Tingkat Keterisian Hotel di Yogyakarta Diprediksi Capai 90 saat Libur Akhir Tahun
Puncak okupansi tersebut akan terjadi pada 28 Desember hingga 2 Januari 2020, sedangkan grafik kenaikan tamu untuk libur panjang akhir tahun sudah akan terjadi sejak 20 Desember.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap optimistis okupansi hotel pada libur akhir tahun bisa mencapai 90 persen. Padahal, pemerintah menghapus cuti bersama pada akhir tahun ini.
"Perlu dicatat bahwa angka 90 persen ini bukan dari total kamar yang ada di sebuah hotel, tetapi dari total kamar yang diizinkan untuk dioperasionalkan pada masa pandemi yaitu 70 persen dari total kamar," kata Ketua DPD PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana dikutip dari Antara Yogyakarta, Minggu (6/12).
-
Siapa yang merancang Hotel Indonesia? Bangunan Hotel Indonesia dirancang oleh arsitek Abel Sorensen, dan istrinya Wendy asal Amerika Serikat.
-
Kenapa Hotel Indonesia dibangun? Hotel ini dibangun atas gagasan dan perencanaan matang presiden RI pertama, Soekarno.
-
Kapan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda di Hotel Majapahit? Tempat Bersejarah Atap bangunan hotel jadi saksi perjuangan arek-arek Suroboyo merobek bendera Belanda Merah Putih Biru menjadi Merah Putih pada 19 September 1945.
-
Apa yang membuat Siantar Hotel menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah? Dulunya, hotel ini sempat dijadikan markas tentara Jepang dan Klijk Nederlands-Indisch Leger atau tentara KNIL dari pihak Belanda.
-
Kapan Hotel Indonesia diresmikan oleh Presiden Soekarno? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Dimana lokasi Siantar Hotel yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia? Hotel yang beralamatkan di Jalan W.R. Supratman Nomor 3 ini menjadi saksi bisu perjuangan berdarah masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Menurut dia, puncak okupansi tersebut akan terjadi pada 28 Desember hingga 2 Januari 2020, sedangkan grafik kenaikan tamu untuk libur panjang akhir tahun sudah akan terjadi sejak 20 Desember.
Deddy mengatakan, optimisme yang cukup tinggi tersebut disebabkan berbagai faktor, di antaranya masyarakat juga tetap membutuhkan waktu untuk berlibur pada masa pandemi Covid-19. "Banyak wisatawan yang menyampaikan bahwa berlibur tetap diperlukan. Sehat tidak hanya sehat jasmani tetapi sehat rohani dengan cara berlibur melepaskan penat," katanya.
Hingga saat ini, tamu yang menginap di hotel di DIY masih didominasi wisatawan yang berasal dari Pulau Jawa, paling banyak berasal dari Jawa Tengah, baru kemudian Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. "Tetapi ada juga tamu dari luar Pulau Jawa seperti dari Lampung juga cukup banyak, Sumatera Selatan, dan Sumatera Barat serta dari Kalimantan Timur," katanya.
Terapkan Protokol Kesehatan
Dia pun memastikan bahwa seluruh pelaku usaha hotel dan jasa akomodasi pariwisata akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat saat melayani tamu guna mencegah potensi penularan Covid-19, baik ke tamu maupun ke karyawan hotel dan restoran.
"Kami belajar banyak dari pengalaman menerima tahu sejak Agustus hingga Oktober. Pada saat itu masih banyak tamu yang merasa sudah non-reaktif dari hasil rapid test lalu tidak menjalankan protokol kesehatan yaitu tidak pakai masker," katanya.
Sesuai protokol yang berlaku, maka tamu tersebut akan diingatkan untuk memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya. "Jika masih tidak patuh, maka kami tidak akan menerimanya sebagai tamu," katanya.
Komitmen untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat tersebut, lanjut Deddy, sudah menjadi kesepakatan seluruh anggota PHRI DIY karena tidak ingin muncul klaster penularan dari hotel dan restoran.
Sebelumnya Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan wisatawan yang akan berkunjung ke Yogyakarta diminta memastikan kondisi kesehatannya dengan melakukan uji swab atau rapid test. "Bagi pelaku usaha jasa pariwisata juga diminta menerapkan protokol kesehatan secara disiplin sehingga wisatawan yang datang pun merasa lebih aman dan terlindungi," katanya.
(mdk/idr)