Duterte sebut tak pernah mau berunding dengan militan di Marawi
Merdeka.com - Pemerintah Filipina akhirnya buka mulut soal tudingan sikap Presiden Rodrigo Duterte yang dianggap labil, dan membikin perundingan dengan kelompok militan di Marawi terhenti. Mereka ngotot sejak awal tidak pernah ada perundingan dengan kelompok bersenjata yang mengaku pro Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Dilansir dari laman benarnews, Jumat (7/7), juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella, mengatakan mereka tidak mendapat laporan apapun tentang upaya seorang tokoh masyarakat muslim Mindanao, Agakhan Syarief, yang konon diminta menjadi penengah perundingan antara Duterte dan kelompok militan.
"Saya tegaskan, istana dan Presiden (Duterte) tidak berunding dengan teroris, termasuk kelompok teroris lokal ini, yang memang berniat mendirikan negara di dalam Filipina, serta melepaskan segala hubungan pemerintahan antara Filipina dan Kota Marawi beserta penduduknya," ujar Abella.
-
Siapa Presiden pertama Filipina? Manuel Roxas mengambil kembali sumpahnya sebagai Presiden pertama Republik Filipina, setelah menyepakati perjanjian dengan Amerika Serikat.
-
Siapa yang dilarang MK terlibat dalam sengketa Pilpres? Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK) Fajar Laksono menegaskan, sidang perdana sengketa pilpres 2024 yang akan digelar perdana esom hari hanya dihadiri depalan hakim MK tanpa Anwar Usman.
-
Siapa yang diminta untuk bersikap netral dalam Pilpres 2024? Kedudukan Polri berada di bawah Presiden. Ari meminta institusi kepolisian untuk menjaga kehormatan, profesionalitas, dan integritas, sebagaimana diamanahkan oleh konstitusi, peraturan perundang-undangan, dan kode etik profesi.
-
Siapa yang DPR minta tindak tegas? Polisi diminta menindak tegas orang tua yang kedapatan mengizinkan anak di bawah umur membawa kendaraan.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana DPR ingin memastikan netralitas para pihak yang dilibatkan? 'Karena betul-betul dilibatkan langsung pada tiap prosesnya. Namun yang perlu dipastikan juga adalah terkait SOP, harus clear dan seragam. Ini demi meminimalisir potensi adanya kejadian-kejadian tidak netral nantinya. Jadi kalau dengan dilibatkan malah jadi tak netral, nanti kita sanksi keras,' ujar Sahroni dalam keterangan, Senin (6/11).
Pada Rabu lalu Agakhan Sharief mengatakan, setelah kelompok bersenjata pro ISIS pimpinan Maute bersaudara menyerbu Kota Marawi pada 23 Mei, seorang penasihat senior Duterte menghubunginya. Dia meminta supaya Sharief bisa menjembatani dialog karena mengenal Abdullah Maute dan Omarkhayam Maute. Pengakuan Sharief juga dibenarkan oleh dua orang sumber lain di Marawi.
Sharief yang dijuluki Bin Laden karena wajahnya mirip enggan mengungkap siapa penasihat senior Duterte mengontaknya. Mulanya, lanjut Sharief, setelah diyakinkan, Duterte sepakat akan bertemu dengan ibu dari Maute bersaudara, Ominta 'Farhana' Romato, di dekat Cagayan De Oro atau Kota Davao.
Sharief mengatakan kedua anak Farhana mempercayakan ibu mereka menjadi juru runding dengan Duterte.
"Dia (penasihat Duterte) mempersiapkan segala yang saya minta. Saya bilang kepadanya supaya disediakan helikopter buat menjemput ibu Maute bersaudara dan mengantarnya ke presiden. Dia siapkan itu," kata Sharief.
Sharief juga sebelumnya meyakinkan Maute bersaudara dan Farhana soal perundingan. Dia mengatakan, Duterte bersiap menawarkan pilihan supaya trah Maute bisa menerapkan hukum Islam di kampung halaman mereka, Butig, jika dia bisa meloloskan usulan sistem negara federal di Filipina.
