Wiranto: Banyak investor mau menanamkan modal susahnya minta ampun
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan maraknya pungutan liar (pungli) membuat daya saing Indonesia merosot tajam. Tercatat daya saing Indonesia di tingkat negara ASEAN berada di posisi 4, sedangkan di tingkat dunia turun dari posisi 37 ke 41.
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan maraknya pungutan liar (pungli) membuat daya saing Indonesia merosot tajam. Tercatat daya saing Indonesia di tingkat negara ASEAN berada di posisi 4, sedangkan di tingkat dunia turun dari posisi 37 ke 41.
Rendahnya daya saing ini juga disebabkan karena berbelit-belitnya mendapatkan izin untuk berinvestasi di Indonesia. Karena menurutnya banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.
"Banyak investor mau datang ke Indonesia, mau berusaha ke Indonesia, mau menanamkan modalnya di Indonesia, membeli produk Indonesia, mau kerja sama, tapi kok susahnya minta ampun," katanya dalam acara pertemuan dengan para pemimpin redaksi media di Kemenko Pulhukam, Selasa (1/8).
Wiranto mencontohkan, untuk mendapatkan izin berinvestasi atau untuk menanamkan modal di Indonesia membutuhkan 20 ribu kertas pengurusan, ada pusat, pusat ke daerah dan memakan waktu berbulan-bulan.
"Enggak mudah berinvestasi di Indonesia, enggak mudah karena perilaku manusia yang punya kewenangan, yang punya kuasa untuk menerbitkan izin-izin itu memang mempersulit," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan banyak perizinan ini membuka peluang adanya pungli dan ini yang menyebabkan investor berpikir ulang untuk berinvestasi di Indonesia.
"sebabnya karena pungutan liar yang ingin memperkaya dirinya sendiri, memperkaya korporasinya untuk dinikmati sendiri tapi merugikan kepentingan nasional. Oleh karena itu kita melakukan upaya yang kita sebut dengan sapu bersih pungutan liar," pungkasnya.