Strategi REI bangun 200.000 rumah MBR tahun depan
Ketua umum REI, Soelaeman Soemawinata mengatakan pihaknya menargetkan bakal membangun lebih dari 200.000 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di tahun 2018. Menurutnya yang masih harus dibenahi adalah seputar mekanisme perizinan di daerah, sehingga pengembangan sektor perumahan dapat tercapai.
Ketua umum Real Estate Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata mengatakan pihaknya menargetkan bakal membangun lebih dari 200.000 rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di tahun 2018.
"REI saja kan sekarang sudah 200.000 yang rumah MBR itu sudah terlampaui. Nah, nanti di awal tahun kita bisa lihat, kita mau ningkatin sampai 200 atau gimana," ungkapnya di Kementerian PUPR, Jakarta Selatan, Kamis (21/12).
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Kenapa Indonesia rentan terhadap gempa bumi? Indonesia berada dalam batas 3 lempeng tektonik besar, yaitu: lempeng India-Australia, Eurasia, dan Pasifik.
-
Bagaimana cara untuk mendapatkan harga tanah yang lebih murah di Indonesia? Namun tak perlu berkecil hati, karena mungkin Anda masih bisa mendapatkan harga tanah yang lebih murah di kawasan yang belum terekspos oleh kawasan bisnis.
-
Mengapa Hartono bersaudara melebarkan bisnis ke sektor properti? Belum puas bisnis tersebut, kakak beradik ini melebarkan sayap lagi ke bisnis properti.
-
Bagaimana pertumbuhan permintaan terhadap rumah di Jakarta? “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dilansir Antara, Selasa (30/7).
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
Menurutnya yang masih harus dibenahi adalah seputar mekanisme perizinan di daerah, sehingga pengembangan sektor perumahan, terutama rumah MBR dapat terus ditingkatkan.
"Kalau rumah MBR itu sebenarnya demand-nya sudah captive. Sudah lebar sekali demand-nya. Sekarang tinggal suplainya. Suplai itu banyak kendala di beberapa tempat. Seperti perizinan lagi digerus semua nih, bagaimana caranya 500 kabupaten/kota itu bisa melaksanakan perizinan sesuai dengan PP 64 itu. Kan lagi digarap bagaimana caranya," kata dia.
Untuk itu, pihaknya akan kembali melakukan koordinasi dengan seluruh anggota REI sehingga dapat ditemukan solusi dan strategi baru dalam pengembangan rumah.
"REI itu di awal tahun kan selalu ada rapat nasional, targetnya apa? Kendala nya apa? segala macam. Nah dengan adanya PKO ini jadi sudah bisa dipastikan berani meningkatkan targetnya ditiap tiap daerah," katanya.
Selain itu, REI akan terus memberikan edukasi kepada semua anggota sehingga betul-betul dapat mengerjakan proyek hunian sesuai dengan target dan harapan masyarakat.
"Kita harus punya badan Diklat. Itu tiap Minggu badan Diklat selalu keliling ke setiap DPD-DPD, terus kemudian kita ada sistem requirement yang nanti di tingkatkan, kita ada lagi lembaga sertifikasi sendiri buat REI," tandasnya.
Baca juga:
Penyaluran pembiayaan rumah subsidi baru 21.000 dari target 40.000 rumah di 2017
Pemerintah gandeng 40 bank salurkan FLPP Rp 4,5 triliun di 2018
Pilih beli atau sewa rumah, ini untung ruginya untuk generasi milenial
Survei: Kebijakan pemerintah buat masyarakat optimis beli rumah
TOD Adhi Karya tawarkan hunian kurangi penggunaan kendaraan pribadi