Demonstran Ancam Tutup Akses Menuju Bandara Hong Kong

Merdeka.com - Para demonstran Hong Kong berencana menutup akses menuju Bandara Internasional Hong Kong setelah unjuk rasa berakhir bentrok antara demonstran dan polisi pada Sabtu malam.
Demonstran mengajak seluruh masyarakat untuk mendatangi sejumlah titik kawasan penting, salah satunya akses menuju bandara tersibuk di dunia tersebut.
Jika penutupan bandara benar-benar terjadi, maka aksi unjuk rasa akan berpotensi mengganggu aktivitas penerbangan dari dan menuju Hong Kong, dilansir dari Channel News Asia (1/9).
Sabtu malam dan menjelang dini hari, polisi menembakkan meriam air, gas air mata, dan peluru karet kepada para demonstran yang memancing keributan.
Sebelum melakukan perlawanan, polisi telah menembakan tembakan peringatan ke udara sebanyak dua kali untuk menakuti kelompok demonstran yang mengepung mereka.
Akibat bentrokan yang terjadi, beberapa bagian sistem metro terhenti.
Stasiun televisi juga menunjukkan gambar demonstran yang diamankan ketika aksi bentrokan terjadi.
Sebelumnya, dua aktivis pro-demokrasi Hong Kong Joshua Wong dan Agnes Chow ditangkap aparat pada Jumat lalu. Penangkapan itu terjadi beberapa jam setelah aktivis kemerdekaan Andy Chan ditahan di bandara Hong Kong.
Penangkapan para aktivis ini menjelang demonstrasi besar yang direncanakan aka digelar pada Sabtu (31/8) seperti dilansir dari Al Jazeera.
Joshua Wong ditangkap saat tengah berjalan menuju stasiun kereta pada Jumat pagi dan dipaksa masuk ke dalam monil pribadi, menurut pernyataan Partai Demosisto di Hong Kong.
Anggota senior yakni Agnes Chow di tangkap selang dua jam setelah Wong. Dia ditangkap dalam kesempatan terpisah dan di bawa ke markas polisi Wan Chai.
Sementara itu, Chan dilaporkan ditahan saat hendak naik pesawat ke Jepang pada Kamis malam. Dia dicurigai melakukan kerusuhan dan menyerang polisi, menurut Hong Kong Free Press.
Joshua Wong adalah aktivis muda pro-demokrasi yang pernah terlibat dalam gerakan massa tahun 2014. Saat itu dia menjadi pemimpinnya. Gerakan itu disebut Umbrella Movement.
Sementara Chow adalah seorang aktivis terkemuka yang berusaha menjadi anggota dewan termuda di Hong Kong. Namun Chow didiskualifikasi setelah pemerintah mengatakan platform politik partainya melanggar undang-undang pemilihan kota.
Lebih dari 850 orang telah ditangkap sejak bulan Juni karena aksi demonstrasi ini.
Aksi unjuk rasa yang awalnya dilakukan dengan damai, kini aksi unjuk rasa yang semakin memanas membuat bentrok antara demonstran dan polisi tidak terhindarkan.
Reporter Magang: Ellen Riveren
Reporter: Teddy Tri Setio Berty
Sumber: liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya