Bukti kekejaman sudah jelas, Myanmar masih menyangkal kekerasan terhadap Rohingya

Merdeka.com - Para pengungsi Rohingya di Bangladesh masih belum bisa melepaskan kenangan buruk yang mereka alami di desa ketika militer Myanmar menyerbu dan membumihanguskan rumah mereka. Serangkaian kisah kekejaman militer Myanmar sudah mereka ungkapkan ke publik lewat laporan media massa. Yang teranyar adalah temuan lima kuburan massal oleh jurnalis kantor berita the Associated Press (AP) Kamis lalu.
AP mengatakan penemuan kuburan massal itu diperoleh melalui wawancara lebih dari 24 penyintas di kamp pengungsi Bangladesh dan rekaman video ponsel lengkap dengan keterangan waktu. Hasilnya terungkap pembantai terjadi di Desa Gu Dar Pyin, Kota Buthidaung di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
AP mengutip para pengungsi Rohingya yang mengatakan militer Myanmar melancarkan serangan ke desa pada akhir Agustus dengan bantuan massa Buddha.
Hampir setiap penduduk desa yang diwawancara AP mengaku melihat tiga kuburan massal besar di Gu Dar Pyin di jalan masuk sebelah utara dekat jalan utama, tempat ketika tentara menghabisi warga Rohingya. Saksi lain membenarkan adanya dua kuburan massal berikutnya di perbukitan dan sisanya tersebar di sekitar desa.
Rekaman ponsel video dari penyintas memperlihatkan pemandangan mengerikan, mayat-mayat tanpa kepala dan bagian tubuh lain terserak di tanah.
Pejabat setempat yang dihubungi AP mengatakan mereka tidak tahu sama sekali mengenai kuburan massal dan pemerintah Myanmar berulang kali menyangkal kekerasan terhadap orang Rohingya.
militer myanmar ©2017 AFP Photo
"Tentara merencanakan serangan yang terjadi pada 27 Agustus dan dengan sengaja ingin menyembunyikan perbuatan mereka. Mereka membantai tidak hanya dengan senapan, pisau, peluncur roket, dan granat, tapi juga sekop buat menggali tanah dan air keras untuk merusak wajah serta tangan supaya jenazah tidak dikenali," ujar para penyintas seperti dikutip AP.
Seperti yang sudah-sudah, pemerintah Myanmar masih membantah laporan AP itu. Myanmar mengatakan mereka hanya membunuh 'teroris' dan semua mayat mereka 'dikuburkan dengan layak'.
Dalam pernyataan komite informasi kemarin pemerintah Myanmar mengatakan 17 pejabat, termasuk Polisi Penjaga Perbatasan sudah mengunjungi Gu Dar Pyin untuk menyelidiki temuan AP dan menurut penduduk desa dan para tokoh di sana 'tidak ada temuan semacam itu.'
Menurut pernyataan pemerintah, sekelompok 'teroris' Rohingya cekcok dengan pasukan keamanan di desa itu ketika terjadi 'operasi pembersihan' oleh militer. Sekitar 500 penduduk desa menyerang pasukan keamanan dengan pisau, tongkat, dan tombak kayu. Pasukan keamanan membalas dengan melepaskan tembakan bela diri.
Mereka mengatakan 19 'teroris tewas dan mayat mereka dikuburkan dengan layak' oleh pasukan keamanan.
"Pemerintah Myanmar tidak akan menyangkal setiap pelanggaran hak asasi dan akan menyelidiki kasusnya jika ada bukti kuat. Dan jika terbukti ada pelanggaran hak asasi setelah penyelidikan maka jaksa akan mengambil langkah hukum," kata pernyataan pemerintah.
Terkait laporan soal Desa Gu Dar Pyin, "hasil penyelidikan awal membuktikan laporan AP itu salah," kata pernyataan pemerintah.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya