Viral Anak di Bali Takut Minum Air usai Digigit Anjing Rabies, Simak Penjelasannya
Merdeka.com - Viral sebuah video di TikTok memperlihatkan anak perempuan asal Bali, yang sedang mendapat perawatan medis usai digigit anjing rabies.
Dalam video berdurasi satu menit itu terlihat sikap bocah yang digigit anjing rabies sempat tidak terkendali. Ia terlihat kejang dan mengamuk saat akan diberi minum oleh petugas kesehatan. Ibunya terus memeluk bayi malang itu.
Usai mendapat perawatan, nyawa anak berusia lima tahun itu tak tertolong. Dia meninggal dunia akibat terinfeksi rabies yang berasal dari gigitan anjing peliharaan. Lantas apa kaitan rabies dengan ketakutan bocah itu pada air?
-
Kenapa anak menggigil? Tubuh anak bisa menggigil karena berbagai alasan, tetapi secara umum, menggigil adalah cara tubuh untuk menghasilkan panas dan menjaga suhu tubuh normal.
-
Apa penyebab anak menggigil? Ada beberapa kemungkinan penyebab menggigil pada anak-anak, antara lain:Paparan udara dingin. Ini adalah penyebab paling umum dari menggigil. Tubuh bereaksi dengan menggigil untuk menghasilkan panas dan menjaga suhu tubuh normal.
-
Apa penyebab anak tidak mau makan? Masalah anak saat makan sering menjadi perhatian bagi banyak orang tua. Anak-anak mungkin menolak makanan tertentu, makan terlalu sedikit, atau bahkan memilih makanan yang kurang bergizi.
-
Apa gejala keracunan pada anak? Gejala keracunan makanan pada anak yang pertama adalah mual dan muntah lebih dari 3 hari. Anak yang mengalami keracunan makanan seringkali akan merasa mual dan muntah. Ini bisa terjadi beberapa jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan mengandung racun.
-
Apa saja gejala alergi pada anak? Gejala alergi pada anak bisa bervariasi, tergantung pada jenis alergen dan cara tubuh meresponsnya. Beberapa anak mungkin mengalami gejala kulit, seperti ruam, gatal-gatal, atau bengkak. Alergi makanan dapat menyebabkan reaksi gastrointestinal, mual, muntah, atau diare.
-
Apa saja gejala keracunan makanan pada anak? Secara umum, gejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
Ternyata, perilaku anak yang menolak diberikan air minum merupakan gejala dari infeksi rabies.
Dilansir dari situs kesehatan halodoc, ketakutan berlebihan terhadap air atau disebut hydrophobia, terjadi pada tahap akhir infeksi virus. Selain itu, menyebabkan kejang yang tidak disengaja dan menyakitkan di tenggorokan ketika akan minum.
Hal itu mengakibatkan pengidapnya merasa ketakutan atau panik yang ekstrem saat ia melihat, merasakan, mengecap, atau mendengar air. Antisipasi rasa sakit dan ketidakmampuan untuk menelan kemungkinan besar juga akan menyebabkan orang dengan hydrophobia menolak untuk minum air, tidak peduli seberapa haus mereka atau betapa pentingnya air untuk kelangsungan hidup mereka.
Hydrophobia merupakan gejala utama yang terjadi pada manusia. Hydrophobia berkembang selama stadium lanjut rabies. Ini paling sering berkembang ketika seseorang mengalami rabies parah, yaitu sejenis rabies menyebabkan radang otak atau dikenal sebagai ensefalitis.
Penyebab Hydrophobia
Hydrophobia berkembang selama stadium lanjut dari rabies ganas. Fobia tersebut terjadi setelah rabies menyebar dari luka awal ke sistem saraf pusat dan otak. Begitu virus rabies masuk ke dalam tubuh, ia bisa menyebar ke sistem saraf pusat, otak, dan ujung saraf. Virus kemudian menyebar ke kelenjar ludah dan organ tubuh , termasuk paru-paru dan ginjal.
Tidak semua orang yang terinfeksi rabies akan mengalami hydrophobia, karena fobia ini adalah gejala virus yang hanya berkembang selama tahap infeksi selanjutnya. Bila seseorang menerima perawatan efektif yang berhasil mengobati infeksi, ia tidak akan mengembangkan hydrophobia.
Fobia air terkait rabies ini biasanya berkembang selama fase eksitasi rabies, merupakan tahap yang ditandai dengan hiperaktif, perilaku dan agresi yang tidak biasa.
Faktor Risiko Hydrophobia
Sebagian besar kasus hydrophobia dan rabies terjadi di benua Asia dan Afrika. Anak-anak berisiko lebih besar daripada orang dewasa untuk tertular rabies, terutama karena mereka lebih mungkin digigit anjing dan hewan lain dan lebih mungkin menerima banyak gigitan.
