Dampak Lockdown Sebulan, Sungai Gangga di India Jadi Lebih Jernih

Merdeka.com - India memperpanjang lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona dengan menutup sekolah, kantor, industri, alat transportasi, dan memaksa orang-orang tetap di rumah.
Bonus dampak dari kebijakan ini adalah udara yang lebih bersih, padahal India adalah negara keenam dari 10 negara paling tercemar di dunia.
"Ini adalah perubahan yang sangat besar, ”kata Kunal Chopra, yang menderita bronkitis kronis, dilansir dari Alarabiya, Rabu (29/4).
Biasanya Chopra mengawali harinya dengan suntikan dan inhaler.
"Udara jauh lebih segar dan masalah pernapasanku membaik," ujarnya.
Berdasarkan laporan Aliansi Global Kesehatan dan Polusi pada Desember 2019, India bertanggung jawab atas kematian lebih dari 2 juta orang akibat polusi udara.
Pada 25 Maret, hari pertama lockdown, tingkat rata-rata PM 2,5 menurun 22 persen dan nitrogen dioksida - yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil - turun 15 persen, menurut data polusi udara yang dianalisis oleh Pusat Penelitian Energi dan Udara bersih.
"Ini adalah masa yang luar biasa," kata Direktur Eksekutif Pusat Sains dan Lingkungan, Anumita Roychowdhury,
Pusat Sains dan Lingkungan adalah sebuah organisasi penelitian dan advokasi di New Delhi. Dia mengaitkan penurunan polusi udara dengan berkurangnya volume kendaraan di jalan, aktivitas konstruksi, dan penutupan pabrik.
"Orang lebih rentan selama pandemi di daerah dengan polusi tinggi," katanya. "Paru-paru dan hati kita sudah terganggu, dan kita tidak bisa melawan virus."
India telah melaporkan hampir 20.000 kasus Covid-19 dan lebih dari 600 kematian.
Sungai Lebih Bersih
Lockdown yang rencananya akan dicabut pada 3 Mei juga berdampak pada sungai yang menjadi lebih bersih.
Gambar-gambar perairan jernih Gangga yang murni, sungai terpanjang di India yang dianggap suci oleh umat Hindu, dengan antusias dibagikan di media sosial beberapa pekan setelah lockdown. Badan pemantau polusi India mengatakan jernihnya air sungai membuatnya layak digunakan untuk mandi di beberapa daerah, menurut alat pemantau real time yang ditempatkan di sepanjang sungai yang memiliki panjang 2.575 kilometer (1.600 mil) itu.
Sebuah analisis baru-baru ini oleh Badan Pengendalian Pencemaran Delhi menemukan, kualitas Sungai Yamuna yang mengalir di sepanjang New Delhi juga meningkat selama lockdown. Laporan itu mengutip itu penurunan limpasan dari 28 klaster industri dan lebih sedikit sampah.
“Lockdown telah memperjelas apa sebenarnya sumber utama pencemaran,” kata pegiat lingkungan hidup dan pendiri Swecha, Vimlendu Jha.
Swechha, sebuah organisasi non-pemerintah yang membantu kaum muda memerangi perubahan iklim.
"Limbah dipaksa masuk ke badan sungai kami, dan itulah alasan utama mengapa sungai kami hitam."
Jha dan para ahli lainnya memperingatkan kondisi membaiknya kualitas lingkungan bisa berlaku singkat karena pemerintah pada akhirnya mencabut lockdown dan aktivitas ekonomi yang merajalela berlanjut.
"Bagaimana lockdown hanya untuk beberapa pekan dapat mencapai apa yang pemerintah tidak bisa capai selama beberapa dekade?" kata Jha, yang percaya pihak berwenang harus mempelajari data yang dikumpulkan selama lockdown untuk menyusun kebijakan lingkungan yang lebih baik.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya