Utang Bengkak, Virus Corona, dan Rasio Pajak Terendah Sejak Era Orba
Ekonom, Faisal Basri, angkat bicara mengenai upaya pemerintah untuk menangani pandemi Virus Corona dengan mengandalkan utang. Menurutnya, utang membengkak karena penerimaan negara dari perpajakan terus menurun dari tahun ke tahun. Hal tersebut pun seolah tak mendapat perhatian dari pemerintah.
Ekonom, Faisal Basri, angkat bicara mengenai upaya pemerintah untuk menangani pandemi Virus Corona dengan mengandalkan utang. Menurutnya, utang membengkak karena penerimaan negara dari perpajakan terus menurun dari tahun ke tahun. Hal tersebut pun seolah tak mendapat perhatian dari pemerintah.
"Utang yang akan diissued pasti akan jauh lebih besar dari dana pemulihan ekonomi nasional karena pembayaran pajaknya turun terus. Ini tahun 2019 tax ratio kita turun terus dan tidak pernah dipermasalahkan," ujar Faisal dalam diskusi online, Jakarta, Senin (1/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi sel inang? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana cara virus menempel pada sel inang? Ekor merupakan bagian dalam struktur tubuh virus yang berfungsi sebagai alat untuk menempelkan diri pada sel inang. Ekor yang melekat di kepala ini umumnya terdiri atas beberapa tabung tersumbat yang berisi benang dan serat halus. Adapun pada virus yang hanya menginfeksi sel eukariotik, bagian tubuh ini umumnya tidak dijumpai.
Faisal mengatakan, sejak zaman orde baru belum pernah sejarahnya rasio pajak berada di bawah 10 persen. Namun kini hal tersebut terus terjadi bahkan terus menurun dengan adanya pelemahan penerimaan saat pandemi Virus Corona. Pemerintah juga dinilai lalai mengutip pajak dari orang kaya yang memiliki penghasilan besar.
"Kemampuan negara menutup pajak lemah sekali. Orang-orang yang harusnya bayar pajak besar, lalu bayar sedemikian kecilnya. Batubara itu kerugian negara luar biasa besar dan itu sudah dikaji oleh KPK. Tidak pernah dalam sejarah sejak orde baru tax ratio di bawah 10 persen tidak pernah, jadi sekarang ini turun terus," paparnya.
Dia menambahkan, kesalahan pengelolaan keuangan negara dengan mengandalkan utang tanpa memperhatikan penerimaan tersebut merupakan bukti bahwa pemerintah ugal-ugalan.
"Jadi kan gagal ini negara untuk mencari sumber pembiayaan dari pajak dengan alasan apapun. Pengeluaran tidak mau dipotong, pajak merosot ya apalagi kalau tidak utang. Karena kita tidak punya tabungan. Negara ini ugal-ugalan kalau kita lagi untung wajib dihabiskan tahun itu juga jangan disisakan, kalau kita krisis utang, ya ugal ugalan," tandasnya.
Menteri Sri Mulyani Sebut Pemerintah Tak Ugal-ugalan Tarik Utang
Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menyoroti tentang pengelolaan utang pemerintah pusat yang dinilai kurang efektif. Hal tersebut tertuang dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II 2019.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah melakukan pengelolaan utang secara berhati-hati dan bertanggung jawab. Hasil dari pembiayaan utang juga terlihat pada masifnya pembangunan infrastruktur dan pengurangan kemiskinan sebelum pandemi Virus Corona.
"Mengenai studi yang dilakukan BPK ya kita hormati. Kita terus melakukan pengelolaan utang secara berhati-hati dan bertanggung jawab. Kalau analisis mengenai debt service ya kita hormati saja," ujar Sri Mulyani dalam Video Conference, Jakarta, Jumat (8/5).
"Kan juga ini sebetulnya sama, walau kita melakukan belanja dan tambah utang. Namun kita juga melihat hasilnya, infrastruktur menjadi baik, kemiskinan menurun, sampai terjadinya Covid-19," tambahnya.
Dia melanjutkan, dalam mengelola utang pemerintah juga tidak ugal-ugalan menarik pembiayaan tanpa didasari pertimbangan yang matang. Setiap penarikan utang diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat.
"Jadi dalam mengelola keuangan negara kita tidak hanya melihat hanya satu rumus, satu kebutuhan, dan satu tujuan. Selalu saya tekankan bahwa fiskal adalah instrumen, dia bukan tujuan. Namun tidak berarti kita ugal-ugalan," jelasnya.
Pembiayaan utang sama halnya dengan kondisi saat ini. Di mana pemerintah mengandalkan utang karena penerimaan dari segala sisi tengah melemah. Namun, belanja terus berjalan sehingga harus ada kebijakan penarikan utang.
"Dan kalau dalam situasi sekarang di mana penerimaan turun sangat besar dan juga kebutuhan belanja sangat besar, ya kita instrumen APBN kan namanya instrumen. Kalau kita hanya mengamankan APBN kita sendiri, ya kita mendingan tidak usah belanja. Tapi kan tidak begitu," tandasnya.
(mdk/bim)