Timah bakal bangun pabrik pengolahan mineral tanah jarang Rp 100 M
Pabrik yang berlokasi di Bangka Barat akan mulai dibangun pada 2017.
Sekretaris Perusahaan Timah, Agung Nugroho mengatakan bakal membangun pabrik pengolahan mineral tanah jarang, atau rare earth berskala industri. Pabrik yang berlokasi di Bangka Barat akan mulai dibangun pada 2017.
"Pabrik tersebut berkapasitas 500 ton per tahun dengan investasi sebesar Rp 100 miliar. Jadi kalau proses penelitian dan pengembangan sudah selesai, kami harap di 2017 sudah mulai konstruksi," ujar Agung di Jakarta, Kamis (7/4).
-
Apa yang diraih oleh Timnas Malaysia? Tim nasional Malaysia berhasil mengangkat trofi juara di ajang Pestabola Merdeka 2024, sebuah turnamen yang diselenggarakan secara rutin oleh FAM (seperti PSSI di Indonesia).
-
Kapan Timnas AMIN diumumkan? Pasangan bakal capres dan bakal cawapres Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) resmi mengumumkan tim nasional (timnas) pemenangan pada Pilpres 2024 mendatang.
-
Siapa kapten Timnas AMIN? Kapten timnas AMIN dipimpin mantan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus.
-
Bagaimana Timnas Indonesia berhasil menahan gempuran beruntun dari Australia? Timnas Indonesia menunjukkan pertahanan yang sangat baik untuk menahan gempuran beruntun dari Australia saat kedua tim bermain imbang 0-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa malam (10/9/2024).
-
Kapan PT Timah mengalami kerugian? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Bagaimana PT Timah mengalami kerugian? Perusahaan berkode saham TINS ini mencatat rugi sekitar Rp450 miliar.Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun. "Produksi menurun ditambah parah lagi harga jual timah juga menurun sehingga pendapatan itu jomplang jauh sekali," kata Virsal dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (2/4). Pada saat yang sama, kata dia, beban operasional perusahaan masih tetap tinggi. Sehingga ada perbedaam cukup besar antara pendapatan dan beban operasional tadi.
Pihaknya terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk membangun pabrik pengolahan mineral tanah jarang. Selain itu, perseroan juga menemukan kandungan produk lainnya dari thorium yang jauh lebih berharga dari mineral tanah jarang.
"Karena saat ini yang sudah berhasil itu adalah tanah jarang dalam skala mini plantnya. Nah, yang Rp 100 miliar untuk bangun pabrik mini plant. Apabila thorium mencapai hasil yang kita harapkan tentu saja investasi dan pembangunannya lain lagi," jelas dia.
Agung menambahkan mineral thorium yang ditemukan itu lebih berharga dari hasil pengelolahan mineral tanah jarang. Namun, kendalanya terdapat dalam payung hukum untuk mengembangkan eksploitasi mineral tersebut.
"Yang kita harapkan disini adalah aturan-aturan yg mendukung hal tersebut. Jadi kita siapkan dulu lalu aturan sudah jalan kita langsung tancap," pungkas dia.
Baca juga:
Laba 2015 merosot, PT Timah tetap sebar dividen Rp 30,47 miliar
Direktur Keuangan PGN diangkat jadi bos PT Timah
BKPM kawal realisasi smelter bauksit di Kalimantan Barat
Menteri Sofyan lebih senang Newmont diambil BUMN
Cegah PHK, Asosiasi bauksit minta pemerintah cabut larangan ekspor
ESDM: Penerimaan negara kena imbas dari anjloknya harga komoditas