Amerika desak Myanmar bebaskan dua wartawan Reuters
Merdeka.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson kemarin mengatakan AS menuntut pembebasan secepatnya dua wartawan Reuters yang ditangkap di Myanmar atau informasi mengenai hilangnya mereka.
Amerika Serikat bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Inggris, Swedia dan Bangladesh yang mendesak pembebasan dua jurnalis ditangkap Selasa lalu itu.
"Kebebasan pers sangat penting bagi transisi Myanmar dan untuk menjadi negara dengan demokrasi yang layak, dan kami ingin demokrasi Myanmar berhasil," kata Tillerson, seperti dilansir Reuters, Sabtu (16/12).
-
Kenapa konflik Myanmar harus segera selesai? ‘Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit,’ ujar Presiden.
-
Siapa yang akan mewakili Myanmar di KTT? 'Pemimpin dan Menteri Luar Negeri Myanmar nanti akan diwakili oleh pihak nonpolitical representative, sama seperti KTT sebelumnya,' kata Sidharta.
-
Siapa yang ditangkap oleh AFP? Kepolisian Federal Australia (AFP) telah menangkap seorang penduduk Australia berusia 42 tahun yang diduga memasang jaringan titik akses wifi gratis palsu di bandara.
-
Dimana kamp romusa di Myanmar? Video tersebut memperlihatkan suasana kamp romusa di Thanbyuzayat, Myanmar.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, Kedutaan AS di Myanmar menyatakan keprihatinan atas penahanan kedua wartawan itu dan menuntut mereka segera dibebaskan.
"Kami masih prihatin dengan wartawan Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo. Keluarga mereka dan orang lain tidak diizinkan melihat mereka, dan bahkan tidak tahu di mana mereka ditahan," kata pernyataan Kedutaan AS.
Kedua wartawan Reuters bernama Wa Lone, 31 tahun, dan Kyaw Soe Oo, 27 tahun, hilang sejak Selasa (12/12) setelah diundang untuk bertemu dengan petugas polisi untuk makan malam di pinggiran utara kota Yangon.
Kedua jurnalis itu membuat laporan tentang tindakan keras militer di Negara Bagian Rakhine, yang membuat lebih dari 600.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh sejak akhir Agustus.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaDPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar
Baca SelengkapnyaWNA itu berperan sebagai nakhoda kapal dari Bangladesh ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaKorban menyetuyui dan seluruh biaya keberangkatan ke Thailand ditangung seseorang yang memerintahkan tersangka H.
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius menangani kejahatan perdagangan orang karena kasus TPPO sudah seringkali berulang.
Baca Selengkapnya11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua tersangka baru dalam kasus dugaan penyelundupan manusia etnis Rohingya ke Aceh. Dua tersangka itu berinisial MAH (22) dan HB (53).
Baca SelengkapnyaParlemen Thailand berkunjung ke Indonesia perkuat kerjasama di berbagai bidang
Baca SelengkapnyaDia mendorong negara-negara ASEAN untuk mencari solusi bersama untuk mengatasi konflik Myanmar
Baca SelengkapnyaSatu orang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyelundupan Rohingya ke Aceh.
Baca SelengkapnyaDalam laporan Freedom of Net, kebebasan berinternet skala global mengalami penurunan selama 14 tahun berturut-turut.
Baca Selengkapnya