Ternyata Ini Rahasia Indonesia Bisa Sabet Peringkat Tiga Negara Kompetitif di ASEAN
Keberhasilan hilirisasi nikel yang mampu mengerek ekonomi daerah sentra pengolah nikel.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap Indonesia merupakan negara kompetitif. Ini didasari Indonesia yang berada di peringkat ketiga sebagai negara kompetitif di antara negara-negara Asia Tenggara.
Airlangga menuturkan kenaikan peringkat daya saing Indonesia sebelumnya berada di peringkat 34, kemudian naik ke posisi 27. Penyempurnaan regulasi hingga kemudahan berusaha disebut-sebut menjadi faktor penentu.
- Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8%, Pemerintah Terus Gencar Hilirisasi Nikel dalam Negeri
- Begini Strategi Pemerintaha Prabowo-Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Mantan Menkeu Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh 7%, Tapi Ini Syaratnya
- Meski Harga Terus Merosot, Investasi Hilirisasi Nikel Tetap Diincar Bank Dalam Negeri
"Penyempurnaan regulasi dan prosedur kemudahan berusaha juga merupakan wujud keseriusan pemerintah dalam melakukan reformasi struktural," ucap Menko Airlangga dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Kamis (25/7).
Dia mengatakan, mengacu pemeringkatan IMD, Indonesia berada pada posisi 27 dari 67 negara. Naik 7 peringkat dari posisi sebelumnya pada 2023 lalu.
Pada konteks Asia Tenggara, Indonesia masuk dalam jajaran 3 besar, hanya di bawah Singapura yang menempati peringkat 1 dan Thailand di peringkat 25 secara global.
"Di Asia Tenggara, daya saing Indonesia masuk tiga besar menyusul Singapura dan Thailand," kata Menko Airlangga.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap kunci dalam mengejar visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, hilirisasi mineral bisa jadi salah satunya.
Dia mengatakan, transformasi ekonomi menjadi hal penting dalam mengejar ambisi tersebut. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, transformasi ekonomi merupakan salah satu langkah penting yang perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ungkapnya.
Salah satu transformasi yang dilakukan pemerintah, kata dia, adalah hilirisasi tambang untuk komoditas mineral.
Dia memamerkan keberhasilan hilirisasi nikel yang mampu mengerek ekonomi daerah sentra pengolah nikel.
"Kami telah memulai dan mendengar keberhasilan kebijakan hilirisasi nikel," ujarnya.
Berkaca pada dampak positif yang berhasil dicatatkan itu, Menko Airlangga mengungkap langkah hilirisasi komoditas mineral lainnya. Sebut saja hilirisasi tembaga hingga pasir silika.
Dia mengatakan, keduanya bisa bermanfaat dalam pengembangan energi baru terbarukan. Mengingat Indonesia tengah mengejar upaya transformasi ke kendaraan listrik.
"Kami juga akan mengembangkan mineral penting lainnya seperti tembaga, turunan pasir silika yang berguna untuk pengembangan energi terbarukan," urai Menko Airlangga Hartarto.
Pada konteks pertumbuhan ini, Menko Airlangga turut menyinggung ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen di 2024 ini. Angka tersebut naik dari realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen sepanjang 2023.
"Kita bersyukur perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2023 meskipun perekonomian global sedang melemah. Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun 2024 dengan konsumsi domestik diperkirakan akan tetap menjadi kontributor utama PDB," paparnya.
Dia menyebut, pemerintah Indonesia telah mencanangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 dengan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
"Bonus demografi dan kepercayaan internasional merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045," tegasnya.