Tak punya transportasi, ekspor 1.500 domba asal RI ke Malaysia nyaris batal
Mestinya, sesuai jadwal, pengiriman 1.500 ekor domba ini dilakukan Juli kemarin. Namun, tak satupun moda transportasi, baik laut maupun udara yang siap digunakan untuk mengirim hewan ternak.
Indonesia nampaknya belum siap melakukan ekspor ternak ke luar negeri. Salah satu hal penghalang ialah belum adanya transportasi pendukung. Buktinya, pengiriman 1.500 dari 60.000 ekor domba pesanan Malaysia selama satu tahun, nyaris batal berangkat.
Mestinya, sesuai jadwal, pengiriman 1.500 ekor domba ini dilakukan Juli kemarin. Namun, tak satupun moda transportasi, baik laut maupun udara yang siap digunakan untuk mengirim hewan ternak.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan ekspor pertanian? Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan bahwa kegiatan ekspor pertanian akan terus ditingkatkan dengan mendorong pengembangan hilirisasi produk jadi sesuai arahan Wapres "Oleh karena itu kemajuan kita dalam ekspor harus lebih kuat. Kita tidak boleh kalah dengan negara lain. Dan ini suatu kebanggan Karena apa yang kita lakukan ini lahir dari sebuah proses dan kerja keras," jelasnya.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Bagaimana upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan ekspor pertanian? Kementerian Pertanian selama ini telah berupaya untuk melakukan upaya - upaya peningkatan ekspor.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
Alasannya, puluhan ribu ekor domba milik peternak asal Jawa Timur yang diekspor ke Kuala Lumpur, Malaysia ini baru pertama dilakukan. Sehingga Indonesia 'demam pasar’.
"Masih proses (menyiapkan transportasi). Ada kemarin perintahnya eselon dua dari Pak Menteri (Adi Amran Sulaiman) proses mencarikan," dalih Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, M Musyafak Fauzi, Kamis (2/8).
Padahal, penandatanganan ekspor-impor 60.000 ekor domba antara PT Inkopmar Cahaya Buana (ICB) yang mewakili Indonesia dengan Ternakan Kamran Trading SDN BHD asal Malaysia sudah diteken lama. Bahkan pada 28 Juni lalu di Kandang Karantina Tandes, Surabaya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang malaunching pengiriman perdana 5.000 dari 60.000 ekor domba pesanan Negeri Jiran itu via kapal laut.
Saat itu, dalam pidatonya, Mentan menolak dukungan Malaysia soal logistik di bidang transportasi. Justru, Amran dengan tegas mengatakan, dia tidak suka melihat pengusaha Indonesia, khususnya anak muda yang cengeng, sedikit kesulitan, minta bantuan sana-sini. Tidak mandiri.
Melalui Kementerian Pehubungan (Kemenhub), Amran menjanjikan kalau pemerintah akan menyiapkan Kapal Cemara III yang merupakan Catle Ship untuk kerbau atau sapi. Tapi sudah dikonversi untuk mengangkut kambing atau domba.
Saat ini, pihak Malaysia akan mengirimkan Pesawat Air Bus 330-200F Maskargo untuk mengangkut domba-domba pesanannya melalui Bandara International Juanda Surabaya di Sidoarjo. "Yang jelas untuk sementara ini pihak Malaysia yang menyediakan transportasi. Ya masalah kesiapan dan waktu saja," tandas Musyafak.
Sementara CEO PT ICB, Rio Lukman mengungkap, selain kendala transportasi, tidak adanya selter khusus juga menjadi masalah dalam proses pengiriman hewan ternak. "Di Indonesia belum ada selter khusus hewan. Sehingga kami sempat merasa kesulitan," ucap Rio.
Namun, Rio bersyukur, saat hendak mengirim ribuan domba ke Malaysia via penerbangan carter yang kali pertama ini, pihak bandara mengizinkan packing di area parkir cargo.
Sementara terkait pengiriman melalui jalur udara, Rio mengaku jauh lebih menguntungkan dibanding dengan kapal. "Pertama, proses pengirimannya bisa lebih cepat, kemudian angka kematian lebih kecil, dan traumatik hewan juga lebih rendah," tandasnya.
Informasi saja, kerja sama ekspor-impor 60.000 ekor domba selama satu tahun di 2018, antara PT ICB dengan perusahaan asal Malaysia pimpinan Dato’ Raghu Raman TP Loganathan ini merupakan yang kali pertama.
Nilai total domba yang diekspor mencapai sekitar Rp 108 miliar dengan skema transfer Rp 9 miliar perbulan atau pengiriman 5 ribu ekor pershipment. Sehingga, selama 12 bulan, target pengiriman 60 ribu domba bisa terpenuhi.
Baca juga:
Saran untuk pemerintah jika ingin perbaiki defisit transaksi berjalan dari batubara
Menko Darmin: Inflasi inti tinggi disebabkan masuknya barang impor
Sektor perdagangan RI diprediksi terus tertekan hingga akhir 2018
Ekonom sayangkan rencana perpanjangan masa tax holiday hingga 50 tahun
Ini strategi pemerintah tekan laju impor
Pakai teknologi terkini, mesin pertanian karya anak bangsa tak kalah dari milik asing