Deretan kisah tragis wanita dipenggal di muka umum karena hal sepele
Merdeka.com - Hukum pemenggalan hingga saat ini masih menjadi suatu bentuk sanksi sadis yang dilakukan suatu negara atau kelompok. Sebab terkadang, alasan melakukan eksekusi penggal itu tidak sepadan dengan kesalahan yang telah dilakukan oleh seseorang.
Terlebih jika hukum penggal kepala itu dilakukan kepada seorang wanita. Siapapun tidak akan tega mengetahui atau bahkan menyaksikannya secara langsung.
Ada beberapa wanita yang dihukum penggal hanya karena alasan sepele, seperti keluar rumah tanpa ditemani suami atau karena alasan kehormatan.
-
Kenapa korban dibunuh? 'Oleh karena pelaku menolak untuk membayar 100 ribu selanjutnya korban memaki-maki dan mengancam pelaku dengan kata-kata yang kasar dan mengancam untuk memanggil abang-abang (keluarga) yang daripada korban,' kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Kamis (25/4).
-
Kenapa pelaku membunuh korban? Aksi nekat tersebut terjadi lantaran korban meminta uang tambahan sebesar Rp100.000.
-
Bagaimana cara perempuan itu dibunuh? 'Membunuh orang dengan cekikan ligatur ditafsirkan sebagai bentuk bunuh diri simbolis, karena dengan mencekik diri sendiri, individu itulah yang menyebabkan kematiannya sendiri,' kata para penulis studi tersebut.
-
Kenapa pelaku membunuh wanita di Bali? Pelaku tega menghabisi korban karena kesal dimintai bayaran untuk berhubungan badan.'Motifnya, tersangka kesal serta emosi karena korban (saat berhubungan badan) terus mendesak meminta bayaran untuk berhubungan badan yang kedua. Dan mengancam akan berteriak meminta pertolongan.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
Diambil dari beberapa sumber, merdeka.com telah merangkum kisah wanita yang dihukum penggal dengan berbagai alasan. Berikut ulasannya:
Belanja di pasar tak bersama suami, wanita ini tewas dipenggal
Aksi barbar kembali terjadi di Afghanistan, tepatnya di Desa Latti, Provinsi Sar-e-Pul. Seorang perempuan dipenggal oleh sekelompok militan Taliban saat tengah berbelanja, karena tidak didampingi suaminya.
Peraturan ketat diberlakukan Taliban di wilayah itu terhadap wanita. Kaum hawa dilarang untuk meninggalkan rumah tanpa bersama suami atau muhrimnya.
Perempuan di wilayah tersebut juga dilarang dari bekerja atau menerima pendidikan. Mereka juga dipaksa memakai burka setiap hari meski berada di dalam rumah.
Wanita 30 tahun ini diyakini pergi berbelanja ke pasar saat sang suami tengah ke Iran. Dari tetangga di sekitar rumah perempuan tersebut, diketahui wanita tak disebutkan namanya ini belum memiliki anak dan tinggal sendirian di rumah mereka.
Saksi mata mengatakan perempuan tersebut dianiaya sekelompok pria di jalanan, sebelum akhirnya dipenggal.
Juru bicara gubernur Provinsi Sar-e-Pul Zabiullah Amani menyebutkan insiden ini dilakukan para pria yang berhubungan dengan Taliban.
"Insiden ini benar terjadi, dan dilakukan para pria yang memiliki hubungan dengan Taliban," katanya kepada para awak media.
Sementara itu, Taliban sendiri menyangkal terlibat dalam serangan brutal tersebut.
Insiden ini merupakan yang terakhir dari serangkaian kekerasan terhadap perempuan di Afghanistan beberapa bulan terakhir. Sekitar sepekan lalu, lima perempuan Afghanistan yang bekerja sebagai penjaga keamanan di bandar udara selatan Kandahar, dibunuh pria bersenjata dalam perjalanan ke tempat kerja.
Di depan umum, Saudi penggal perempuan di Makkah
Pemerintah Arab Saudi memenggal seorang perempuan di muka umum di Kota Makkah. Perempuan asal Myanmar bernama Laila Bint Abdul Muttalib Basim itu dipenggal setelah diseret di jalan oleh empat polisi.
Dia dinyatakan bersalah atas pelecehan seksual dan membunuh anak tirinya berusia tujuh tahun.
Sebuah video memperlihatkan, algojo bahkan harus mengayunkan pedang sebanyak tiga kali untuk menyelesaikan tugasnya sementara perempuan itu berteriak-teriak "saya tidak membunuh". Video itu kini sudah dicabut oleh situs YouTube karena terlalu sadis dan mengerikan.
Pegiat hak asasi Muhammad al-Saidi mengatakan ada dua cara eksekusi buat memenggal orang di Saudi.
"Yang pertama, korban disuntik bius supaya tidak merasa sakit dan cara kedua tanpa disuntik," kata dia.
"Perempuan ini dipenggal tanpa disuntik pereda rasa sakit. Mereka ingin perempuan itu merasakan sakit."
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan hukuman itu dilakukan karena perempuan itu sudah berbuat kejahatan sadis.
Demi kehormatan, ibu dan dua anak dipenggal di Afghanistan
Tragedi terjadi di Afghanistan setelah ibu berusia 30 tahun dan dua anaknya dipenggal di wilayah timur negara itu. Polisi menduga korban bernama Serata dibunuh oleh mantan suami atas dasar tradisi menjaga kehormatan.
Peristiwa tragis itu terjadi di Provinsi Ghazni kemarin lantaran bekas suami tidak terima mereka harus bercerai. Polisi menyatakan dua bocah berusia sembilan dan delapan tahun itu awalnya tidak hendak dibunuh. "Namun mereka akhirnya turut dipenggal karena menyaksikan ibunya dibunuh," ujar seorang polisi tidak disebut namanya.
Selepas rezim Taliban runtuh pada 2001, perempuan mulai berhak mengajukan talak kepada suami bila mengalami kekerasan rumah tangga. Sejak aturan ini muncul, kasus Serata menjadi peristiwa lazim di negara itu. Para pria banyak melakukan kekerasan bila istri tidak menurut atau mempermalukan mereka.
Kecurigaan polisi semakin terbukti karena Muhammad Arif, mantan suami sekaligus tersangka, kabur. Menurut Kepala Kantor Urusan Perempuan di Ibu Kota Kabul, Shukria Wali, mereka mencatat Serata minta cerai setelah sepuluh tahun lebih menikah dia melulu dipukuli.
Komisi Hak Asasi Independen Afghanistan mencatat selama Maret-April lalu saja ada 16 pembunuhan perempuan dengan motif kehormatan serupa. Padahal, ketika Taliban masih berkuasa, kasus pembunuhan kehormatan tidak pernah mencapai angka 20 kejadian per tahun.
Ketua lembaga itu, Suraya Subhrang, menilai kekerasan terhadap perempuan meningkat karena pemerintahan lemah. "Tidak ada tindakan tegas dari pemerintah lantaran hukum tidak berjalan di negeri ini, lelaki merasa main hakim sendiri sebagai jalan satu-satunya menyelesaikan permasalahan," kata dia.Â
Presiden Hamid Karzai dituding para pegiat bakal menyerahkan tampuk kepemimpinan kembali pada pentolan Taliban setelah dia lengser pada 2004. Kawasan utara negara itu bahkan sudah dikuasai kelompok radikal ini.
Ketika menguasai Afghanistan di awal 1990-an, Taliban dikenal membatasi perempuan. Kaum hawa tidak boleh sekolah, bekerja, bahkan sekadar keluar rumah. Setelah rezim mereka runtuh pascainvasi Amerika Serikat pada 2001, wanita mulai mendapat kebebasan. Namun kelompok radikal seperti Taliban, Jundullah, dan Mahazullah kerap meneror pegiat wanita.
Pertama kalinya ISIS penggal kepala 2 wanita di Suriah
Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah memenggal kepala dua wanita di depan umum untuk pertama kalinya di Suriah.
"Ini pertama kalinya ISIS memenggal kepala wanita di depan umum," kata kepala kelompok pemantau HAM Suriah (ONHR), Rami Abdel Rahman.
Pemenggalan kedua wanita itu dilakukan di tempat berbeda. Perempuan pertama menjalani eksekusi di Kota Deir al-Zor di Provinsi Deir Ezzor, Suriah timur sementara perempuan yang satunya di  Kota al-Mayadeen.
Menurut keterangan ONHR, dua wanita malang itu dipenggal lantaran dituduh telah melakukan praktek ilmu sihir dalam ritual pengobatan tradisional.
ISIS memang dikenal sering melakukan pemenggalan sadis terhadap para tahanannya. ONHR mencatat, sudah 3.027 kali ISIS melakukan eksekusi pemenggalan sejak pertama kali mendeklarasikan kekuasaannya.
Â
(mdk/che)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dirangkum Merdeka.com, tercatat setidaknya ada 5 peristiwa pembunuhan sadis yang terjadi di sejumlah wilayah
Baca SelengkapnyaMayat korban ditemukan mengenaskan terbungkus plastik di tempat pemakaman umum
Baca SelengkapnyaPembunuhan itu bermula dari hilangnya Aqila. Saat penculikan terjadi, ibunda Aqila sedang pergi.
Baca SelengkapnyaDi mata teman-temannya, korban dikenal sebagai sosok yang ceria, periang dan suka membantu.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan itu dipicu lantaran para pelaku mengungkit permasalahan korban.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan
Baca SelengkapnyaTrigger Warning! Sederet peristiwa berikut mengandung konten sensitif yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaSadis, Gerombolan Pemuda Keroyok hingga Lindas Kepala Perempuan di Sukabumi
Baca SelengkapnyaPara pelaku menganiaya korban hingga meninggal dunia karena merasa kesal dan emosi.
Baca SelengkapnyaKorban sering bercerita soal KDRT yang dialami. Tetapi saat berada di depan umum, pelaku mempertontonkan kemesraan.
Baca SelengkapnyaKorban dibunuh kedua tersangka menggunakan pisau daging.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop: Deretan Kasus Pembunuhan Sadis Sepanjang Tahun 2023
Baca Selengkapnya