Mendadak perundingan menjadi berantakan, karena pada 31 Mei Duterte malah menyatakan tidak bakal berunding dengan teroris. Lantas, pasukan Filipina menangkap ayah Maute bersaudara, Cayamora Maute, pada 6 Juni. Tiga hari kemudian giliran Farhana dibekuk. Padahal, kata Sharief, Maute bersaudara sudah siap menyingkir dari Marawi dan mengakhiri konflik jika Duterte menepati janji.
"Masalahnya ada di presiden kita. Pikirannya selalu berubah. Dia mengatakan tidak bakal berunding dengan teroris dan hal itu yang menyebabkan perundingan berhenti," ucap Sharief.
Sharief bukan sekali ini saja menjadi penengah konflik. Dia sudah sering diminta mendamaikan pertikaian bersenjata di wilayah selatan Filipina itu.
Saat dikonfirmasi, baik penasihat maupun juru bicara kepresidenan Duterte tak ada yang memberikan komentar. Wali Kota Marawi, Majul Usman Gandamra, mengakui soal adanya negosiasi itu. Namun, dia menyatakan kesalahan justru ada pada pihak kelompok bersenjata. Sebab, mereka tidak mengendurkan serangan ketika diberi pilihan.
"Saat itu memang ada kesempatan, tetapi mereka tidak memperlihatkan niat baik," kata Usman.
Sharief terakhir bertemu dengan Abdullah pada 25 Juni lalu, saat dia memimpin kelompok ulama menuju sarang kelompok Maute demi membebaskan beberapa sandera menjelang Idul Fitri. Dia juga mengaku tidak sepakat dengan ideologi ISIS. Namun, dia tidak bisa mengungkapkan hal itu karena merasa masih bisa meyakinkan trah Maute supaya mengakhiri pertempuran.
"Saya ini pendamai. Saya tidak bisa berunding kalau bicara melawan mereka," ucap Sharief.
Sayangnya, reputasi Duterte dikenal buruk soal perjanjian damai. Dia kerap melanggarnya. Sebab, dia berjanji berulang-ulang bakal menggempur seluruh kelompok militan. Padahal, ketika dia menjabat sebagai Wali Kota Davao selama 22 tahun, dia sudah meneken perjanjian dengan kelompok pemberontak Marxist. Wilayah Mindanao dengan 22 juta penduduk memang tidak pernah tenang dari pertikaian bersenjata.
Hingga kini, konflik di Marawi masih berlangsung. Sudah 400 meregang nyawa. Terdiri dari 337 militan, 85 prajurit, dan 44 warga sipil. Sedangkan sekitar 260 ribu warga terpaksa mengungsi karena khawatir ISIS bakal menjadikan selatan Filipina sebagai markas besar di Asia Tenggara.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik di Papua terjadi karena perbedaan paham yang menyulut untuk memisahkan diri dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaPara pakar berpendapat bahwa meskipun pernyataan Sara Duterte sangat tegas, dukungan politiknya tidak akan berkurang.
Baca SelengkapnyaKasad Jenderal Maruli Simanjuntak menyatakan komitmennya untuk menjaga netralitas prajurit.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto balas menyentil Jenderal Dudung yang menanggapi ucapan Megawati Soekarnoputri soal netralitas TNI.
Baca SelengkapnyaDudung kemudian mempertanyakan Megawati, yang tidak menyinggung ketidaknetralan Badan Intelijen Negara atau BIN.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, TNI-Polri tidak perlu takut dengan wanti-wanti Megawati itu.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaMahfud MD memastikan tak ada konflik kepentingan usai dirinya ditunjuk menjadi cawapres Ganjar.
Baca SelengkapnyaMaruli menyebut TNI AD telah menerapkan asas hukum kepada setiap prajurit
Baca SelengkapnyaKomitmen TNI untuk tetap netral tidak berubah dan sikap demikian tetap terus dijaga.
Baca SelengkapnyaKarena kalimat itu, diakui Yudo, berujung kesalahan tafsir di masyarakat
Baca SelengkapnyaMenurutnya, kepercayaan publik terhadap AD sudah baik.
Baca Selengkapnya