Sri Mulyani: Jumlah Utang di 2019 Berkurang dan Belanja Produktif Naik
Sri Mulyani mengatakan, utang merupakan instrumen pembiayaan yang dapat bermanfaat dan beresiko tergantung cara pengelolaannya. Oleh karena itu, pengelolaan utang dengan baik menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa jumlah utang Indonesia menurun pada 2019 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meski utang menurun, tetapi belanja produktif pemerintah terus naik.
"Jumlah utang di tahun 2019 ini berkurang dari tahun sebelumnya, tetapi hampir semua belanja produktif kita naik," ujar Sri Mulyani saat memberi keterangan dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/6).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Sri Mulyani mengatakan, utang merupakan instrumen pembiayaan yang dapat bermanfaat dan beresiko tergantung cara pengelolaannya. Oleh karena itu, pengelolaan utang dengan baik menjadi hal penting yang tidak boleh diabaikan.
"Utang dapat menjadi instrumen fiskal yang bermanfaat atau berisiko, tergantung pada sumber dan pemanfaatannya. Oleh sebab itu, pengelolaan utang ini menjadi hal yang penting," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, Kementerian Keuangan selalu berhati-hati dalam pengelolaan utang. Pihaknya juga mengupayakan agar keterlibatan valas dalam utang terus mengecil.
"Kami sangat hati-hati dalam mengelola utang. Kami juga mengupayakan agar risiko valas bisa menurun, saat ini risiko valas sudah berada di bawah 40 persen, sedangkan utang jatuh tempo kita juga stabil dalam 3 tahun belakangan ini," tandasnya.
Baca juga:
Hingga April 2019, Utang Luar Negeri RI Capai USD 389,3 Miliar
Gara-gara Anjing, Pria di China ini Terlilit Utang Rp 1,2 Miliar
Bos BI Apresiasi Naiknya Peringkat Utang RI
Peringkat Utang RI Naik Indikasi Ekonomi Indonesia Stabil
Menperin Yakin RI Akan Jadi Negara Safe Haven Investasi, ini Alasannya
Sri Mulyani Ingatkan Kenaikan Peringkat Utang Tak Lantas Buat Investasi Datang