Tahun ini, Pertamina targetkan jual pertalite 15.000 KL per hari
Jumlah ini naik 275 persen dibandingkan realisasi penjualan 2015 sebanyak 4.000 KL.
PT Pertamina (Persero) menargetkan penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite sebesar 15.000 kiloliter (KL) per hari pada 2016. Jumlah ini naik 275 persen dibandingkan realisasi penjualan 2015 sebanyak 4.000 KL.
Selain pertalite, Pertamina juga memproyeksikan peningkatan penjualan produk pertamax series, seperti pertamax, pertamax plus dan pertamax dex. Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan tantangan Pertamina dalam pemasaran BBM saat ini adalah peralihan masyarakat dari pengguna premium ke pertamax atau pertalita. Apalagi, kata dia, harga minyak dunia saat ini tengah mengalami penurunan.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
-
Bagaimana Pertamina akan meningkatkan kualitas BBM Pertalite? Pertamina akan mengeluarkan Pertamax Green 92, dengan mencampur Pertalite dgn Ethanol 7 persen.
-
Bagaimana cara Pertamina memastikan penyaluran BBM subsidi tepat sasaran? ia menambahkan, Pertamina Patra Niaga terus mendukung upaya pemerintah agar penyaluran BBM subsidi tepat sasaran. Dengan cara melakukan pendataan pengguna BBM Subsidi melalui pendaftaran QR Code pada laman www.subsiditepat.mypertamina.id.
"Hingga saat ini, pertalite telah dipasarkan di 2.133 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam kurun waktu kurang dari lima bulan sejak diluncurkan," kata dia di Jakarta, Minggu (17/1).
Menurut dia, pertalite yang mulai dipasarkan Pertamina pada Juli 2015 memiliki research oktane number (RON) 90 atau lebih tinggi dibanding premium yang memiliki RON 88. Saat ini Pertamina menjual pertalite Rp 7.900 per liter, premium Rp 7.050 per liter dan pertamax Rp 8.500 per liter.
Selain memacu penjualan BBM, Pertamina akan mengoptimalkan peran SPBU untuk memasarkan seluruh produk-produknya, seperti pelumas dan elpiji. Pertamina juga akan mengembangkan strategi channel modern untuk memasarkan produk-produk ritelnya. SPBU akan dikembangkan seperti restoran-restoran cepat saji yang bisa melayani pesan antar. Untuk itu, Pertamina telah menggandeng GoJek. "Sekarang kita benahi sistem teknologi informasinya. Jadi produk-produk yang dijual Pertamina bisa langsung sampai ke konsumen," jelas dia.
Sementara itu, Pakar Pemasaran Rhenald Kasali mengatakan Pertamina diuntungkan oleh jaringan infrastruktur yang sudah masif di seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu, pemasaran produknya tidak banyak mengalami kesulitan.
"Sekarang tinggal bagaimana mengembangkan teknologi agar produk-produk yang dipasarkan bisa memenuhi kebutuhan konsumen," kata Rhenald.
Menurut Rhenald, Pertamina telah melakukan langkah tepat dengan meluncurkan produk pertalite untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan premium dengan RON lebih tinggi.
(mdk/sau)