Sri Mulyani Yakin RI Punya Akses Pasar untuk Menyerap SBN
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, Indonesia masih memiliki akses terhadap pasar dalam menyerap surat berharga negara (SBN) untuk pembiayaan covid-19, meski sempat ada kepanikan pelaku pasar pada April dan Juni 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini, Indonesia masih memiliki akses terhadap pasar dalam menyerap surat berharga negara (SBN) untuk pembiayaan covid-19, meski sempat ada kepanikan pelaku pasar pada April dan Juni 2020.
"Meski dalam situasi seperti itu Indonesia dengan reputasi yang baik, kami masih memiliki akses terhadap pasar," katanya dalam CNBC Debate on Global Economy secara virtual di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (16/10).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Mutiara Baswedan? Mutiara Annisa Baswedan lahir pada 3 Juni 1997. Kini, gadis kecil dalam foto di atas pun sudah tumbuh dewasa. Menjadi anak pertama dan perempuan satu-satunya, Mutiara juga sangat dekat dengan sang ayah.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Kapan Mutiara Baswedan meraih gelar Sarjana Hukum? Ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum pada tahun 2020.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
Menurutnya, meski memasuki pasar keuangan saat terjadi turbulensi akibat pandemi namun SBN pemerintah masih diserap investor karena menawarkan bunga yang menarik. Adapun imbal hasil SBN tenor 10 tahun adalah sebesar 6,9 persen per 1 Oktober 2020.
Saat ini pemerintah juga bekerja sama dengan pelaku pasar keuangan dalam negeri dan juga Bank Indonesia (BI) Keterlibatan bank sentral dalam membeli SBN pemerintah di pasar perdana karena membutuhkan pembiayaan yang luar biasa besar dan dalam situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya atau unprecedented.
"BI juga bisa membeli SBN pemerintah di pasar perdana tanpa menciptakan kesan bahwa kami akan mengancam independensi BI. Ini unprecedented, kami butuh banyak komunikasi, dalam waktu yang sama mendesain kebijakan apa yang tepat," imbuhnya.
Meski begitu, dia memastikan kebijakan itu dilakukan secara hati-hati dan tidak sembarangan serta transparan. Krisis pandemi covid-19 membuat pemerintah memperlebar defisit fiskal APBN 2020 yang sebelumnya mencapai 1,7 persen kini menjadi 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Untuk penanganan dan pemulihan ekonomi nasional, pemerintah mengalokasikan Rp695,2 triliun di antaranya untuk kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM hingga insentif usaha.
"Kami sangat prudent dan hati-hati menggunakan pilihan dan kebijakan dan instrumen. Ini sangat penting ketika kami harus menstabilkan pasar, ketika kami harus memiliki utang berkelanjutan dan juga agar kami mampu menyelamatkan masyarakat dan mata pencahariannya," tandasnya.
Baca juga:
Penjualan SBN Syariah Seri SR013 di Bareksa Naik 238 Persen
Kelebihan SBN Ritel ORI18 Dibanding Instrumen Investasi Lain
Pemerintah Resmi Luncurkan SBN Ritel ORI18
Pemerintah akan Terbitkan SBN Ritel ORI18, Tingkat Kupon 5,7 Persen
BI Serap SBN Rp 183,48 Triliun Lewat Skema Burden Sharing II
Per 15 September, BI Beli SBN di Pasar Perdana Rp 48,03 Triliun