Biksu Thailand Sebut Toleransi Umat Beragama Kerap Dicederai Ujaran Kebencian
Merdeka.com - Sejumlah tokoh agama dan aktivis perdamaian dari sejumlah organisasi dari berbagai negara menghadiri peringatan Hari Toleransi Internasional yang diselenggarakan Keduataan Besar Oman di Jakarta, Sabtu (16/11). Salah satu pembicara yang hadir yaitu seorang biksu Buddha asal Thailand, Ven. Napan Santibhaddo.
Thailand adalah negara mayoritas Buddha. Tapi di wilayah selatan negara itu, mayoritas penduduknya beragama Islam. Gesekan atau konflik antar umat beragama menurut Napan Santibhaddo kerap dipicu ujaran kebencian yang kerap menyebar dengan cepat.
Kehidupan beragama masyarakat di Thailand khususnya wilayah selatan menurutnya cukup harmonis. Kendati memiliki identitas berbeda, masyarakat saling bahu membahu menebar pesan damai.
-
Bagaimana cara membangun toleransi antarumat beragama? Meningkatkan ketaatan pada agama masing-masing adalah prinsip penguatan NKRI. Semakin kuat ketaatan pada agama yang diyakininya, maka makin dalam merasakan arti toleransi.
-
Bagaimana kehidupan antar agama di kampung toleransi? Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan.
-
Kapan kata-kata toleransi antarumat beragama dibagikan? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kenapa kata-kata toleransi antarumat beragama penting? Hal ini lantaran kata-kata toleransi antarumat beragama bisa menjadi inspirasi bagi Anda untuk bisa lebih menghargai dan memahami perbedaan.
-
Bagaimana Sunan Bonang menunjukkan toleransi? Kayu jati dengan empat cabang yang menggambarkan rumah ibadah agama-agama berbeda ini menunjukkan sikap Sunan Bonang. Ia adalah ulama besar yang mau menerima keberadaan agama lain di sekitarnya.
-
Mengapa suku Bidayuh berkonflik dengan suku lain? “Saat antropomorf GS3 digambar, suku Bidayuh dikuasai oleh elit Melayu, sedangkan antropomorf GS4 kemungkinan dibuat selama periode konflik yang semakin meningkat antara suku Bidayuh dan penguasa Iban dan Melayu Brunei,“ jelas tim peneliti.
"Apa yang sesungguhnya kami lakukan adalah saling membantu, mengkomunikasikan pesan damai karena para juru damai berusaha melakukan yang terbaik untuk menghentikan orang-orang yang suka menyebarkan ujaran kebencian, mereka melakukannya setiap detik. Toleransi sudah terbangun, tapi rasa itu dicederai dan dirusak hari demi hari oleh ribuan ujaran kebencian. Jadi orang-orang yang cinta damai harus berusaha lebih keras lagi daripada orang-orang yang menyukai perang," jelasnya kepada merdeka.com di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Sabtu (18/11).
Kendala utama dalam menciptakan perdamaian menurutnya karena lebih banyak waktu dihabiskan dengan pendekatan militer. Menurutnya harus ada ruang yang lebih luas untuk perundingan damai. Hal itu bisa dimulai dari tingkat yang paling bawah di tengah masyarakat.
"Menurut saya kita harus mulai dari bawah dan secara paralel harus dimulai dari tingkat lokal, mulai dari desa, di pedalaman selatan dan masyarakat dan di seluruh negeri bagaimana membangun pengertian satu sama lain," jelasnya.
Direktur Institut Manajemen Buddha untuk Kebahagiaan dan Perdamaian (IBHAP) ini mengatakan, ada juga oknum tertentu yang sengaja ingin memecah belah masyarakat. Agar masyarakat baik Muslim dan Buddha tak mudah terpengaruh dengan upaya oknum ini, maka komunikasi dan saling pengertian masyarakat harus diperkuat.
"Kita harus menciptakan lebih banyak ruang untuk komunikasi untuk memperkuat hubungan kita dan kita harus melakukannya melalui komunitas dan di tataran nasional karena orang-orang yang berasal dari tempat jauh mungkin tidak tahu bagaimana situasi sebenarnya," jelasnya.
Menurutnya orang-orang yang suka memecah belah masyarakat adalah orang yang tak memiliki iman dan agama. Biasanya gambar provokasi sengaja disebar dan memunculkan perasaan saling curiga dan menciptakan kebencian baru.
"Orang-orang yang melakukan hal buruk itu bukan berarti agama memerintahkan mereka melakukan itu. Jadi ini soal manusia secara personal," ujarnya.
Solusi Jangka Panjang untuk Rohingya
Napan Santibhaddo juga mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang menimpa etnis Muslim Rohingya di Myanmar.
"Sangat tragis dan sangat memprihatinkan. Saya tidak bisa mendeskripsikan betapa sedihnya," ungkapnya.
Menurutnya perlu dipikirkan solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis kemanusiaan Rohingnya. Salah satunya dengan memahami apa sebenarnya terjadi.
"Apa alasan di balik itu semua. Atas nama kemanusiaan kita harus mencoba menolong sesama, dan kemudian harus memahami apa alasan hal buruk ini terjadi sehingga kita bisa menolong mereka secara berkelanjutan," kata dia.
"Tidak hanya soal membuka kamp pengungsi dan itu bukan solusi jangka panjang. Jadi menurut pendapat saya, orang-orang di negara itu harus mengerti dan masyarakat internasional harus mencoba memahami apa alasan di balik itu," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaGus Yahya menilai, salam sejahtera yang sering digunakan dalam berbagai tradisi keagamaan tidak selalu dianggap sebagai bagian dari ibadah formal.
Baca SelengkapnyaToleransi tinggi, mahasiswa ini selalu mengikuti perayaan Buddhis di kampusnya.
Baca SelengkapnyaWalaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.
Baca SelengkapnyaAhli tafsir Alquran Quraish Shihab hari ini diundang menghadiri pidato Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Baca SelengkapnyaSemakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Baca SelengkapnyaDiskriminasi adalah masalah sosial yang dapat memicu perpecahan.
Baca SelengkapnyaWanita berinisial MS di dalam video tersebut diduga melarang sekelompok orang melakukan aktivitas ibadah karena tidak memiliki izin.
Baca SelengkapnyaDi tengah ramainya war takjil, pria ini justru unggah momen disiapkan takjil oleh mama pendeta.
Baca SelengkapnyaAksi sekelompok mahasiswa muslim 'ngabuburit' ke Kapel Biara Ursulin ini viral, tuai komentar warganet.
Baca Selengkapnya