Tak sesuai kemauan Jokowi, LRT DKI diprediksi siap operasi di 2019
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Cawang-Cibubur dipastikan siap beroperasi pada Maret 2019. Menteri Budi menjelaskan tahap awal pembangunan baru sampai Cibubur, tetapi ke depannya akan dilanjutkan sampai Bogor.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Cawang-Cibubur dipastikan siap beroperasi pada Maret 2019. Pada pengerjaan LRT tahap pertama ini, rute yang dibangun meliputi Cibubur-Cawang sepanjang 14,5 kilometer telah mencapai progres 17 persen, Bekasi Timur-Cawang sepanjang 17,1 kilometer mencapai progres 12 persen, dan Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 kilometer dengan progres sekitar dua persen.
"Secara teknis dengan progres 12 persen, kita harapkan LRT selesai pada pertengahan 2018 untuk infrastruktur dan sisanya delapan bulan untuk penyelesaian 'installment' (pemasangan) 'rolling stock' (sarana) dan sistemnya," katanya seperti dikutip dari Antara, Jakarta, Senin (9/1).
Menteri Budi mengapresiasi pembangunan LRT yang sudah menggunakan teknologi terbaru yakni Precast. Sementara itu, untuk pengerjaan rute Cawang-Cibubur menggunakan teknologi U-Shape Girder yang panjangnya 30 meter.
"Ada suatu teknologi baru Precast dengan bentang yang cukup panjang yaitu setinggi 30 meter, kita lebih maju karena teknologi ini baru digunakan oleh beberapa negara di Asia seperti China, Hongkong, Singapura dan Jepang," katanya.
Dia juga menjelaskan, selain jalur (trek), juga disediakan alokasi untuk penggunaan (utilitas) guna menunjang pengoperasian LRT. "Selain ada trek untuk kereta, juga telah disediakan satu alokasi untuk utilitas seperti kabel telepon, 'fiber optic'," ujarnya.
Moda angkutan massal ringan itu rencananya akan menghubungkan Jakarta dengan kota-kota sekitarnya yakni Bogor, Depok dan Bekasi (Jabodebek).
Menteri Budi menjelaskan tahap awal pembangunan baru sampai Cibubur, tetapi ke depannya akan dilanjutkan sampai Bogor. Sebab, sekitar 800.000 penumpang Commuter Line di Jabodetabek, 30 persennya berasal dari Bogor.
Karena itu, dia mengatakan akan dilakukan manajemen antarmoda dengan baik antara kereta api, jalan dan LRT.
Jalur pembangunan LRT Cawang-Cibubur merupakan lintas pelayanan satu sepanjang 14,5 kilometer dengan pembiayaan melalui dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya.
Namun, Menteri Budi menuturkan bahwa akan ada opsi tahun depan akan dibiayai dengan alternatif pembayaran lain yang saat ini tengah didiskusikan dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Kami sudah memberikan surat jaminan bahwa proyek ini direncanakan oleh Kemenhub dan dilaksanakan oleh PT Adhi Karya dengan opsi pembayaran sebagian dari APBN tahun ini dan untuk tahun depan ada beberapa alternatif pembiayaan yang didiskusikan dengan seluruh 'stakeholders' (pemangku kepentingan) seperti Bappenas dan Kemenkeu," katanya.
Menteri Budi berharap dengan adanya LRT akan membantu masyarakat Bogor, Depok dan Bekasi untuk mendapatkan transportasi yang nyaman dan banyak pilihan.
"Harapannya dengan adanya LRT, masyarakat Bogor, Depok dan Bekasi mendapatkan solusi dalam transportasi, yang juga akan terintegrasi dengan MRT," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk mengebut dalam menggarap pembangunan proyek moda transportasi massal berbentuk kereta layang ringan atau Light Rail Transit (LRT). Presiden Jokowi ingin proyek ini dapat diselesaikan sebelum perhelatan Asian Games 2018 mendatang.
"Kami harap sebelum Asian Games 2018 sudah selesai. Beliau (Presiden Jokowi) juga ingin kebut," ujar Ahok saat berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Baca juga:
Menhub Budi sebut LRT Palembang lebih cepat dari Jakarta
Menhub Budi: LRT pakai teknologi baru setara Jepang dan Hong Kong
Jurus BPJT atasi macet tol Cikampek akibat pembangunan jalan layang
Memantau pembangunan jalur LRT di Tol Jagorawi
Proyek LRT ditargetkan rampung jelang Asian Games 2018
PLN Siap dukung pasokan listrik untuk Asian Games 2018
Menhub Budi curhat soal proyek Patimban & LRT ke Darmin, ini isinya
-
Kenapa LRT Jabodetabek diharapkan dapat mengurangi kemacetan? Resmi dibuka pada 28 Agustus 2023 oleh Presiden Joko Widodo, LRT Jabodetabek memberikan pilihan transportasi modern yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta memudahkan mobilitas bagi para pekerja dan penduduk di sekitar stasiun.
-
Apa solusi yang diusulkan Jokowi untuk menutup kerugian MRT dan LRT? Jokowi menilai sistem jalan berbayar elektronik atau "electronic road pricing" (ERP) dapat menjadi sumber penerimaan daerah yang dapat menutup kerugian tersebut."Akhirnya ketemu ditutup dari ERP atau electronic road pricing. Ketemu, ya sudah, diputuskan dan saya putuskan. Dan itu keputusan politik, bahwa APBN atau APBD sekarang masih suntik Rp800 miliar itu adalah memang adalah kewajiban. Karena itu pelayanan, bukan perusahaan untung dan rugi," kata Jokowi.
-
Kapan LRT Jabodetabek resmi dibuka? Resmi dibuka pada 28 Agustus 2023 oleh Presiden Joko Widodo, LRT Jabodetabek memberikan pilihan transportasi modern yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan serta memudahkan mobilitas bagi para pekerja dan penduduk di sekitar stasiun.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Bagaimana LRT Jakarta Fase 1B akan meningkatkan penggunaan transportasi publik? Pembangunan jalur LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome – Manggarai) bertujuan mendukung Manggarai sebagai stasiun sentral."Kami berharap pembangunan LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai menjadi solusi kemacetan dan meningkatkan penggunaan transportasi publik, sehingga mengurangi kemacetan di Kota Jakarta," kata dia.
-
Apa tujuan dari upacara pengeruwakan dalam proyek LRT Bali? "Ngeruwak itu, adalah upacara untuk memulai semua kegiatan termasuk groundbreaking," kata Direktur Utama PT. Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ) I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra."Tujuannya adalah untuk melakukan pembersihan secara skala dan niskala (spiritual) sehingga mendapatkan perlindungan dari pemilik alam semesta," jelasnya.