Buku terakhir Stephen Hawking: Tuhan tidak ada
Merdeka.com - Tuhan tidak ada. Itulah kesimpulan dari buku yang ditulis oleh fisikawan ternama asal Inggris, Stephen Hawking yang diterbitkan Selasa lalu. Buku itu diselesaikan oleh keluarga Hawking setelah dia wafat pada Maret lalu di usia 76 tahun.
Buku ini menghadirkan jawaban bagi sejumlah pertanyaan yang paling sering ditanyakan kepada Hawking selama hidupnya.
Pernyataan mengejutkan lainnya dari Hawking yang tertuang dalam buku ini adalah dia meyakini ada kehidupan alien di luar sana, dan kecerdasan buatan dapat mengakali manusia kapan saja dan perjalanan waktu bisa terjadi.
-
Bagaimana Stephen Hawking melihat Tuhan? Pada 2014 Hawking pernah mengatakan kepada media bahwa ia adalah seorang ateis dan tidak mempercayai akan kehadiran Tuhan. Hawking mempercayai bahwa tidak akan ada surga ataupun kehidupan setelah kematian.
-
Bagaimana Stephen Hawking memandang Tuhan? 'Yang saya maksud dengan ‘kita akan mengetahui pikiran Tuhan’ adalah bahwa kita akan mengetahui semua yang akan diketahui Tuhan, jika memang ada Tuhan, padahal tidak ada. Saya adalah seorang ateis,' jelas Hawking.
-
Kapan ilmuwan ini meninggal? Kematian Tycho Brahe pada tanggal 24 Oktober 1601, hanya 11 hari setelah insiden pesta yang tragis, meninggalkan kekosongan besar dalam dunia ilmu pengetahuan.
-
Apa yang Stephen Hawking yakini? Hawking menyatakan bahwa dirinya merupakan seorang ateis, yaitu seseorang yang tidak percaya akan keberadaan Tuhan. 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Mengapa Stephen Hawking menjadi ateis? 'Sebelum kita memahami ilmu pengetahuan/sains, wajar untuk percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Akan tetapi, sekarang ilmu pengetahuan menawarkan penjelasan yang lebih menyakinkan,'
-
Kapan pria itu meninggal dunia? Sejak kejadian tersebut, ia terus positif mengidap virus corona selama 613 hari hingga kematiannya pada Oktober tahun lalu.
"Tidak ada Tuhan. Tidak ada yang mengatur alam semesta," tulisnya dalam buku berjudul "Jawaban Singkat untuk Pertanyaan Besar," seperti dilansir CNN, Sabtu (20/10).
"Selama berabad-abad, diyakini bahwa orang-orang cacat seperti saya hidup di bawah kutukan yang ditimbulkan oleh Tuhan," tambahnya.
"Saya lebih suka berpikir bahwa semuanya dapat dijelaskan dengan cara lain, oleh hukum alam."
Hawking menderita amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau penyakit Lou Gehrig’s. Penyakit tersebut merupakan penyakit saraf yang menyerang neuron pengendali otot lurik.
Hawking meninggal saat masih mengerjakan buku terakhirnya yang kemudian diselesaikan oleh keluarga dan rekan-rekannya dengan bantuan arsip pribadinya.
Hawking berbicara tentang kurangnya kepercayaannya pada Tuhan selama hidupnya, beberapa dari jawabannya yang lain lebih mengejutkan.
"Ada bentuk-bentuk kehidupan cerdas di luar sana," tulisnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hawking banyak ditanyai mengenai pandangannya mengenai keberadaan Tuhan dan kepercayaan yang ia anut.
Baca SelengkapnyaMasing-masing ilmuwan punya pandangan sendiri soal ini. Berikut ungkapannya.
Baca SelengkapnyaAyah Anji, Hartiyo meninggal dunia pada Selasa (16/1) pagi karena sakit.
Baca SelengkapnyaPenasaran apa saja hal-hal kontroversial dari Stephen Hawking?
Baca SelengkapnyaBerikut adalah deretan ilmuwan yang memilih atheis dalam menjalani hidupnya.
Baca SelengkapnyaPolisi resmi menghentikan perkara ini usai merampung investigasi.
Baca SelengkapnyaIsaac Newton disebut-sebut seorang yang taat kepada agamanya.. Mempelajari juga tentang teologi.
Baca SelengkapnyaWanita ini ceritakan momen terakhir bersama sang ayah yang meninggal usai saksikan akad nikahnya.
Baca SelengkapnyaCopernicus akhirnya dimakamkan di kuburan yang diberi tanda, sebelumnya tidak. .
Baca SelengkapnyaSimak potret-potret pilu anak-anak Stevie Agnecya di pemakaman sang ibu.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga ilmuwan yang meninggal sebelum teorinya diakui dunia.
Baca SelengkapnyaAyah mertua Chua Kotak pergi untuk selama-lamanya lantaran mengalami komplikasi berbagai penyakit.
Baca Selengkapnya