Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Hoaks Vaksin yang Disimpan Dalam Suhu -80 Derajat Bisa Memanipulasi Gen

CEK FAKTA: Hoaks Vaksin yang Disimpan Dalam Suhu -80 Derajat Bisa Memanipulasi Gen Ilustrasi vaksin. ©Shutterstock.com/baitong333

Merdeka.com - Informasi vaksin yang sudah disimpan dalam suhu -80 derajat dapat memanipulasi beredar di media sosial. Informasi itu menyebutkan bahwa vaksin yang sudah disimpan dalam suhu -80 derajat bukan menjadi vaksin lagi, karena agen transfeksi dalam vaksin bisa mengubah materi genetik sel-sel dalam tubuh dengan materi genetik virus hasil rekayasa laboratorium yang ada di dalam vaksin.

hoaks vaksin yang disimpan dalam suhu dingin bisa memanipulasi genistimewa

"Setiap vaksin yang dikirimkan dan disimpan pada suhu -80 derajat bukanlah vaksin. Ini adalah agen transfeksi yang dijaga tetap hidup sehingga akan menginfeksi sel-selmu dan memindahkan materi genetiknya ke dalam sel-sel tubuhmu. Ini artinya dengan kata lain materi genetik sel-selmu akan digantikan dan diubah oleh/dengan materi genetik virus hasil rekayasa laboratorium yang ada di dalam vaksin. Jangan mau dibodohi. Ini adalah apa yang disebut manipulasi genetika manusia dalam skala masif (melalui vaksinasi massal). Pelajari dengan cermat cara kerja virus menginfeksi untuk benar-benar paham "operasi rekayasa/manipulasi genetika" melalui vaksinasi. Ini adalah sebentuk "senjata biologi" untuk memodifikasi genetika manusia. Tujuannya adalah justru untuk melemahkan daya tahan tubuh atau mematikan kecerdasan biologi tubuh alamiah."

Penelusuran

Menurut penelusuran merdeka.com, informasi vaksin yang disimpan dalam suhu -80 derajat bisa memanipulasi gen adalah hoaks. Dalam artikel kompas.com berjudul "[HOAKS] Vaksin Covid-19 Disimpan pada Suhu Dingin Bisa Sebabkan Manipulasi Genetik" pada 3 Desember 2020, dijelaskan bahwa vaksin memang harus disimpan dalam suhu dingin.

Vaksin Covid-19 yang diproduksi Pfizer harus disimpan dalam suhu minus 70 derajat Celcius +/- 10 derajat Celcius. Sementara, vaksin Covid-19 Moderna dapat disimpan pada suhu minus 20 derajat Celcius. Dua vaksin Covid-19 itu berbasis messenger RNA (mRNA).

Pfizer menjelaskan bahwa mRNA adalah molekul, terdiri dari nukleotida yang terhubung dalam urutan unik untuk menyampaikan informasi genetik bagi sel guna menghasilkan protein atau antigen yang dikodekan oleh mRNA.

Setelah mRNA dalam vaksin berada di dalam sel tubuh, sel tersebut menggunakan mesin genetiknya untuk menerjemahkan informasi genetik dan menghasilkan antigen yang dikodekan oleh vaksin mRNA.

Antigen kemudian ditampilkan di permukaan sel, tempat mereka dikenali oleh sistem kekebalan yang menghasilkan respons, termasuk produksi antibodi melawan antigen.

Peneliti dari School of Chemistry and Molecular Biosciences University of Queensland Dr Kirsty Short mengatakan vaksin mRNA tidak akan pernah selamanya memasuki genom.

"Alasannya adalah karena genom kita terbuat dari DNA dan materi genetik ini bukanlah DNA, tetapi RNA - dan aturan biologi adalah bahwa RNA tidak dapat menyisipkan dirinya sendiri ke dalam genom DNA," katanya dilansir dari AFP.

Professor Helen Petoussis-Harris, ahli vaksin di University of Auckland, juga mengatakan bahwa RNA tidak dapat mengubah genom seseorang.

Dinukil dari Science, Alana Gerhardt dari Infectious Disease Research Institute di Seattle Amerika Serikat mengatakan, mRNA relatif rapuh dibandingkan dengan protein atau fragmen protein yang sering membentuk vaksin konvensional, serta mudah pecah pada suhu kamar.

Selain itu, enzim yang disebut ribonuklease yang mengunyah mRNA ada di mana-mana, bahkan di lingkungan laboratorium seperti dari pernapasan dan kulit pekerja laboratorium.

Perusahaan memberi mRNA sejumlah perlindungan selama produksi dan penyimpanan dengan memasukkannya ke dalam pembawa, zat mirip lemak yang disebut nanopartikel lipid. Lipid juga melindungi mRNA dari enzim dalam darah setelah disuntikkan.

Namun, nano partikel itu sengaja dirancang untuk terdegradasi secara perlahan sehingga tidak akan menumpuk di hati dan menyebabkan kerusakan.

Hal serupa diungkapkan peneliti vaksin yang mengepalai International Society for Vaccines, Margaret Liu. Dikutip dari NPR, Liu mengatakan mRNA sangat mudah dihancurkan oleh banyak enzim.

Analogikan vaksin seperti coklat batang yang mudah meleleh. Sama seperti cara agar coklat tidak meleleh, maka ada hal yang dilakukan pembuat obat untuk melindungi vaksinnya.

Liu menjelaskan langkah pertama adalah memodifikasi nukleotida mRNA, yakni bahan penyusun vaksin RNA. Versi modifikasi dipakai karena lebih stabil, layaknya mengganti resep coklat sehingga tidak terlalu meleleh.

Langkah selanjutnya yakni menggunakan nanopartikel lipid, seperti meletakkan cokelat di dalam lapisan permen agar cokelat tidak meleleh.

Bahkan dengan blok penyusun dan lapisan lipid yang distabilkan, mRNA masih bisa mudah rusak. Itulah sebabnya vaksin dibekukan.

"Semuanya terjadi lebih lambat saat Anda menurunkan suhu. Jadi, reaksi kimia Anda - enzim yang memecah RNA - akan terjadi lebih lambat," kata Liu.

Ide ini sama seperti membekukan makanan agar tidak rusak. Karena formulasi spesifik dirahasiakan, menurut Liu tidak jelas mengapa dua vaksin mRNA memiliki syarat suhu berbeda. Hal itu sangat tergantung pada data produsen vaksin.

Kesimpulan

Informasi vaksin yang disimpan dalam suhu -80 derajat bisa memanipulasi gen adalah hoaks. Vaksin memang harus dibekukan agar tidak rusak.

Kemudian, molekul dalam vaksin yakni RNA, sedangkan manusia memiliki gen DNA. RNA tidak dapat menyisipkan dirinya sendiri ke dalam genom DNA. Artinya, vaksin tidak dapat memanipulasi gen manusia.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?
Ilmuwan Hidupkan Lagi Virus 'Zombie' yang Terkubur di Es Selama 50.000 Tahun, Bisakah Tulari Manusia?

berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19
CEK FAKTA: Hoaks Virus Mpox Disebabkan karena Efek Samping Vaksin Covid-19

Beredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya
Tengah Ramai Dibahas, Ini Penjelasan IDAI Terkait Olahan ASI Perah menjadi Bubuk
Tengah Ramai Dibahas, Ini Penjelasan IDAI Terkait Olahan ASI Perah menjadi Bubuk

Perubahan ASI menjadi bentuk bubuk saat ini tengah ramai. Ketahui panduan dan pendapat IDAI terkait hal ini.

Baca Selengkapnya
Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum
Temuan 'Virus Zombie' Usia Ratusan Ribu Tahun di Balik Jernihnya Air Es Abadi Gletser Jadi Tren TikToker Buat Diminum

Bahaya minum air lelehan gletser yang kini tengah jadi tren di kalangan konten kreator luar negeri.

Baca Selengkapnya
Air Hujan dan Mitos Penyakit, Membedah Kebenaran di Balik Tetesan
Air Hujan dan Mitos Penyakit, Membedah Kebenaran di Balik Tetesan

Anggapan bahwa air hujan dapat menyebabkan penyakit sebenarnya hanyalah sebuah mitos. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan hujan bisa bikin sakit.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM
Kemenkes Tegaskan Vaksin Mpox Sudah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM

Pemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia
Ilmuwan Temukan 1.700 Spesies Baru Virus Purba Berusia 41.000 Tahun, Berpotensi Menginfeksi Manusia dan Menyebar ke Seluruh Dunia

Tim peneliti menjelajahi lapisan es di Himalaya dan membawa kepingan es-es itu ke laboratorium untuk diperiksa.

Baca Selengkapnya
Viral Vaksin HPV Bikin Mandul, Ini Penjelasan Kemenkes
Viral Vaksin HPV Bikin Mandul, Ini Penjelasan Kemenkes

Viral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.

Baca Selengkapnya
Begini Penyebaran Virus Polio yang Berawal dari Tinja
Begini Penyebaran Virus Polio yang Berawal dari Tinja

Wanda juga menjelaskan penularan polio juga bisa terjadi melalui air liur.

Baca Selengkapnya
Bagaimana Cara Menyimpan Susu yang Benar? Begini Kata Ahli
Bagaimana Cara Menyimpan Susu yang Benar? Begini Kata Ahli

bagaimana cara menyimpan susu yang benar? Haruskah disimpan di lemari pendingin?

Baca Selengkapnya
Bentuk Virus, Ukuran, dan Komposisi Kimiawinya yang Menarik Dipelajari
Bentuk Virus, Ukuran, dan Komposisi Kimiawinya yang Menarik Dipelajari

Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat.

Baca Selengkapnya