Wapres JK: Revolusi Industri Terus Dibahas, Tapi Kita Tetap Impor Barang Dari China
JK menjelaskan, di revolusi ekonomi 4.0 saat ini tidak berlaku untuk semua negara. Sebab tidak semua pihak menggunakan robot dalam dunia bisnis dan kehidupan sehari-harinya.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla menghadiri acara smart business talk 'Making Indonesia 4.0 vs Super Smart Society 5.0' di Hotel Aryaduta Jakarta, Kamis (11/7). Dalam sambutannya, JK berseloroh jenuh berbicara soal revolusi industri 4.0 tetapi saat ini Indonesia masih impor barang dari China.
"Ya point zero, namanya pun saya capek. Begitu banyak seminar, pertemuan, diskusi tentang ini dan banyak tulisan. tapi tetap saja kita impor barang dari China kan?" kata JK di hadapan para peserta seminar.
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Apa yang dikritik oleh Jusuf Kalla terkait hukuman pidana dalam kesalahan strategi bisnis? Pasalnya, ada berbagai faktor yang menentukan kerugian dalam korporasi, bukan hanya semata-mata kesalahan strategi. "Direksi boleh mengambil keputusan karena korporasi ada tiga bagian, yakni direksi, komisaris dan pemegang saham. Sepanjang direksi diketahui dan disetujui oleh dua organ lainnya maka itu bukan pidana jika melihat dari sisi hukum korporasi atau perseroan terbatas," kata Dosen Hukum Universitas Indonesia Fully Handayani Ridwan dalam keterangannya, Rabu (22/5).
-
Siapa yang Jusuf Kalla kritik terkait hukuman pidana dalam kesalahan strategi bisnis? Pasalnya, ada berbagai faktor yang menentukan kerugian dalam korporasi, bukan hanya semata-mata kesalahan strategi. "Direksi boleh mengambil keputusan karena korporasi ada tiga bagian, yakni direksi, komisaris dan pemegang saham. Sepanjang direksi diketahui dan disetujui oleh dua organ lainnya maka itu bukan pidana jika melihat dari sisi hukum korporasi atau perseroan terbatas," kata Dosen Hukum Universitas Indonesia Fully Handayani Ridwan dalam keterangannya, Rabu (22/5).
JK menjelaskan, di revolusi ekonomi 4.0 saat ini tidak berlaku untuk semua negara. Sebab tidak semua pihak menggunakan robot dalam dunia bisnis dan kehidupan sehari-harinya. Walaupun Indonesia saat ini sudah mulai menganut hal tersebut tetap belum memaksimalkan pemakaian teknologi tersebut.
"Jadi, pokoknya efisiensi dan pemakaian teknologi seusai dengan zamannya. Kalau tentang society, kita cuma tau sepintas smartphone aja, padahal Jepang sudah society. Itu tetap gaya Asia," lanjut JK.
Asia kata dia, sangat human, sangat manusiawi jadi tetap mungkin pemakaian teknologi tetap manusia yang makmur dan maju. Bukan robot.
"Bukan hanya otomatis yang maju tapi semuanya itu untuk kebutuhan kemakmuran manusia," kata JK.