Suku bunga KPR makin mencekik masyarakat
Rata-rata suku bunga KPR perbankan sudah double digit.
Kondisi perekonomian saat ini memaksa Bank Indonesia (BI) secara bertahap menaikkan suku bunga acuannya atau BI Rate sebesar 1,75 basis poin dari 5,5 persen menjadi 7,5 persen. Kebijakan ini otomatis mendorong perbankan menaikkan suku bunga simpanan, disusul dengan kenaikan suku bunga kredit, termasuk Kredit Pemilikan Rumah.
Naiknya suku bunga KPR membuat nasabah harus rela membayar lebih mahal cicilan rumah setiap bulannya. Bahkan ada yang mengurungkan niat mencicil pembelian rumah. Beban tersebut masih ditambah dengan inflasi, yang secara tahunan mencapai 8,22 persen. Harga rumah yang bisa melonjak hingga 20 kali lipat ditambah inflasi yang meroket, menjadikan keinginan untuk membeli rumah hanya sebatas mimpi.
-
KPR Kilat BRI itu apa? Sebagai informasi, program KPR Kilat BRI adalah pembiayaan KPR BRI dengan jangka waktu pendek sampai dengan 5 tahun.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditasnya di tengah kenaikan BI Rate? “Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,” tambahnya.
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Siapa yang bisa mengajukan KPR di BRI? BRI memiliki berbagai program KPR, yang ditujukan kepada perseorangan sebagai solusi kemudahan dalam memiliki hunian, seperti rumah tinggal, apartemen, ruko atau rukan, baik melalui developer atau non developer.
-
Apa tujuan utama dari KPR BRI? Kredit Pemilikan Rumah (KPR) BRI adalah salah satu solusi bagi calon pemilik rumah untuk mewujudkan impian miliki hunian idaman mereka, terutama bagi kalangan milenial dan Gen Z.
-
Bagaimana cara mendapatkan KPR Kilat BRI? Segera ajukan lewat homespot.id sebagai langkah cerdas kepemilikan rumah idaman kamu, ya!
Salah satu nasabah KPR FLPP bank BUMN, Firda mengaku beruntung memiliki cicilan KPR dengan suku bunga flat selama 10 tahun. Dengan demikian, besarnya cicilan yang harus dibayar setiap bulan sudah bisa diperhitungkan sebelumnya.
"Nggak naik cicilan, soalnya flat FLPP 10 tahun. Tiap bulan hampir Rp 800.000," kata Firda kepada merdeka.com, Selasa (4/2).
Meski cicilan KPR Firda tidak bertambah, namun alokasi dana yang dikeluarkan tetap membesar lantaran kenaikan harga-harga yang menyebabkan inflasi mencapai angka lebih dari 8 persen.
"Porsi uang yang dikeluarkan jadi lebih besar. Kalau kemarin-kemarin kan yang disimpan atau diinvestasikan lumayan banyak, sekarang tergerus," jelas Firda.
Berbeda dengan Firda, Putra mengaku sempat berpikir ulang untuk mengajukan KPR dalam kondisi suku bunga tinggi seperti saat ini. Namun dia terpaksa mengambil risiko harus membayar mahal untuk suku bunga KPR.
"Tetap mengajukan cuma tinggal hitung-hitungan risiko. Kalau nanti-nanti sama aja tidak bisa punya rumah," ungkap Putra.
Hampir semua bank menaikkan suku bunga KPR. Rata-rata suku bunga KPR sudah double digit. Direktur Utama Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan, perseroan menaikkan suku bunga kredit untuk semua segmen, mengikuti kenaikan BI Rate. "Kami sudah menaikkan kurang lebih 1 persen," kata Parwati.
Asosiasi pengembang perumahan, Real Estate Indonesia (REI) mengaku harga bahan baku rumah yang terus meningkat, tidak sesuai dengan harga rumah murah yang telah dipatok oleh pemerintah sekitar lima tahun lalu. Harga jual rumah tersebut dinilai terlalu rendah.
"Sekarang harga rumah murah Rp 88 juta dan itu masih dibangun REI dan berlaku sampai saat ini. Cari mobil yang Rp 100 juta saja sudah susah. Berat bagi pengembang untuk menyediakan rumah murah dengan harga itu," ujar Eddy beberapa waktu lalu.
Indonesia masuk kategori negara dengan kebutuhan perumahan yang cukup besar. Sekitar 2,75 juta kebutuhan perumahan di Indonesia, sedangkan yang mampu dipenuhi hanya sedikit. REI sendiri mematok pembangunan Rumah untuk masyarakat kelas menengah ke bawah sekitar 150.000 tahun ini dengan dana sekitar Rp 200 triliun.
Berikut suku bunga KPR yang berlaku di beberapa bank. Namun, suku bunga KPR tersebut belum memperhitungkan komponen premi risiko yang besarannya tergantung masing-masing bank.
Bunga KPR:
BRI: 10,25 persen
Bank Mandiri: 11 persen
BNI: 11,10 persen
BTN: 11 persen
BCA: 10,5 persen
Bank: Danamon 12 persen
CIMBNiaga: 10,8 persen
Permata Bank: 12,5 persen
Panin Bank: 10,73 persen
OCBCNisp: 12,5 persen
BII: 10,77 persen
Bank BJB: 8,93 persen
Bank DKI: 10,8 persen
(mdk/noe)