Anak-anak mungkin juga tidak bisa memberi tahu orang tua atau mungkin lupa jika sudah menerima gigitan atau cakaran kecil yang tidak menyakitkan dari hewan yang terinfeksi, sehingga mereka lebih mungkin mengembangkan hydrophobia.
Gejala Hydrophobia
Karena hydrophobia terkait dengan penyakit rabies, maka gejala fobia ini sering muncul bersamaan dengan gejala umum rabies lainnya, seperti:
- Hiperaktif- Agitasi, agresi atau kebingungan- Kondisi mental yang berubah- Kesulitan bernapas- Halusinasi visual atau pendengaran (seperti melihat atau mendengar sesuatu yang tidak dilihat atau didengar orang lain)- Kejang otot- Memproduksi air liur berlebihan (hipersalivasi), mulut berbusa atau mengeluarkan air liur- Fluktuasi kesadaran (terkadang sadar dan tidak)- Kejang.
Perawatan untuk rabies tergantung pada apakah pengidap sudah mulai menunjukkan tanda atau gejala infeksi. Namun, bila virus rabies sudah cukup berkembang hingga menyebabkan hydrophobia, hal itu hampir selalu berakibat fatal, dan pengobatan kemungkinan besar tidak efektif.
Rabies ganas kemungkinan besar bisa menyebabkan kematian pada manusia atau hewan, dalam waktu enam hari setelah menunjukkan gejala, atau dalam beberapa hari setelah menunjukkan gejala hydrophobia.
Namun, bila infeksi rabies diobati dengan cepat, idealnya pada hari infeksi, orang tersebut bisa memiliki prognosis yang baik. Sayangnya, rabies memiliki masa inkubasi satu hingga tiga bulan. Artinya, pada saat seseorang menunjukkan gejala, penyakitnya mungkin sudah berkembang terlalu jauh, dan pengobatan tidak akan efektif.
Jadi, bila seseorang menunjukkan gejala hydrophobia dan diagnosis rabies dikonfirmasi atau sangat dicurigai, maka pengobatan yang bisa dilakukan hanya berfokus untuk membuat pengidap senyaman mungkin, daripada menyembuhkan infeksinya.
Dokter akan berusaha membuat pengidap nyaman dengan menggunakan obat penenang. Karena orang dengan hydrophobia tidak bisa minum air, mereka akan diberikan cairan melalui infus. Begitu gejala hydrophobia berkembang, kematian biasanya terjadi dalam beberapa hari, biasanya karena henti jantung atau pernapasan.
Karena bisa membuat seseorang enggan minum air, bahkan ketakutan yang ekstrem terhadap air, hydrophobia bisa menyebabkan komplikasi berupa dehidrasi parah. Manusia hanya bisa bertahan hidup kurang lebih tiga hari tanpa air. Namun, karena seseorang yang mengalami hydrophobia juga memiliki virus rabies, tubuhnya kemungkinan besar sudah melemah, artinya waktu bertahan hidupnya lebih rendah.
Cara Pencegahan Hydrophobia saat Digigit Hewan Rabies
Cara awal jika kamu baru saja digigit dan berpotensi terkena rabies, segera temui dokter untuk mendapatkan pengobatan. Perawatan untuk rabies meliputi:
- Membersihkan dan mendisinfeksi area yang digigit atau dicakar- Pemberian empat dosis vaksin rabies selama sebulan bila belum divaksinasi atau dua dosis bila sudah divaksinasi- Pemberian imunoglobulin (kemungkinan besar melalui suntikan) ke area yang digigit atau dicakar untuk memberikan antibodi segera, dan perlindungan jangka pendek bila pasien tidak bisa segera mendapatkan vaksin atau sebelum vaksin mulai bekerja- Rabies bisa diobati dengan kombinasi vaksin dan imunoglobulin rabies yang membantu pengidap menghasilkan antibodi yang diperlukan untuk melawan virus tersebut.
Namun, jika pengobatan tidak diberikan sampai gejala hydrophobia sudah terjadi, kemungkinan besar pengobatan tidak akan efektif lagi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari perawatan medis segera setelah gigitan hewan terjadi. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaRabies adalah penyakit berbahaya yang ditularkan melalui gigitan hewan.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaCiri kucing rabies yang penting diketahui dan dipahami oleh semua orang.
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca SelengkapnyaDistemper termasuk penyakit infeksi yang mempengaruhi pernapasan hingga saraf.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaVirus ini sangat mudah menular terutama pada anak-anak.
Baca SelengkapnyaKetiga korban terdiri dari dua pria dewasa dan bocah berusia 10 tahun.
Baca SelengkapnyaAlergi susu sapi membuat sistem kekebalan tubuh merespons protein dalam susu sebagai zat asing yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaMengenali gejala tersedak pada bayi sangat penting untuk memberikan tindakan cepat dan tepat guna.
Baca Selengkapnya