Talkshow Launching ‘Pesan Bermakna Jilid III’ Kasih Bocoran Plot Twist yang Bikin Penasaran
Launching Talkshow Pesan Bermakna Jilid III hadirkan banyak fakta menarik seputar film tersebut.
Talkshow Launching ‘Pesan Bermakna Jilid III’ Kasih Bocoran Plot Twist yang Bikin Penasaran
Pesan Bermakna Jilid III siap kembali menghibur para pencinta film tanah air. Film pendek yang diproduksi dalam rangka HUT Mahkamah Agung yang ke-78 tersebut siap tayang perdana pada 18 Agustus di Youtube Channel Mahkamah Agung dan 19 Agustus di Vidio. Film ini hadir sebagai upaya Mahkamah Agung semakin dekat dengan masyarakat. Selain itu, aspek nilai kejujuran dan integritas menjadi poin utama yang ditekankan dalam membangun peradilan modern dengan SDM yang berkualitas.Dalam rangka promo Pesan Bermakna Jilid III, Mahkamah Agung dan EMTEK menghadirkan sesi talkshow launching yang disiarkan secara live streaming di Vidio pada Rabu (16/08/2023). Banyak fakta menarik yang diceritakan, termasuk bocoran plot cerita yang disajikan. Intip yuk!
Memasuki usianya yang ke-78 tahun, Mahkamah Agung berkomitmen membangun badan peradilan yang berintegritas. Hal ini seperti yang disampaikan oleh dr. H. Sobandi, S.H, M.H. (Kepala Biro Hukum dan Humas Mahkamah Agung) dalam sesi talkshow tersebut.
-
Kenapa Mahkamah Agung buat film Pesan Bermakna Jilid III? Pesan Bermakna Jilid III menjadi sebuah upaya dari Mahkamah Agung untuk membuat badan peradilan sebagai sesuatu yang dekat dan dicintai masyarakat.
-
Kapan Pesan Bermakna Jilid III tayang perdana? Rencananya, film ini akan mulai tayang perdana pada 18 Agustus di YouTube Channel Humas Mahkamah Agung dan 19 Agustus di Vidio.
-
Mengapa Pesan Bermakna Jilid III di rilis? Film ini hadir dalam rangka perayaan HUT Mahkamah Agung yang ke-78.
-
Kenapa "Pesan Bermakna Jilid III" dibuat? “Pada akhirnya kami ingin masyarakat mencintai kepada mahkamah agung, peradilan termasuk hakim di dalamnya sebagai aparatur peradilan. Bagi para mahasiswa calon-calon hakim untuk menjadi hakim di Indonesia“
-
Apa tema utama dalam "Pesan Bermakna Jilid III"? Film ini merupakan sekuel dari Pesan Bermakna yang dirilis pada tahun 2021 dan 2022. Pesan Bermakna Jilid III masih berfokus pada kehidupan seorang hakim bernama Dimas yang diperankan oleh Donny Alamsyah. Bedanya, cerita dalam film kali ini diadaptasi dari Novel berjudul Euthanasia karya D.Y. Witanto.
Komitmen Mewujudkan Badan Peradilan yang Berintegritas
“Kebetulan saya Kepala Biro, tapi saya sebenarnya hakim. Memang hakim di Indonesia itu berat. Kemampuan dan kapasitas hakim itu tak hanya secara teknis yudisial kuat. Perkembangan zaman juga modern jadi dia harus menguasai IT,” ungkap Soebandi. Ia juga mengatakan bahwa Mahkamah Agung kini juga bertransformasi menjadi badan peradilan yang berbasis teknologi. Misalnya saja aplikasi untuk mengakses berkas, bahkan mendapatkan putusan pun bisa dilakukan dengan bantuan teknologi digital.
“Sekarang mudah sekali mendapatkan putusan, jadi hakim harus bisa memberikan putusan yang cepat dengan pertimbangan yang baik. Jangan lupakan juga yang utama yaitu nilai-nilai seorang hakim yang termuat dalam kode etik hakim,” ujarnya.
Lewat wawancara yang dilakukan setelah talkshow berlangsung, Soebandi juga menjelaskan tentang fungsi hakim yang lebih kompleks. Kadang, dalam menangani sebuah perkara, belum ada undang-undang yang mengatur tentang perkara tersebut sehingga terjadi kekosongan peraturan undang-undang. “Untuk itu sebenarnya dalam UU Kekuasaan Kehakiman, hakim diberi keleluasaan dalam menggali nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat dan dipertimbangkan dalam putusan,” ungkapnya.Film ini pun dibuat agar masyarakat bisa lebih dekat dan mencintai lembaga peradilan sehingga tercipta regenerasi hakim yang jujur dan berintegritas.
“Kami ingin mengajak masyarakat menonton film ini karena kami ingin menyampaikan bagaimana kehidupan seorang hakim di dalam tugasnya menjalankan fungsi peradilan tersebut. Kami ingin menceritakan nilai-nilai integritas, kejujuran, seorang hakim dalam menangani suatu perkara. Pada akhirnya kami ingin masyarakat mencintai Mahkamah Agung dan dunia peradilan termasuk hakim di dalamnya dan paling akhir adalah minat bagi para mahasiswa, calon-calon hakim untuk menjadi hakim di Indonesia,” jelasnya kemudian.
Pesan Bermakna Jilid III merupakan adaptasi dari novel karya D.Y. Witanto yang berjudul Eutanasia. Orista Primadewa, sang sutradara film tersebut, mengaku membuat berbagai penyesuaian selama proses produksi berlangsung.
Berbagai Penyesuaian antara Novel dan Film
“Sebenernya ini sempet jadi obrolan saya dengan Pak Witanto. Ada konsep besar dari 3 jilid ini. Jilid I harta, Jilid II tahta, dan Jilid III wanita. Itu surprise-nya, jadi ada seorang wanita yang jadi sumber cerita dari Pesan Bermakna Jilid III ini,” ungkap pria yang disapa Oris tersebut. Purwokerto menjadi kota yang dipilih sebagai latar belakang karena kebutuhan proses adaptasi.“Sebenarnya syutingnya cepat, hanya 4 hari saja. Yang lama adalah proses pembuatan ceritanya. Dalam buku Pak Witanto ini sebenarnya settingnya di Sumatera. Di film kita buat di Purwokerto sehingga harus ada banyak penyesuaian. Kalau di buku sebenarnya istrinya tidak ada, istrinya di Jawa. Akhirnya kita membentuk cerita sematang mungkin bagaimana caranya karakternya bisa masuk dan konfliknya dapet,”
ujar Oris.
Ia pun menceritakan banyak kesan mendalam yang dirasakan selama proses pembuatan film berlangsung. Salah satunya adalah kehidupan hakim yang ternyata penuh dilema, bahkan sampai tidak bisa memiliki teman karena takut mudah dipengaruhi.
“Selain itu romance life seorang hakim ribet juga ya. Ada tekanan dari sana sini dan berhubungan dengan kasus juga. Tantangan lain adalah kita harus bisa memperlihatkan sisi baru dari Dimas sebagai karakter utama, karena itu yang membuat orang terkesan,” ungkap Oris.
Sesi talkshow ini juga menghadirkan Donny Alamsyah yang berperan sebagai Dimas, Imelda Therinne sebagai Dinda yang juga istri Dimas, dan Ully Triani yang didapuk sebagai Keumala.
Kesan Mendalam dari Para Pemain
Masing-masing pemain ternyata memiliki kesan tersendiri terkait karakter yang mereka perankan dalam film tersebut. Misalnya saja Donny Alamsyah yang kembali memerankan karakter seorang hakim bernama Dimas. “Dari jilid I sampai III saat ini, setiap saya memerankan karakter Dimas, saya seperti mendapatkan ilmu baru bagaimana jadi seorang hakim. Banyak yang bisa saya pelajari. Ternyata jadi hakim nggak melulu bicara soal hukum. Harus diiringi dengan wisdom. Menegakkan hukum bukan sekadar apa yang tertulis, tapi juga harus ada wisdom,” ungkap Donny dalam sesi talkshow tersebut.
Imelda Therinne pun merasakan ketertarikannya bergabung dalam project ini saat membaca script dan menemukan film ini penuh pesan mendalam yang perlu disampaikan kepada masyarakat.
“Pertama kali aku baca script langsung tertarik. Menurut aku nilai-nilai di PESAN BERMAKNA JILID III ini sangat menarik untuk dishare ke masyarakat luas. Dunia peradilan itu angle yang menarik, ada dramanya, ada perjuangan, ada kehidupan pribadi yang jadi cerita kalau hakim itu manusia. Kebetulan aku berperan sebagai Dinda, istri hakim, dan ternyata jadi istri hakim itu ada tantangannya sendiri,” ungkap Imelda.Ia semakin sadar bahwa hakim adalah seorang manusia dan menjadi istri seorang hakim ternyata penuh tantangan. “Setelah aku research, jadi istri hakim itu penuh tantangan ya karena pekerjaannya membutuhkan dedikasi. Tapi begitu sampai dalam rumah tangga malah dipertanyakan. Muncul gesekan-gesekan. Apalagi Dinda adalah sosok yang mudah meledak, butuh emotional support, kurang perhatian dari keluarganya, itu jadi struggle juga,” ungkap Imelda.
Ully Triani berperan sebagai Keumala yang menjadi tokoh baru, sekaligus pusat dari konflik yang dialami Dimas. Ia mengaku sangat excited untuk bergabung dalam film tersebut karena nilai-nilai yang disampaikan.
“Kalau misalnya ditanya kenapa mau bergabung, sudah pasti karena ceritanya. Aku baca pertama kali itu bagus banget. Karakternya kompleks. Jadi mau banget juga kerja sama dengan Pak Oris. Saya berperan sebagai Keumala, seorang wanita misterius dalam kehidupan Dimas. Saya adalah kejutannya. Datang tiba-tiba dalam kehidupan Dimas. Keumala ini mengidap penyakit dan mengajukan permohonan yang nggak biasa ke pengadilan. Kalau penasaran tonton aja filmnya,” ucap Ully.
Pesan Bermakna Jilid IIIJangan Lupa Tonton Filmnya!
Pesan Bermakna Jilid III akan tayang perdana di Youtube Channel Mahkamah Agung pada 18 Agustus 2023 dan bisa juga disaksikan di Vidio mulai 19 Agustus 2023. Donny Alamsyah menyebutkan alasan kenapa kamu harus nonton film ini.
“Sangat jarang ada film dengan tema hukum, peradilan, dengan mengupas sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya seperti yang ditawarkan Pesan Bermakna. Ini bukan film yang berat, justru sangat mudah dinikmati karena film ini sangat indah,” pungkas Donny. Jadi makin penasaran, konflik seperti apa dan kejutan plot twist apa yang akan hadir dalam alur cerita PESAN BERMAKNA JILID III ini, kan? So, stay tune dan tonton filmnya pada 18 dan 19 Agustus 2023!