Tren Warga Jakarta Beli Tanah di Yogyakarta Sudah Berlangsung Lama
Kepemilikan rumah dan tanah oleh warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi perhatian khusus oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Harga yang melambung tinggi membuat warga setempat sulit membeli tanah.
Kepemilikan rumah dan tanah oleh warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi perhatian khusus oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Harga yang melambung tinggi membuat warga setempat sulit membeli tanah.
Menurut Sultan, tanah-tanah di Yogyakarta dibeli oleh banyak orang Jakarta, tanpa menawar.
-
Kapan Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri punya sejarah yang panjang. Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Bagaimana Yogyakarta mendapatkan status istimewa? Sejak pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949, Yogyakarta yang sejak tahun 1946 menjadi ibu kota negara hanyalah sebuah negara bagian di bawah naungan Republik Indonesia Serikat (RIS).
-
Mengapa Yogyakarta memiliki status istimewa? Sejarahnya bahkan sudah dimulai jauh sebelum undang-undangnya disahkan pada tahun 2012. Bahkan status keistimewaan itu sejatinya telah diperoleh sebelum kemerdekaan.
-
Apa kegiatan Atta Halilintar di Yogyakarta? Jadi, aku tuh ada acara, ada undangan di Yogyakarta. Kebetulan aku di Yogya dan di sini terkenal dengan wisata kulinernya, jadi aku yakin Yogya pasti the best buat makanan. Istri pun nitip makanan," pungkas Atta dalam live streaming di YouTubenya.
-
Di mana Jokowi membagikan sertifikat lahan dan memberikan hadiah sepeda? Presiden Jokowi menunjuk salah satu warga untuk membacakan Pancasila, usai membagikan 2.000 sertifikat lahan di Cilacap, Jawa Tengah.
-
Apa yang istimewa dari Yogyakarta? Pada zaman pendudukan Jepang, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta disebut dengan istilah Yogyakarta Kooti.
"Lah wong temen-temen Jakarta kalau beli tanah juga ora ngenyang (tidak menawar) ya gimana. Ya, makin tinggi, orang luar Jogja bisa beli, orang Jogja-nya enggak punya rumah," kata Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan, Kamis (6/4).
Pengamat properti Panangian Simanungkalit, tren orang-orang Jakarta membeli tanah di Yogyakarta sudah berlangsung sejak lama. Hal ini disebabkan karena Yogyakarta merupakan kota pusat pendidikan. Di mana banyak universitas ternama berada di sana.
"Sejak zaman dulu banyak mahasiswa asal Jakarta yang belajar di Jogja. Nah jadi banyak orang tua dari mahasiswa itu yang memiliki rumah sendiri di Jogja. Bahkan setelah anaknya lulus kuliah rumahnya pun tidak otomatis dijual," ujar Panangian kepada merdeka.com, Senin (10/4).
Dia mengatakan, banyak juga orang dari Jakarta yang punya usaha kos-kosan di Yogyakarta, karena tahu potensi bisnis kos-kosan yang sangat bagus di sana. "Jadi wajar saja kalo orang Jakarta menyukai properti di Jogja. Karena fenomena itu sudah terjadi sejak jaman dulu," ujarnya.
Sebelumnya, dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Yogyakarta tentang Statistik Perumahan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2022, hanya 54,25 persen warga Yogyakarta menempati rumah milik sendiri.
"Persentase rumah tangga di Kota Yogyakarta yang menempati rumah milik sendiri baru mencapai 54,25 persen," demikian penjelasan publikasi yang dikutip merdeka.com pada Jumat (7/3).
Persentase kepemilikan rumah milik sendiri di Kota Yogyakarta, lebih sedikit dibandingkan dengan Kabupaten atau Kota yang ada di Provinsi DIY. Di Gunungkidul, persentase kepemilikan rumah milk sendiri 95,65 persen, Kulonprogo 93,88 persen, Bantul 88,03 persen, Sleman 87,33 persen, DIY 85,50 persen, dan Yogyakarta 54,25 persen.
Kepadatan satu wilayah juga berakibat melambungnya harga properti. Ini juga yang membuat warga Kota Yogyakarta lebih memilik untuk tinggal di rumah sewa atau kontrak.
Dalam publikasi itu juga menyampaikan bahwa pada tahun 2022, persentase rumah tangga di wilayah pedesaan yang bertempat tinggal milik sendiri mencapai 94,94 persen. Angka ini cukup tinggi bila disandingkan dengan rumah tangga di perkotaan yang hanya sebesar 82,64 persen.
"Ini mengindikasikan bahwa lebih dari seperlima jumlah rumah tangga di wilayah perkotaan lebih memilih tinggal di rumah kontrak atau sewa atau lainnya."
Baca juga:
Survei BPS: Hanya 54 Persen Warga Lokal Yogyakarta Tinggal di Rumah Milik Sendiri
Menengok Harga Tanah di Yogyakarta Sampai Orang Jakarta Beli Tak Pakai Nawar
Kembangkan Fitur Titip Jual, Pinhome Jadikan Jual Rumah makin Mudah dan Murah
Hadirkan Ruko Ala New York, Summarecon Serpong Catat Penjualan Rp300 M dalam 2 Jam
Rusun Khusus Tunawisma di Bambu Apus yang Ramah Bagi Kelompok Rentan
LPKR Raup Pendapatan 2022 Rp14,8 Triliun, Sektor Real Estat Tumbuh 46 Persen