Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Babak Baru Perang Intelijen AS vs China

Babak Baru Perang Intelijen AS vs China bendera china dan as. ©AFP

Merdeka.com - Direktur CIA mengumumkan pada Kamis, pihaknya akan mulai melakukan reorganisasi dengan tujuan lebih fokus pada China.

Inti dari upaya tersebut yaitu menjadikan Pusat Misi China baru membawa lebih banyak sumber daya untuk mempelajari negara tersebut dan menempatkan pejabat yang lebih baik di seluruh dunia untuk mengumpulkan informasi dan menganalisis kegiatan China.

Direktur CIA, William J Burns menyampaikan dalam sebuah pernyataan, unit baru ini “akan semakin memperkuat kerja kolektif kita pada ancaman geopolitik terpenting yang kita hadapi di abad ke-21, pemerintah China yang semakin bermusuhan.”

Pusat baru lainnya akan fokus pada teknologi baru dan masalah global seperti pandemi dan perubahan iklim. Disebut Pusat Misi Transnasional dan Teknologi, bagian dari misinya adalah mengidentifikasi teknologi baru yang dapat digunakan oleh badan tersebut untuk membantu mengumpulkan informasi intelijen dan oleh pihak lain untuk melawan operator CIA.

Februari lalu, Burns mengidentifikasi China sebagai prioritas utamanya, dan tantangan untuk mengubah teknologi sebagai area fokus penting lainnya. Pusat-pusat misi yang baru, bersama dengan pembentukan jabatan baru sebagai kepala pejabat teknologi, adalah cara untuk memformalkan prioritas-prioritas tersebut.

Perubahan tersebut mencerminkan kebijakan umum di seluruh tim keamanan nasional pemerintahan Presiden Joe Biden.Badan tersebut telah memberi pengarahan kepada para pemimpin kongres tentang perubahan tersebut, dan peningkatan fokus pada China setidaknya kemungkinan akan disambut dengan hangat. Baik Partai Republik maupun Demokrat berpendapat, badan intelijen perlu mengarahkan lebih banyak sumber daya ke China dan meningkatkan analisis mereka terhadap pemerintah China.

Pengumuman ini disampaikan hanya beberapa hari setelah stasiun dan pangkalan CIA di seluruh dunia menerima peringatan kabel rahasia tentang informan yang telah ditangkap, dibunuh, atau diubah menjadi agen ganda.

Kemajuan teknologi telah membuat pengumpulan intelijen di China menjadi sangat sulit. Kamera pengintai di mana-mana dan perangkat lunak pengenalan wajah yang didukung kecerdasan buatan mempersulit agen menghindar dari deteksi

Satu dekade yang lalu, pemerintah China secara sistematis membongkar operasi mata-mata CIA di negara itu, di mana para informan ditangkap atau dibunuh. Beberapa mantan pejabat menyalahkan pelanggaran sistem komunikasi rahasia badan tersebut, sementara yang lain menyalahkan mantan petugas CIA yang kemudian dihukum karena membocorkan rahasia ke China. Sejak saat itu, badan tersebut telah mencoba membangun kembali jaringannya, tetapi kekuatan pemerintah China untuk melacak pergerakan dan komunikasi orang telah memperlambat upaya tersebut.

Perlu beradaptasi

Seorang pejabat senior CIA mengatakan, pusat teknologi baru ini akan membantu badan tersebut mengdepankan teknologi baru yang dapat mengidentifikasi mata-mata. Selama beberapa tahun terakhir, badan tersebut berusaha mengatasi perkembangan teknologi baru dan mendorong para perwira untuk tidak meremehkan permusuhan badan intelijen.

Dalam jargon CIA, tradecraft adalah keterampilan yang digunakan mata-mata untuk menghindari operasi musuh, menemukan sumber baru dan berkomunikasi dengan mereka dengan aman. Kemajuan teknologi negara-negara seperti China telah memaksa badan tersebut untuk memperbarui dan meningkatkan keahlian mereka. Dan pejabat senior mengatakan fokus baru pada teknologi dan China akan membantu dalam upaya untuk terus mengubah tradecraft mereka.

Perubahan tersebut juga merupakan upaya untuk menyempurnakan reorganisasi luas CIA yang dilakukan pada 2015 oleh Direktur CIA saat itu, John O. Brennan. Sebelum pengumuman, Burns menghubungi mantan direktur CIA, menginformasikan mereka tentang reorganisasi dan meminta masukan, beberapa di antaranya mengatakan perubahan itu masuk akal.

“CIA harus beradaptasi dengan prioritas kebijakan dari setiap pemerintahan baru serta lanskap global yang berkembang dari tantangan dan peluang keamanan nasional,” kata Brennan, dikutip dari The New York Times, Senin (18/10).

“Jika ada negara yang layak mendapatkan pusat misinya sendiri, itu adalah China, yang memiliki ambisi global dan menghadirkan tantangan terbesar bagi kepentingan AS dan tatanan internasional.”

Reorganisasi baru hampir tidak seluas yang dilakukan Brennan. Tetapi Burns membatalkan dua perubahan yang dilakukan penerus Brennan, Mike Pompeo, yang merupakan Direktur CIA pertama Presiden Donald J Trump. Pompeo menciptakan pusat misi yang berfokus pada Korea Utara dan Iran. Kelompok-kelompok itu sekarang akan dilipat kembali menjadi pusat-pusat regional yang berfokus di Timur Tengah dan Asia Timur.

Dengan berakhirnya pusat misi Iran, pemimpinnya saat ini, Michael D'Andrea, pensiun dari badan tersebut. Penunjukan D'Andrea pada tahun 2017, yang memiliki karir panjang memimpin operasi melawan Al Qaidah dan target teroris lainnya, adalah tanda garis keras pemerintahan Trump terhadap Iran. Dan di dalam CIA, D'Andrea membantu menyusun pendekatan yang lebih keras terhadap Teheran.

“Atas nama kita semua di CIA, saya ingin menyampaikan penghargaan yang mendalam kepada Mike atas pengabdian dan kepemimpinannya selama beberapa dekade dalam beberapa masalah paling sulit yang kami hadapi,” jelas Burns.

Seorang pejabat senior CIA itu menyampaikan, mengakhiri pusat Iran dan Korea Utara tidak mencerminkan pengurangan pandangan badan tersebut terkait pentingnya negara-negara itu atau kurangnya ancaman dari mereka. Tetapi tinjauan operasi badan tersebut menyimpulkan Iran dan Korea Utara paling baik dianalisis dalam konteks wilayah mereka yang lebih luas.

Ujian geopolitik terberat

Ambisi global China, dan keterlibatannya yang semakin besar di negara-negara di seluruh dunia melalui inisiatif pembangunannya, berarti bahwa China dapat mengambil manfaat dari titik fokusnya sendiri.

Burns akan mulai bertemu dengan para ahli China setiap minggu, sama seperti para pendahulunya mengadakan pertemuan kontraterorisme mingguan selama hampir dua dekade terakhir.

CIA juga akan mendorong lebih banyak pakar China untuk bekerja di luar negeri. Meskipun mungkin tidak mungkin untuk meningkatkan jumlah pejabat badan tersebut yang bekerja di China, CIA dapat menempatkan lebih banyak analis di Asia dan wilayah dunia di mana China aktif, untuk membantu petugas badan tersebut mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang strategi dan taktik Beijing.

Dalam sebuah pesan ke pegawai CIA pada Rabu, Burns mengatakan bahwa di China, Amerika Serikat “menghadapi ujian geopolitik terberat kami di era baru persaingan kekuatan besar.”

Respons China

Buntut dari peresmian Pusat Misi China yang dibentuk CIA, koran militer China menyerukan rakyat berperang bersama mengalahkan spionase Amerika. Berita peresmian tersebut viral di media sosial China.

Video yang tersebar secara meluas dalam beberapa hari terakhir tersebut mengklaim CIA merekrut operator berbahasa China yang memahami Bahasa Mandarin termasuk bahasa Kanton, Hakka, dan Shanghai.

Akun Weibo Koran Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), koran resmi pasukan bersenjata, menggambarkan CIA sebagai pasukan musuh asing.

“Badan intelijen AS, yang dengan sangat terang-terangan merekrut agen khusus, pasti memiliki metode lebih jahat dan tidak tanggung-tanggung di belakangnya,” tulis koran tersebut di akun Weibonya, dikutip dari South China Morning Post, Senin (18/10).

“Tak ada rubah licik bisa mengalahkan pemburu andal. Untuk meningkatkan keamanan nasional, kita hanya perlu percaya pada rakyat dan bergantung pada rakyat,” lanjutnya.

Koran ini juga menyerukan dukungan rakyat yang lebih besar dan mengatakan “perang rakyat” diperlukan untuk menjaga risiko intelijen dan “membuat mata-mata tidak mungkin beroperasi dan menyembunyikan diri”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian sebelumnya mengecam langkah CIA tersebut, menyebutnya semacam gejala mentalitas perang dingin.

Pihak berwenang China mewaspadai risiko spionase asing selama bertahun-tahun, melakukan tindakan keras dan mengajak masyarakat membantu melaporkan aktivitas mata-mata yang mencurigakan.

Kementerian Keamanan Negara menyampaikan pada Agustus tahun lalu, ada peningkatan tujuh kali lipat kasus mata-mata ekonomi dan keuangan dibandingkan lima tahun sebelumnya. Pembentukan Pusat Misi China juga diyakini dipicu kekhawatiran China meningkatkan aktivitas spionasenya di AS dan untuk melawan kritik aktivitas CIA di China. 

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP