Tol di atas laut Jakarta-Surabaya butuh biaya Rp 150 triliun
Panjang jalan tol di Jakarta-Surabaya ini mencapai 775 kilometer.
Menteri BUMN Dahlan Iskan bersama konsorsium 19 BUMN menggelindingkan wacana untuk membangun jalan tol di atas laut dari Jakarta hingga Surabaya. IDe pembangunan tol ini berangkat dari kesuksesan pembangunan jalan tol di atas laut Bali.
Konsorsium 19 BUMN telah menandatangani perjanjian untuk melakukan studi pembangunan tol ini. Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq menyebutkan, butuh biaya sangat besar untuk membangun tol di atas laut sepanjang 775 km ini. Kebutuhan dana ditaksir mencapai Rp 150 triliun.
-
Dimana lokasi pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di IKN? Tim terpadu fokus mempercepat pembebasan lahan warga terdampak pembangunan infrastruktur pengendalian banjir di Kelurahan Sepaku, lanjut Alimuddin, serta lahan milik warga masuk areal pembangunan jalan bebas hambatan atau tol seksi 6A dan 6B di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku.
-
Apa yang dimaksud dengan jalan tol? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Kapan Danau Setu Patok dibangun? Adapun menurut sejarah, Setu Patok merupakan danau buatan dari yang sebelumnya merupakan leuwi atau bagian dari sungai.
-
Mengapa jalan tol dibangun di Indonesia? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar membangun infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Salah satunya jalan tol.
-
Kapan jalan tol IKN direncanakan dapat dilalui secara fungsional? "Akses menuju ikn mulai dapat dilalui secara fungsional pada juni dua ribu dua puluh empat, total keseluruhan pembangunan jalan bebas hambatan menuju ikn sepanjang tujuh puluh koma dua sembilan kilometer sehingga dengan panjang tersebut total besaran anggaran yang dibutuhkan mencapai tujuh puluh koma dua sembilan triliun rupiah tanpa tambahan uang pembebasan lahan," lanjutnya.
-
Apa saja infrastruktur yang dimaksud Gibran? Tujuan akhir dari infrastruktur sosial adalah terciptanya ekosistem yang mampu menekan angka stunting, yang berarti target dari kebijakan ini adalah para perempuan, ibu-ibu, dan anak-anak. “Surplus sumber daya manusia adalah berkah untuk bangsa. Maka, kita perhatikan betul dari kebutuhan mendasar seperti makan siang dan susu gratis untuk ibu hamil, siswa, dan santri. Kesehatan gizi rakyat harus terpenuhi karena kita ingin menghindari stunting, terutama sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun,” ujar dia.Sementara itu, infrastruktur fisik merujuk pada bantuan pemerintah dari aspek sarana dan prasarana guna menunjang terwujudnya SDM berkualitas di masa depan.
"Ini paling masalah regulasi. Ini kalau diberi konsesi jangan sampai overlap. Panjangnya sekitar 775 KM. Dananya bisa sampai Rp 150 triliun," kata Choliq di Gedung Sarinah, Jakarta, Kamis (3/10).
Konsorsium BUMN yang ikut dalam proyek ini terdiri dari BUMN perbankan, BUMN karya, BUMN asuransi dan lain sebagainya. Anak buah Dahlan yang terlibat dari proyek ini antara lain Jasa Marga, Adhi Karya, Waskita Karya, Wijaya Karya, Mandiri, BNI, BRI, BTN, Jamsostek, Taspen, Pembangunan Perumahan (PP), Brantas Abipraya, Istaka Karya, Pelindo II, Pelindo III, Semen Indonesia, Krakatau Steel.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Jasa Marga Adityawarman mengaku belum bisa memprediksi besaran kebutuhan pendanaan untuk membangun tol ini. Adit juga belum bisa memastikan apakah nanti tol ini sepenuhnya di atas laut atau menyatu dengan tol yang sudah ada.
"Belum, kita studi dulu ini 6 bulan," tegasnya. Rencana pembangunan tol ini baru sebatas ide dan baru akan ditindaklanjuti melalui proses studi. Pembangunan tol ini belum tentu mendapatkan izin dari pemerintah.