 Miliar, Bekas Mertua jadi Sasaran Penculik
Bangun PLTU Rp250 M di Dieng, Geo Dipa Energi Raih Pinjaman dari SMI