Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hampir 2.000 Orang Ditangkap Pasca Demo Anti-Sisi di Mesir

Hampir 2.000 Orang Ditangkap Pasca Demo Anti-Sisi di Mesir Demo massa di Kairo. ©2019 REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

Merdeka.com - Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan, hampir 2.000 orang telah ditahan sejak demo Jumat pekan lalu untuk melengserkan Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi. Satu di antara ribuan orang yang ditangkap adalah profesor di Universitas Kairo, Hassan Nafaa.

Nafaa merupakan profesor ilmu politik yang sempat menyerukan agar al-Sisi segera mundur dari jabatannya. Seruan tersebut diunggah Nafaa melalui akun Twitter pribadinya. Menurutnya, pemerintahan al-Sisi hanya akan menimbulkan bencana.

"Saya tidak ragu bahwa kelanjutan dari pemerintahan absolut al-Sisi akan menyebabkan bencana," katanya, seperti yang dikutip oleh Aljazeera pada Jumat (26/9).

Nafaa ditangkap Rabu lalu, diikuti dengan penangkapan Hazem Husni, juru bicara mantan Kepala Militer Sami Anan yang dipenjara tahun lalu. Anan ditahan setelah berusaha melawan al-Sisi, ketika pemilihan presiden berlangsung.

Dari kalangan politisi, Ketua Partai Al-Doustor Khalid Daud juga ditangkap. Ia dikenal vokal dalam mengkritisi kebijakan Presiden al-Sisi.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri Mesir pada Kamis (26/9) telah memperingatkan, akan ada tindakan tegas dari pemerintah terhadap semua pihak yang berupaya merusak perdamaian.

Aljazeera mengabarkan, Mesir juga telah meningkatkan pasukan keamanannya di kota-kota besar. Dikatakan, polisi Mesir melakukan penjagaan ketat dengan melakukan razia bagi pejalan kaki di jalan utama, hingga alun-alun kota.

Sejumlah situs berita diblokir. Tak hanya itu, akses aplikasi pengirim pesan pun turut dibatasi.

"Penangkapan massal dan pembatasan internet tampaknya dimaksudkan untuk menakut-nakuti warga Mesir, agar tidak memprotes dan menutup mata atas apa yang terjadi," ungkap Direktur Human Rights Watch Timur Tengah dan Afrika Utara Sarah Leah Whitson.

Awal Seruan Penurunan Presiden Sisi

Aksi demo untuk melengserkan al-Sisi berawal dari seruan mantan Kontraktor untuk Militer Mesir, Mohamed Ali. melalui sebuah unggahan video di akun Twitternya, Ali menuding al-Sisi dan jajarannya melakukan korupsi.

Ali yang mengaku telah bekerja untuk Militer Mesir selama 15 tahun itu mengatakan, al-Sisi menghamburkan dana publik untuk sejumlah proyek mewah. Hal ini menurutnya, membuat kemiskinan di Mesir semakin meluas.

Mantan kontraktor yang kini mengasingkan diri ke Spanyol itu mengatakan, dirinya sempat mendapat keuntungan dari praktik korupsi rezim al-Sisi. Amlak, perusahaan miliknya, diberikan akses kelancaran proyek oleh negara.

Meski sempat memperoleh manfaat, Ali mengaku menyesal telah menjadi bagian dari korupsi yang merajalela di antara korps tentara dan kerabat al-Sisi. Menurut Ali, praktik korupsi juga melibatkan ibu negara, Entissar Amer.

Fakta-fakta yang diberikan Ali, sontak mengejutkan warga Mesir. Pasalnya, hutang negara yang dipergunakan untuk membangun hotel mewah dan istana itu, membuat rakyat Mesir menghadapi kesulitan finansial.

Dikabarkan, Mesir saat ini masih dibebani pinjaman dana sebesar USD 12 miliar dengan Internasional Dana Moneter. Di saat yang sama, satu dari tiga warga Mesir hidup di bawah garis kemiskinan.

Atas dugaan korupsi itu, Ali meminta warga Mesir untuk turun ke jalan dan menggelar aksi protes di Lapangan Tahrir, guna mendesak presiden Mesir ke-6 itu turun dari jabatannya. Namun, Ali mengimbau agar warga tidak terlibat bentrok dengan aparat. Ia menyarankan warga menggelar aksi damai dengan melaksanakan salat Subuh bersama.

Menyusul meluasnya video Ali, ribuan warga berdemo di Lapangan Tahrir Kairo, Mesir pada Jumat pekan lalu. Sayangnya, aksi warga berakhir ricuh, setelah petugas menggunakan gas air mata dan melakukan penangkapan.

Tanggapan Sisi

Dimintai tanggapan soal pengakuan Ali, Presiden al-Sisi membantahnya. Ia mengatakan, ucapan Ali hanyalah kebohongan dan fitnah.

Aksi protes pemerintahan al-Sisi juga sempat digelar Senin lalu. Mengomentari hal ini, mantan panglima angkatan bersenjata Mesir itu justru menyalahkan demonstran. Menurutnya, aksi demo Senin lalu adalah bentuk politisasi Islam.

Sebelum memegang jabatan sebagai orang nomor satu di Mesir, al-Sisi sempat memimpin militer untuk menggulingkan Presiden Muhamad Mursi di tahun 2013. Kala itu, al-Sisi yang menjabat sebagai panglima militer Mesir mengawasi penumpasan terhadap setiap pihak yang dianggap sebagai pemberontak. Tidak terkecuali para aktivis, seniman, hingga jurnalis.

Aksi protes juga menjalar ke dunia maya

Selain menggelar aksi demo, warga Mesir juga menyuarakan protes melalui Twitter. Sejumlah tagar dibuat untuk menghimpun aksi ini, di antaranya tagar "Anda tamat Sisi", "Sisi harus pergi", atau "Keluar kamu tidak sendiri".

"Sisi selesai.. (rezim) itu sudah berakhir baginya, dan siapa pun yang mendukungnya saat ini akan membuat kesalahan besar," tulis Aktor Hollywood Mesir Amr Waked.

Puluhan ribu cuitan menyuarakan ajakan untuk melakukan aksi damai di hari Jumat. Tujuan mereka satu, yaitu melengserkan al-Sisi.

Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP