Uniknya Kerajinan Topi Bambu Karya Anak Bangsa yang Mendunia

Merdeka.com - Kerajinan bambu terus mengalami perkembangan. Bambu kini telah banyak diolah menjadi beragam kerajinan. Salah satunya topi. Topi bambu telah menjadi khas kebudayaan di Tangerang sejak era tahun 1800-an.
Setelah mengalami pasang surut pada tahun 1900an, hingga saat ini produk topi bambu masih bertahan. Adalah komunitas Topi Bambu Tangerang yang digawangi Agus Hasanudin. Agus merintis usaha topi bambu sejak 2010. Sembilan tahun berjalan, topi bambu telah tembus ke berbagai negara di dunia.
Agus memproduksi beragam topi bambu, mulai dari topi fedora, sombrero, boater hingga path.
"Kita ingin melestarikan topi bambu yang menjadi lambang Kabupaten Tangerang. Topi bambu ini jangan sampai punah," ujar Agus kepada Merdeka.com di sela acara pameran di Serawak, Malaysia, Jumat (28/6).
©2019 Merdeka.com
Agus mengungkapkan, awalnya dirinya memproduksi topi pramuka. Seiring berjalannya waktu, pihaknya membuat beragam jenis topi. Terutama untuk bentuk topi sesuai pesanan (custon). Sebagian besar topi yang dipesan merupakan topi untuk kebutuhan feysen.
Dalam pembuatan topi bambu ini, Agus memberdayakan masyarakat di Tangerang untuk memproduksi bambu.
"Kita juga memberdayakan masyarakat. Total ada 30 desa yang tersebar di 10 Kecamatan di Tangerang," ungkap Agus.
Agus sendiri memiliki galeri topi bambu yang berlokasi di Cikupa, Tangerang. Dia menjual beragam topi bambu dari harga Rp 5000 sampai Rp2 juta per buah.
Bahkan, topi bambu buatannya telah dipesan dari berbagai negara, mulai dari Asia hingga Eropa. Agus memanfaatkan berjualan secara online lewat website dan media sosial.
"Pesanan dari berbagai negara, mulai dari Malaysia, Jepang, Korea, Dubai, Belanda hingga Prancis. Terakhir dari Korea dan Jepang mereka datang langsung ke galeri. Mereka tahu produk kita lewat dunia maya, dari website dan instagram @topibambu," ucapnya.
Salah satu topi yang cukup unik, Agus pernah membuat sebuah topi bambu berukuran raksasa yakni dengan diameter 2 meter. Topi tersebut dinyatakan oleh MURI sebagai topi terbesar di dunia.
"Ini jadi topi terbesar yang pernah kita buat. Untuk membuat topi ini dikerjakan selama 7 hari," kata Agus.
Agus sendiri diundang dalam acara pameran bertajuk 'Sarawak Timber & SME Expo' bersama Indonesia Bambu fashion dan Indonesia Bamboo Community yang digelar di Borneo Convention Center Kuching (BCCK). Acara yang digelar selama 4 hari ini dibuka langsung oleh Chief Minister of Sarawak atau Ketua Menteri Serawak, Datuk Patinggi (Dr) Abang Haji Abdul Rahman Zohari Bin Tun Datuk Abang Haji Openg. Ketua Menteri Serawak pun memiliki topi buatan Agus.
Saat ini selain melakukan kajian desa kreatif di sarawak dan kerjasama dengan Desa budaya di sarawak untuk pemberdayaan bidang kerajinan dan batik. (mdk/end)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya