CEK FAKTA: Tidak Benar Klaim Vaksin Covid-19 Sebabkan Kematian Mendadak
Merdeka.com - Sebuah akun Facebook Al Ghuroba membagikan sebuah potret dari sebuah poster. Dalam poster itu muncul klaim bahwa vaksin Covid-19 menjadi salah satu penyebab kematian.
"Gak kira2 yah efek sampingnya! Auto pindah alam dah, Na'udzubillahi min dzalik.." tulis pengguna Facebook (26/9/2022).
Poster tersebut mencatut Health Products Regulatory Authority (HPRA) atau Otoritas Regulasi Produk Kesehatan Irlandia (HPRA).
-
Kenapa informasi ini hoax? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks. Pada tanggal 28 Agustus 2024, Gibran terlihat mendampingi pasangan bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen mendaftar ke KPU Jawa Tengah, Rabu (28/8). Kemudian tidak juga ditemukan berita dari media nasional yang memberitakan soal penangkapan Gibran karena pakai narkoba.
-
Siapa yang menyatakan bahwa mpox bukan efek samping vaksin? Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa mpox dan Covid-19 merupakan dua penyakit yang berbeda.
-
Kenapa mpox bukan efek samping vaksin COVID-19? Jadi, penyakit Mpox ini tidak dapat dikatakan karena efek samping dari vaksin COVID-19. Itu tidak ada hubungannya,' tegas Syahril.
-
Mengapa isu hoaks kesehatan banyak ditemukan? Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan. Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan. Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
-
Kenapa video itu disebut hoaks? Video yang mengeklaim Mahfud dan DPR bongkar kebusukan hakim di Pilpres adalah hoaks karena narasi yang disampaikan dalam video tidak relevan dengan judul video.
-
Mengapa klaim gambar hoax ini keliru? Melansir dari reuters, The Economist tidak menerbitkan sampul yang menggambarkan Presiden AS Joe Biden bermain catur dengan Vladimir Putin, dengan judul yang memperingatkan tentang perang nuklir yang 'tak terelakkan' antara keduanya.
Berikut narasi yang ada di poster,
“Penerima VaksinasiKepada semua yang telah maju untuk menerima vaksinasi Covid-19, terima kasih telah memainkan peran Anda dalam menjaga keamanan komunitas kami. Efek samping yang langka kini menjadi perhatian kami.
Efek samping vaksin antara lain:Sakit kepalaKetidakteraturan menstruasiBell’s PalsyPembekuan darahSerangan jantung dan strokeKematian mendadak
Silakan laporkan efek samping apa pun ke Health Products Regulatory Authority-www.hpra.ie dan komunikasikan dengan dokter umum Anda.”
Penelusuran
Dilansir dari kompas.com HPRA tidak pernah membuat poster tersebut sehingga dapat dipastikan poster itu adalah palsu.
Hal ini disampaikan langsung oleh pihak HPRA melalui website resminya dengan judul “Beware of misleading vaccine information” (Waspadalah terhadap informasi vaksin yang menyesatkan).
Dalam klarifikasi tersebut dijelaskan bahwa HPRA tidak pernah membuat poster semacam itu. Jika ada poster beredar di media sosial dan mencatut HPRA, kemungkinan palsu dan berisi informasi yang menyesatkan.
HPRA juga menekankan agar melakukan vaksin melalui merk yang telah disetujui dan efek sampingnya jelas sesuai dengan penelitian.
Poster serupa ternyata telah beredar setidaknya sejak tahun lalu. Snopes pada 9 November 2021 menemukan poster aslinya sebelum diterjemahkan menggunakan Google Lens.
Centers for Disease Control (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengatakan, efek samping serius setelah vaksin Covid-19 sangat jarang terjadi. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, mual, muntah, dan demam.
FDA, CDC, maupun HPRA tidak mencantumkan Bell's palsy sebagai efek samping yang umum. Bell's palsy memang sempat terjadi selama uji klinis tetapi hanya terjadi pada sejumlah kecil orang.
Kesimpulan
Narasi tentang HPRA menyatakan vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kematian mendadak adalah hoaks. Poster tidak dibuat oleh HPRA dan pihaknya menepis efek samping tersebut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi
https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/09/28/193800482/-hoaks-peringatan-kematian-mendadak-efek-samping-vaksin-covid-19?page=all#page2https://www.hpra.ie/homepage/medicines/covid-19-updates/beware-of-misleading-vaccine-information
Reporter Magang: Aslamatur Rizqiyah (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaJamie Scott, seorang pria beranak dua mengalami cedera otak serius setelah mengalami penggumpalan darah dan pendarahan di otak usai mendapatkan vaksin itu p
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaBelakangan, vaksin AstraZeneca disebut-sebut memicu kejadian trombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) atau pembekuan darah.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca Selengkapnya