Target Ekspor 7 Juta Ton CPO, GAPKI Minta Pemerintah Nego Bea Masuk dengan India
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan untuk bisa meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ke India hingga 7 juta ton. India sejauh ini memang merupakan importir minyak kelapa sawit terbesar.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menargetkan untuk bisa meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) ke India hingga 7 juta ton. India sejauh ini memang merupakan importir minyak kelapa sawit terbesar.
"Kita harapkan bisa kembalikan India yang selama ini sebagai importir CPO paling tinggi. Kita harapkan ekspor ke sana bisa kembali ke 7 juta ton," ungkap Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono di Jakarta, Selasa (9/7).
-
Bagaimana proses ekspor telur ke Singapura? Ekpor ini berjalan melalui proses audit dan penilaian yang dilakukan oleh Singapura Food Agency (SFA), hingga pada 5 April 2023 SFA menyetujui Indonesia untuk melakukan ekspor telur konsumsi ke Singapura.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Kapan Indonesia memulai ekspor telur ke Singapura? Mentan SYL, menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang diekspor ke Singapura? Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi diekspor ke Singapura dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M.
-
Siapa Eko Prawoto? Dilansir dari Wikipedia, Eko Prawoto merupakan seorang arsitek legendaris dari Indonesia. Pria kelahiran Purworejo, Agustus 1958 itu menerjuni dunia arsitektur sejak menjadi mahasiswa Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977.
Mukti mengatakan, pada 2017, Negeri Bollywood ini mendatangkan sebanyak 7 juta ton CPO, namun menurun 300.000 ton menjadi 6,7 juta ton pada 2018.
Adapun terpangkasnya jumlah impor pada tahun lalu disebabkan oleh pengenaan bea masuk terhadap produk CPO ke India yang meninggi dari 30 persen menjadi 45 persen, serta produk turunannya dari 40 persen jadi 50 persen per 1 Maret 2018. Kebijakan tersebut sengaja dibuat guna melindungi industri minyak nabati domestik di negara itu.
Menyikapi situasi ini, Pemerintah RI sebenarnya telah memancing India agar bisa bernegosiasi untuk menurunkan bea masuk CPO. Yakni dengan memangkas tarif bea masuk produk gula mentah (raw sugar) yang didatangkan dari India menjadi 5 persen.
Oleh karenanya, Mukti meminta pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan untuk bernegosiasi memberi kelonggaran terhadap tarif bea masuk produk CPO dari Indonesia ke India.
"Yang jelas Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita) harus bisa lobi mereka. Itu kan antara dua negara nih, kita sudah beri kelonggaran biar gula dari India bisa masuk," ujar dia.
"Mestinya mereka juga beri kelonggaran supaya impor tarifnya bisa turun. Paling tidak sama dengan Malaysia. Kita kena 45 persen (untuk ekspor produk CPO), dia kena 40 persen," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Apkasindo Ajak Petani Kelapa Sawit Melek Teknologi
22 Gubernur Diimbau Buat Aturan soal Tata Niaga Kelapa Sawit
Malaysia akan Tindak Sekolah yang Sebar 'Propaganda Anti Minyak Sawit'
Industri Oleokimia Salah Satu Peraih Insentif Pajak Terbanyak
Cerita Kemenperin Genjot Industri Oleokimia Dalam Negeri
55 Persen Dana Pungutan Ekspor Sawit Didorong untuk Petani
Petani: Pungutan Ekspor CPO Hanya Untungkan Produsen Biodiesel