Duterte ralat sebut Filipina putuskan hubungan dari AS

Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte di hadapan Balai Rakyat China menyebutkan, Filipina akan memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat. Namun, setibanya di Manila, Duterte meralat ucapannya tersebut.
Menurut Duterte, yang dia maksud adalah pemisahan kebijakan luar negeri AS di Filipina.
"Ini bukan pemutusan hubungan, Anda mengatakan pemutusan hubungan, maka Anda memutuskan hubungan diplomatik. Saya tidak bisa melakukan itu," ujar Duterte, seperti dikutip dari CNN, Minggu (23/10).
Duterte mengatakan alasan dia tidak bisa memutuskan hubungan dengan AS, karena di Negeri Paman Sam banyak sekali Filipinos (sebutan untuk warga Filipina).
"Hal ini demi kepentingan terbaik dari negara saya, kita masih menjaga hubungan itu. Mengapa? Karena ada banyak warga Filipina di Amerika Serikat. Jadi yang saya ucapkan adalah pemisahan, pemisahan kebijakan luar negeri," jelas Duterte.
Meski demikian, Duterte tetap menyebutkan pemisahan yang dilakukannya di bidang ekonomi dan kerja sama militer.
"Perpisahan hubungan itu termasuk di militer dan juga ekonomi, tapi belum tentu dalam bidang sosial. Amerika sudah kalah," ucapnya.
Menurut Duterte, untuk hubungan ekonomi dan militer, dirinya lebih condong ke China dan Rusia. Karenanya, setelah dari China, kemungkinan Duterte ingin melakukan kunjungan ke Rusia dan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
"Saya mungkin akan pergi ke Rusia untuk berbicara dengan Putin dan mengatakan padanya bahwa hanya kita bertiga yang akan melawan dunia: China, Filipina dan Rusia. Hanya ini caranya," sambung mantan wali kota Davao tersebut.
Pada Rabu kemarin, Duterte menyebutkan, 'sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal' pada AS. Dalam pidatonya, presiden yang kerap melontarkan ucapan kontroversial ini juga melontarkan hinaan pada AS.
"Orang Amerika terlalu bising, kadang kasar, kurang ajar. Melakukan kerja sama dengan mereka adalah cara cepat kalian kehilangan uang," sebutnya.
Segera setelah Duterte mengutarakan pidatonya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan akan meminta penjelasan dari Filipina. Kemlu AS merasa heran dengan komentar Duterte tersebut dan tidak sejalan dengan aliansi AS-Filipina yang sudah berlangsung selama 70 tahun dan membantu menjaga stabilitas di Asia.
"Kami akan meminta penjelasan jelas apa yang dimaksudkan oleh Presiden (Duterte), ketika berbicara mengenai perpisahan dengan AS," tutur Juru Bicara Kemlu AS, John Kirby.
Diplomat senior AS yang mengurus isu Asia Timur dan Pasifik Daniel Russel, dijadwalkan akan mengunjungi Manila pada akhir pekan. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya