Bukan Einstein, Sosok Jenius Ini Temukan Tuhan dalam Persamaan Matematika
Kisah tokoh ini pernah difilmkan pada 2015 berjudul The Man Who Knew Infinity.
Seorang jenius otodidak dari India, Srinivasa Ramanujan berhasil mendefinisikan ulang matematika dalam bilangan irasional pi, rasio keliling lingkaran terhadap diameternya.
Ia menyatakan pi sebagai desimal yang meluas tak terhingga dalam polanya yang acak. Inovasi ini menata ulang bahwa pi dianggap sebagai pecahan yang elegan dan kompleks.
-
Siapa penemu matematika pertama? Menurut peneliti, ahli matematika pertama bukan dair Romawi, Mesir, Yunani, maupun Babilonia, tetapi ia adalah siapapun yang menciptakan tulang Ishango.
-
Apa temuan ilmuwan di India? Ahli paleontologi di India telah berhasil mengidentifikasi dan mengklasifikasikan spesies baru dari kelompok reptil proterosuchid.
-
Siapa yang mengajarkan Einstein matematika? Saking begitu cerdasnya, beberapa literatur menyebutkan bahwa guru matematikanya memilih mundur untuk mengajari Einstein.
-
Siapa ilmuwan yang menemukan pola matematika rumit dalam Al-Qur'an? Namun, pada tahun 2009, Miller menemukan sebuah pola matematika yang rumit dalam Al-Qur'an. Pola ini dikenal sebagai 'kode 19', tidak dapat dijelaskan secara kebetulan.
-
Apa yang Einstein katakan tentang Tuhan? Einstein juga menyatakan kebingungannya mengenai kedua interpretasi yang bertentangan tersebut. Di sisi lain, ketika ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa tidak mungkin ada satu entitas super yang bertanggung jawab atas penciptaan, gagasan tentang Tuhan dengan bentuk 'manusia' menjadi lemah.
Karya jenius yang dihasilkan Ramanujan di bidang matematika lebih dari seabad yang lalu ini masih membuat orang bertanya-tanya. Siapa yang menyangka terobosannya ini ternyata terinspirasi oleh mimpi dewi Namagiri.
Hal tersebut diakui Ramanujan, mengatakan dia menerima 3.900 rumus dari dewi Hindu Namagiri, salah satu bentuk dewi Mahalakshmi, seperti dikutip dari India Today, Selasa (24/12).
Ramanujan tumbuh di lingkungan yang kaya akan spiritual, dengan guru pertamanya adalah ibunya. Ibunya diketahui memiliki pengetahuan tentang numerologi dan sangat percaya dengan kekuatan spiritual dan prediktif matematika.
Ia dibesarkan dalam keluarga Brahmana di India Selatan dengan menerima sebagian warisan alami dari garis keturunan ortodoks, di mana aljabar, trigonometri, dan geometri digunakan untuk membuat perhitungan astronomi praktis, meskipun untuk mengatur kehidupan beragama.
Tinggalkan India
Meskipun ia mengklaim hasil yang paling luar biasa diperolehnya melalui mimpi bertemu dewi Hindu Namagiri, sosok spiritual yang kuat dalam keluarganya, ia harus membayar mahal kecintaannya dalam matematika itu dengan melanggar norma kasta.
Ramanujan berasal dari kasta brahmana, yang tidak diperbolehkan meninggalkan India. Namun ia melanggar tradisi tersebut, berangkat ke luar negeri untuk belajar di Universitas Cambridge, Inggris.
Pada 1914, Ramanujan menerbitkan karya inovatifnya tentang bilangan irasional pi dan terpilih sebagai salah satu Anggota Royal Society termuda pada tahun 1918. Ia meninggalkan sekitar 4.000 rumus dan hasil matematika.
Kisah hidupnya yang sangat luar biasa telah diangkat menjadi sebuah film dengan judul The Man Who Knew Infinity pada tahun 2015.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti