CEK FAKTA: Tidak Benar Peneliti Korea Selatan Temukan Vaksin Corona
Merdeka.com - Salah satu situs menuliskan berita tentang penemuan vaksin Covid-19 oleh Peneliti Korea Selatan. Situs itu adalah martirnews.com yang memuat artikel berjudul "Selamat Datang Vaksin Covid-19, Terima Kasih Dokter Kim Woo Joo" pada 18 April 2020.
Berikut isinya:
"MARTIRNEWS.COM - Di tengah orang-orang di sini sibuk memperdebatkan buih-buih yang tak jelas, bahkan belum ada hasilnya, peneliti di Korea Selatan justru menemukan vaksin COVID-19 yang segera bisa digunakan umat manusia di dunia.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan China? Ilmuwan dari China telah menciptakan desain baterai berbasis air terbaru yang lebih aman dan lebih efisien dalam menyimpan energi dibandingkan dengan baterai ion litium (Li-ion) yang saat ini banyak digunakan oleh manusia.
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di China? Fosil seekor hewan mamalia menyerang dinosaurus ditemukan di China timur laut. Seekor mamalia sejenis luwak sedang menyerang seekor dinosaurus pemakan tumbuhan, menindih mangsanya, dan menggigitnya.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan di China? Ilmuwan menemukan fosil larva cacing yang hidup sekitar 500 juta tahun lalu. Cacing tersebut mati saat belum terbentuk secara sempurna atau masih dalam bentuk larva.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
Vaksin Covid-19 yang dibuat Gilead Sciences menemukan titik terang setelah menunjukan hasil positif dalam serangkaian ujicoba.
Adalah Dokter Kim Woo Joo, yang memimpin penelitian itu. Ia optimis vaksin COVID-19 dapat diproduksi dalam waktu yang tak terlalu lama.
“Jika semuanya berjalan dengan baik, saya berharap bahwa efektivitas obat-obatan ini akan dibuktikan secara ilmiah dalam tiga hingga empat bulan,” ujar Profesor Penyakit Menular di Rumah Sakit Guro University Korea tersebut.
Melansir dari South China Morning Post, Sabtu (18/4/2020), belum lama ini Kim bertemu dengan Presiden Masyarakat Korea, Thomas Byrne.
Ia mengatakan bahwa Rumah Sakit Universitas Seoul dan Institute Alergi dan Penyakit Menular Nasional menjadi pemain kunci dalam pembuatan vaksin.
Dokter Anthony Fauci yang memimpin penelitian berkolaborasi untuk menguji redemsivir yang muncul pada pekan ini sebagai opsi pengobatan COVID-19.
Situs berita kesehatan dan medis, STAT melaporkan bahwa salah satu rumah sakit di Chicago menggunakan remdesivir untuk mengobati pasien COVID-19 yang parah.
Mereka melihat adanya pemulihan yang cepat pada gejala demam dan pernapasan.
Kabar baiknya, sebagian besar pasien diizinkan keluar dari rumah sakit dalam kurun waktu satu minggu.
University of Chicago Medicine merekrut 125 orang positif COVID-19 ke dalam uji klinis fase-3 Gilead. Mereka memberi pasien infus remdesivir setiap harinya.
Dari penelitian pasien tersebut, 113 orang memiliki gejala parah. Keberhasilan ujicoba vaksin COVID-19 ini membuat harga saham Gilead melonjak hampir 15 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.
Saham mereka akhirnya ditutup dengan kenaikan 9,7 persen lebih tinggi pada Jumat 17 April 2020."
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, artikel yang dimuat martirnews.com adalah tidak benar. Dalam artikel Liputan6 berjudul "Cek Fakta: Tidak Benar Peneliti Korsel Dokter Kim Woo Joo Temukan Vaksin COVID-19" pada 20 April 2020, dijelaskan bahwa hingga saat ini vaksin belum tersedia.
Menelusuri berita ini, cek fakta Liputan6.com mengunjungi sumber artikel klaim, yaitu artikel berjudul "Coronavirus: drugs including remdesivir may prove effective before vaccine is available, South Korean expert says" yang dimuat situs scmp.com, pada 18 April 2020.
Jika diterjemahkan, judul artikel tersebut dalam Bahasa Indonesia adalah,'Virus Corona: obat-obatan termasuk remdesivir mungkin terbukti efektif sebelum vaksin tersedia, kata ahli Korsel'.
Dalam artikel tersebut dijelaskan, ahli virus corona terkemuka Korea Selatan, Dr Kim Woo Joo mengatakan jangka waktu (time frame) pengobatan COVID-19 yang efektif mungkin lebih pendek daripada mengembangkan vaksin.
Ia menyebut remdesivir, buatan Gilead Sciences, sebagai kandidat obat yang bisa diharapkan.
Dr Kim Woo Joo, yang memimpin respons Korea Selatan atas pandemi COVID-19 dan Mers pada 2015 mengaku 'tak terlalu optimistis' soal potensi ketersediaan vaksin COVID-19 dalam 18 bulan ke depan.
Di sisi lain, kata dia, pengujian terhadap efektivitas remdesivir -- antivirus yang dikembangkan untuk mengobati Ebola, AbbVie's Kaletra, anti-HIV -- atau obat lain dapat dilakukan lebih cepat.
"Jika semuanya berjalan dengan baik, saya berharap efektivitas obat-obatan ini akan dibuktikan secara ilmiah dalam tiga hingga empat bulan," kata Kim, dosen penyakit menular di Guro University Hospital dalam wawancara dengan ketua Masyarakat Korea (Society Korea) Thomas Byrne.
Kim menambahkan bahwa Seoul National University Hospital dan US National Institute of Allergy and Infectious Diseases, yang dipimpin Dr Anthony Fauci -- tokoh kunci upaya Pemerintah Amerika Serikat mengendalikan penyebaran virus korona -- berkolaborasi untuk menguji remdesivir sebagai opsi pengobatan pasien COVID-19.
Vaksin COVID-19 Belum Ditemukan
Hingga berita ini diturunkan, belum ada satu pun produk vaksin COVID-19 yang dinyatakan lolos uji ilmiah dan uji klinis. Semua masih dalam tahap pengembangan.
Seperti dikutip dari Public statement for collaboration on COVID-19 vaccine development yang dimuat situs WHO, pada 13 April 2020, Research and Development (R&D) Blueprint telah diaktifkan untuk mempercepat pengembangan diagnostik, vaksin, dan terapi untuk virus pemicu COVID-19.
Di bawah koordinasi WHO, sekelompok ahli dengan beragam latar belakang sedang berupaya mengembangkan vaksin melawan COVID-19.
Sementara, seperti dimuat dari artikel opini berjudul There are reasons to be optimistic about a coronavirus vaccine. But it will take time yang dimuat The Guardian pada 19 April 2020, ada sekitar 80 proyek vaksin sedang dijalankan di seluruh dunia.
Selain harus dipastikan efektif, vaksin juga harus aman. Bahkan ketika vaksin telah terbukti menghasilkan respon imun atau kekebalan tubuh, masih akan ada uji klinis dan uji coba yang harus dilakukan.
Kesimpulan
Artikel martirnews.com yang menyebutkan peneliti Korea Selatan Dokter Kim Woo Joo menemukan vaksin adalah tidak benar. Penjelasan yang dimuat South China Morning Post, yang menjadi sumber klaim, tidak disebutkan bahwa peneliti Korea Selatan telah menemukan vaksin COVID-19.
Seharusnya, Dr Kim Woo Joo mengatakan jangka waktu (time frame) pengobatan COVID-19 yang efektif mungkin lebih pendek daripada mengembangkan vaksin. Ia menyebut remdesivir, buatan Gilead Sciences sebagai kandidat obat yang bisa diharapkan.
Lagi pula, vaksin dan obat adalah dua hal yang berbeda.
Sumber: Liputan6/Pebrianto Eko Wicaksono (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaBeredar penyebaran virus mpox merupakan efek samping vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBenarkah Nyamuk Wolbachia Bisa Sebarkan Radang Otak? Ini Faktanya!
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie menggelar konfrensi pers bertema: Awas Hoaks Pemilu yang digelar Kominfo, Jakarta, Jumat (27/10).
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca SelengkapnyaUnggahan berdurasi 4 menit 33 detik itu sudah memperoleh 141.000 tayangan dan 3.200 komentar.
Baca SelengkapnyaBeredar narasi Presiden Jokowi membangun IKN untuk warga China
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaKemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Baca SelengkapnyaHinky mengatakan, vaksin AstraZeneca sudah melewati tahap uji klinis tahap 1 hingga 4.
Baca SelengkapnyaDiklaim obat pelangsing yang dipromosikan Menkes mampu turunkan berat badan tanpa efek samping.
Baca Selengkapnya