Virus Corona Buat Investor Panik, Hindari Risiko Dana Hilang
Dampak virus corona memang sudah diprediksi oleh Bank Indonesia. Salah satunya terjadi penurunan ekonomi. Namun, saat ini kondisi Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Perekonomian global terus bergejolak akibat wabah virus corona. Semula, dampak virus covid-19 ini dianggap pasar bakal teratasi dengan cepat selaiknya saat terjadi wabah SARS. Namun, meluasnya area penyebaran virus membuat pasar jadi panik. Banyak investor menarik investasi untuk menghindari resiko dana hilang.
"Uang enggak ada yang loyal. Uang hanya loyal terhadap return yang dia dapat," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (28/2).
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Kapan puncak kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi? Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto menjelaskan secara akumulatif kredit BRI yang direstrukturisasi karena pandemi tertinggi mencapai 30% dari total portofolio kredit, yang puncaknya terjadi sekitar September 2020 dengan nilai lebih dari Rp250 triliun.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
Dampak virus corona memang sudah diprediksi oleh Bank Indonesia. Salah satunya terjadi penurunan ekonomi. Namun, saat ini kondisi Indonesia diklaim masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Para pemangku kebijakan telah berupaya merespons hal ini. Baik itu pemerintah dan regulator seperti Bank Indonesia dan OJK. Semua arahnya serentak dengan easing policy dan injeksi. Hanya memang semua dilakukan secara terukur.
"Jadi memang ada pelonggaran. Pemerintah keluarkan kebijakan fiskal berupa injeksi-injeksi," kata Destry.
Penyebaran virus corona berdampak langsung ke sektor investasi di Tanah Air. Sebab, China banyak terlibat dalam proyek hilirisasi komoditi Indonesia. Saat ini, investor sedang menahan diri karena terjadi risk off.
Kata Destri, China biasanya suka risiko dengan investasi ke pasar saham. Namun, kini mereka tak mau mengambil resiko. Sebaliknya, China menarik investasi untuk berpindah ke instrumen yang lebih aman. Misalnya, investasi dalam bentuk dolar Amerika, surat utang (bonds) atau emas.
"Saat terjadi risk off, enggak berani dia ngambil risiko jadi dia pergi ke instrumen yang dianggap aman," kata dia.
Langkah Antisipasi Pemerintah
Dalam kondisi seperti ini, pemerintah dan regulator melakukan berbagai langkah konkret. Pemerintah mengeluarkan stimulus fiskal yang dilakukan Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan.
Sedangkan Bank Indonesia melakukan gelombang kebijakan moneter. Termasuk operasi moneter dengan tripel intervention yakni spot, pembelian SBN dan DNDF.
Pada spot, ada beberapa aset yang dijual investor dibeli Bank Indonesia. Setelah baru investor masuk ke spot market. "Kita juga masuk ke bonds market dalam rangka untuk stabilitas karena hubungan bonds market dengan currency kita sangat dekat hubungannya," kata Destry menerangkan.
Dia melanjutkan, jika terjadi outflow atau aliran modal asing keluar pasti akan berdampak pada Rupiah. Sehingga, saat ini pihaknya berusaha menjaga agar nilai tukar Rupiah tetap stabil.
DNDF merupakan instrumen untuk hedging (strategi lindung nilai). Asing membeli aset di Indonesia pasti menggunakan Rupiah. Saat asetnya dijual, uang yang didapatkan berupa Rupiah dan harus ditukar ke dalam USD kembali nantinya.
"Suatu ketika nanti kan dia harus balik lagi ke dolarnya itu kan. Belajar dari pengalaman, biasanya mereka akan hedging dulu. Mau sebulan atau 3 bulan, tergantung," kata Destry.
Sebelum adanya DNDF, kondisi ini lebih parah lantaran investasi bisa diatur oleh investor asing. Tetapi ini masih banyak dimanfaatkan asing yang masih ingin mengamankan posisi. "Tapi kita juga enggak bisa nentuin BI mau di rate sekian. Kita berusaha smoothing sambil kemudian pemerintah dengan stimulus fiskalnya dan kami dengan easing policy kami, dan OJK dengan easing policynya. Kita bersama-sama melakukan concert action mendorong domestik ekonomi kita," papar dia.
(mdk/idr)