WIKA akan ikut bangun infrastruktur Irak setelah perang
Irak juga akan bekerja sama dengan Pertamina untuk membangun infrastruktur pengeboran minyak.
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berencana untuk melebarkan sayap bisnisnya ke Irak. WIKA berniat untuk membangun infrastruktur jalan, sekolah dan perumahan telah yang hancur akibat perang di negara timur tengah tersebut.
"Kami memang berniat bangun fasilitas Rumah Sakit, perumahan, sekolah, yang hancur kemarin, jalan juga," ujar Direktur Utama WIKA Bintang Perbowo di Kantor Pusat AP II Cengkareng, Tangerang, Senin (18/3).
-
Siapa Ury Kartha? Ury Kartha, meskipun bukan selebriti, namun sudah cukup populer dan memiliki banyak penggemar.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa hadiah yang diberikan Angga Wijaya untuk istrinya? Di momen bahagia istrinya ini, Angga Wijaya juga menyiapkan hadiah berupa barang mewah.
-
Kapan Angga Wijaya akhirnya menunjukkan wajah Safiyya Anya Wijaya? Pada Senin (2/9), Angga Wijaya akhirnya mengungkapkan wajah cantik anaknya dan nama yang sangat indah.
-
Siapa Prof. Sarijaya? Momen haru tercipta saat Prof. Ir. Sarijaya dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM di ruang Balai Senat UGM pada Kamis (1/2).
-
Bagaimana proses kepergian Wibowo Wirjodiprodjo? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
Bintang menegaskan pihaknya juga akan membantu Pertamina dalam melakukan eksploitasi ladang minyak di Irak dengan membangun fasilitas infrastruktur milik Pertamina.
"Kalau Pertamina sudah dapat ladang minyak di sana, nanti fasilitas infrastruktur, kita yang kerjain, kalau kita yang kerjain, kita nanti dibayarnya oleh pemerintah Irak melalui Pertamina," tegas dia.
Selain di Irak, WIKA juga dalam waktu dekat akan menggarap proyek properti di negara Aljazair senilai Rp 500 miliar. Namun, lanjut Bintang, pihaknya memang sangat berhati-hati dalam melakukan ekspansi ke luar negeri.
"Di luar negeri, kita harus hati-hati, soal undang-undangnya, perpajakannya, banyak negara-negara di sana (target ekspansi), gak ada tax treaty, kita enggak bisa kirim uang dari sana ke sini. Kita harus hati-hati," pungkas dia.