Wejangan Sri Mulyani untuk DJP Genjot Penerimaan Pajak
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui penerimaan pajak Indonesia mengalami kontraksi hingga lebih dari 17 persen akibat pandemi Covid-19. Sementara di satu sisi, belanja negara terus mengalami pembengkakan, sehingga menyebabkan defisit APBN meningkat 6,3 persen dari GDP atau lebih dari Rp1.000 triliun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui penerimaan pajak Indonesia mengalami kontraksi hingga lebih dari 17 persen akibat pandemi Covid-19. Sementara di satu sisi, belanja negara terus mengalami pembengkakan, sehingga menyebabkan defisit APBN meningkat 6,3 persen dari GDP atau lebih dari Rp1.000 triliun.
"Dan kita semua tahu bahwa ini harus kita atasi segera," kata Sri Mulyani, dalam acara Spectaxculer 2020 Virtual Vestifal, Jumat (23/10).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana Sri Isyana Tunggawijaya memerintah? Sri Isyana Tunggawijaya adalah raja perempuan Kerajaan Medang periode Jawa Timur yang memerintah berdampingan bersama dengan suaminya yang bernama Sri Lokapala.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kenapa Siti Purwanti meninggal? Diketahui bahwa mendiang Siti Purwanti telah lama menderita penyakit jantung dan gagal ginjal.
-
Kapan Ghea Indrawari berencana menikah? "Fun fact, dari aku kecil, aku bilang ke teman-teman aku paling cepat nikah umur 30,"
Melihat kondisi penerimaan pajak tahun ini turun, Sri Mulyani meminta agar Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap mengumpulkan penerimaan di tahun-tahun depan untuk konsolidasi APBN. Sehingga APBN kita tidak terus-menerus mengalami defisit besar.
Namun di satu sisi juga belanja-belanja yang sangat penting untuk masyarakat, apakah itu kesehatan, bantuan sosial, untuk membantu UMKM, infrastruktur, harus tetap dilakukan dan bisa berjalan. "Maka kita harus bisa mengumpulkan penerimaan pajak pada saat Covid-19 sudah mulai menurun dan pemulihan ekonomi terjadi," katanya.
Bendahara Negara ini menekankan, meskipun teman-teman DJP menghadapi situasi sulit, tidak berarti kita berhenti atau mengurangi upaya dalam pengumpulan pajak. Dia ingin, agar DJP terus giat untuk melakukan berbagai aktivitas.
Misalnya, di lingkungan internal sendiri ketika bekerja tetap harus mengikuti protokol kesehatan. Dan yang berada di eksternal dalam meraih penerimaan pajak, harus tetap terus berhubungan dengan para wajib pajak, menciptakan kesadaran membayar pajak meskipun dalam situasi yang sulit.
"Karena dalam situasi yang sulit ini instrumen APBN itu menjadi andalan yang luar biasa penting. Kita semuanya tetap harus melaksanakan tugas negara ini dengan protokol kesehatan dan tentu kita harus saling memberikan semangat," ujarnya.
Siap Secara Mental
Dia menambahkan, situasi pandemi masih akan terus berlangsung dan tidak diketahui kapan berakhirnya. Sekalipun pemerintah berupaya melakukan penemuan vaksin, namun tidak akan segera pelaksanaan vaksinasi dilakukan secara cepat.
"Jadi secara mental kita harus tetap bersiap dan menjaga stamina untuk bisa hidup kerja dan berkarya dan kinerja di dalam suasana di mana protokol kesehatan itu menjadi penting disiplin kita untuk terus menerapkan protokol ini juga tetap penting," pesan dia.
Sri Mulyani berharap, di tengah situasi yang sulit teman-teman DJP dapat menjaga semangatnya dan melaksanakan tugas sebaik-baiknya. Dia juga mengingatkan supaya seluruh jajaran pajak tidak henti-hentinya menjelaskan ke masyarakat ada insentif-insentif pajak diberikan pemerintah.
"Kita sedang dalam suasana prihatin. Namun tidak berarti semangat kita menurun. Kita sedang dalam upaya menghadapi krisis, namun tidak berarti bahwa obor keyakinan kita, bahwa ikhtiar kita insya Allah akan berhasil. Itulah sikap mental yang saya harapkan dari seluruh jajaran pajak," tandas dia.
(mdk/azz)