Tanda Tangan Digital Diklaim Lebih Aman, Ini Sebabnya
"Justru kalau kita pakai tanda tangan digital seharusnya lebih secure dari tanda tangan basah. Karena kalau tanda tangan basah, kalau saya tanda tangan, saya bisa ngaku itu bukan tanda tangan saya, kalau di pengadilan pakai teknologi grafologi justru kalau tanda tangan digital lebih secure."
Co-Founder Privy Identitas Digital (PrivyID), Guritno Adi Saputro membeberkan sejumlah keuntungan dalam penggunaan tanda tangan digital. Salah satunya adalah keamanan data pengguna aplikasi PrivyID akan terjamin melalui teknologi asymmetric cyrptography, dibandingkan dengan yang konvensional.
"Justru kalau kita pakai tanda tangan digital seharusnya lebih secure dari tanda tangan basah. Karena kalau tanda tangan basah, kalau saya tanda tangan, saya bisa ngaku itu bukan tanda tangan saya, kalau di pengadilan pakai teknologi grafologi justru kalau tanda tangan digital lebih secure," kata Guritno saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/12).
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Apa yang ditawarkan Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran? Dalam rangka tema HUT tahun ini, yaitu Jakarta sebagai Kota Global Dengan Berjuta Pesona, Adira Finance hadirkan Kampung Adira di Jakarta Fair dengan tujuan menyediakan solusi finansial yang unik dan mempesona bagi para pengunjung melalui sinergi dengan ekosistem.
-
Kenapa OJK meluncurkan roadmap Fintech P2P lending? Peluncuran roadmap ini merupakan upaya OJK untuk mewujudkan industri fintech peer to peer (P2P) lending yang sehat, berintegritas, dan berorientasi pada inklusi keuangan dan pelindungan konsumen serta berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional.
-
Kenapa Adira Finance hadir di Jakarta Fair Kemayoran? "Komitmen terhadap Pelanggan Harry Latif, Direktur Portofolio Adira Finance, menjelaskan bahwa kehadiran Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran adalah sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk terus mendekatkan diri dengan pelanggan melalui beragam solusi keuangan yang bersinergi dengan ekosistem. Upaya ini dilakukan agar pelanggan dapat merasakan pengalaman terbaik melalui produk inovatif serta berbagai program menarik."
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
-
Kapan Bank Jago mulai berinovasi dan menghadirkan aplikasi keuangan? Berdiri Sebagai Bank Artos pada 1992 Akar dari bank digital yang satu ini adalah PT Bank Artos Indonesia yang berdiri pada 1992 di Bandung.
Guritno menyebut untuk menjamin keamanan data sendiri, pihaknya telah menggunakan infrastruktur teknologi yang super canggih. Nantinya, seluruh data user PrivyID akan ditempatkan di dalam sebuah software yang dijamin keamanannya.
"Di situ tempat untuk menyimpan e-user jadi kalau dihack itu mesin akan otomatis self distract menghapus data-data termasuk ketika kita mengangkat sedikit saja langsung terhapus datanya, jadi pengamanan selain software juga hardware," ungkapnya.
Untuk memperkuat keamanan pengguna, PrivyID juga membekali para usernya dengan dua kunci keamanan. Ketika user ingin melakukan penandatanganan dokumen perlu masuk dengan menggunakan id dan one time paswword. "Ketika tanda tangan dokumen dia harus pakai dua verifikasi. Dan proses dokumen diencrypt sehingga sulit menyangkal tidak tandatangan. Tapi intinya saya menjamin akan lebih secure pakai tanda tangan digital," pungkasnya.
Di lain hal, Guritno mengatakan bahwa peluang bisnis tanda tangan digital mulai berkembang seiring dengan berkembangnya industri fintech di tengah masyarakat.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap kehadiran tanda tangan digital.
"Kalau untuk mengajak masyarakat sendiri untuk menggunakan PrivyID pasti akan sulit. Karena, pandangan masyarakat sendiri yang masih lebih suka dengan tanda tangan langsung di kertas. Dengan adanya dukungan dari OJK melalui aturan bahwa semua fintech wajib menggunakan tanda tangan digital dan dukungan dari Kominfo berupa sosialiasi bahwa tanda tangan digital dapat digunakan oleh masyarakat, pastinya sangat membantu sektor industri ini serta menciptakan potensi bisnis yang lebih besar," ungkap Guritno.
Hingga saat ini, tanda tangan digital sudah dimiliki oleh perusahaan pemerintah seperti BSSN dan BPPT, dan pada perusahaan swasta baru dimiliki oleh PrivyID. Meskipun demikian, Guritno tidak memungkiri peluang adanya pesaing mulai membesar.
"Dengan adanya dukungan dari Kominfo dan OJK pastinya mendorong pesaing untuk membuka bisnis yang sama. Namun, PrivyID kan sudah mulai dari awal, jadi kita menjaga kualitas yang sudah ada saja terutama kualitas keamanan data nasabah. Dari awal kami telah menggunakan teknologi dengan standar internasional, jadi baik masyarakat maupun perusahaan fintech tidak perlu ragu lagi masalah keamanan yang ada," kata Gurinto.
PrivyID, sebuah startup yang rilis pada 2016 memiliki target pada sektor multifinance, personal dan perbankan. Dengan tarif Rp 3.500 per dokumen untuk personal dan Rp 50.000 per bulan untuk perusahaan yang sudah berlangganan, PrivyID telah menjadi perusahaan pertama yang mengantongi sertifikasi keamanan informasi berstandar ISO/IEC 27001:2013.
(mdk/idr)