Ilmuwan Ungkap Perubahan Iklim Bisa Picu Perceraian Hewan, Begini Penjelasannya
Dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan manusia, tetapi juga hewan.
Perubahan iklim tidak hanya berdampak pada kehidupan manusia, tetapi juga pada berbagai spesies hewan di seluruh dunia. Hewan-hewan dihadapkan pada tantangan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah secara drastis.
Profesor ekologi dan biologi evolusioner di Universitas California Los Angeles, Morgan Tingley, menjelaskan hewan biasanya melakukan adaptasi dengan beberapa cara, seperti dikutip dari laman Science Direct, Selasa (19/11). Salah satu cara yang umum adalah dengan mengubah pola penyebaran mereka, atau berpindah tempat ketika suhu di habitat mereka meningkat secara signifikan. Selain itu, mereka juga bisa melakukan migrasi saat pergantian musim berlangsung.
-
Apa yang menyebabkan perubahan iklim global? Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa jenkyns, di mana lava dan gas vulkanik meledak melalui celah besar di permukaan bumi, menyebabkan pemanasan global dan kepunahan tumbuhan besar-besaran.
-
Apa penyebab utama dari perubahan iklim? Lebih lanjut, Rheza menambahkan bahwa terjadinya perubahan iklim juga bersumber dari aktivitas umat manusia yang banyak menyumbang karbon dioksida yang menghasilkan efek gas rumah kaca.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Kenapa perubahan iklim menyebabkan kiamat? Dampak perubahan iklim yang terus berlanjut mengancam potensi pelelehan lapisan es yang dapat menyebabkan tenggelamnya ratusan ribu mil garis pantai ke dalam lautan.
-
Kenapa kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim? Kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim yang ekstrem.
-
Bagaimana aktivitas manusia menyebabkan perubahan iklim? Penggunaan batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk pembangkit listrik, transportasi, dan industri menghasilkan emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4).
Adaptasi hewan tidak hanya terbatas pada pergerakan, tetapi juga dapat terjadi melalui proses evolusi dan seleksi alam. Berikut adalah beberapa dampak dari perubahan iklim pada hewan. Pertama adalah fenomena perceraian pada Elang Laut Albatros. Spesies ini dikenal sebagai hewan monogami yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Namun, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Royal Society Journals pada November 2021 menunjukkan perubahan iklim telah menyebabkan banyak burung mengalami perceraian.
Para peneliti yang menganalisis lebih dari 15.000 pasangan albatros di Kepulauan Falkland selama 15 tahun menemukan bahwa, spesies albatros alis hitam mengalami peningkatan jumlah perceraian dan mencari pasangan baru hingga mencapai 8 persen.
Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada burung-burung di hutan hujan Amazon, yang mengalami penyusutan ukuran tubuh. Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca di wilayah tersebut yang semakin kering dan panas. Penelitian yang diterbitkan di Science Advances pada November 2021 menunjukkan bahwa tim ilmuwan mempelajari data selama empat dekade mengenai spesies burung Amazon. Hasilnya sangat mengejutkan, di mana sebanyak 36 spesies burung dilaporkan telah mengalami penurunan berat badan yang signifikan sejak tahun 1980. Fenomena ini menunjukkan betapa seriusnya dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan spesies yang ada di dalamnya.
Perubahan Cara Berkembang Biak
Perubahan dalam pola reproduksi anjing laut telah diamati oleh para peneliti yang melakukan pemantauan di Skomer Marine Conservation Zone, Inggris, selama tiga dekade terakhir. Mereka menemukan perubahan iklim berdampak pada induk anjing laut abu-abu yang lebih tua, yang mulai melahirkan anak-anaknya lebih awal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya suhu setiap tahunnya, yang juga berhubungan dengan usia rata-rata anjing laut betina yang semakin tua.
Biasanya, anjing laut abu-abu mulai berkembang biak pada usia sekitar lima tahun dan dapat terus melakukannya untuk beberapa waktu setelahnya. Namun, semakin tua anjing laut tersebut, semakin awal mereka melahirkan. Perubahan ini tidak hanya terjadi di Inggris, tetapi juga terlihat pada populasi anjing laut di seluruh wilayah Atlantik.
Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada kesehatan meerkat, yang mengalami peningkatan risiko tuberkulosis (TBC). Sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Nature pada tahun 2021 menunjukkan, dengan meningkatnya suhu di Gurun Kalahari, meerkat mengalami stres fisik yang lebih tinggi. Suhu ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut meningkatkan kemungkinan terjadinya wabah TBC pada meerkat. Hal ini mengakibatkan hewan-hewan ini memiliki waktu yang lebih sedikit untuk mencari makan di siang hari, yang tentunya berpengaruh pada kelangsungan hidup mereka.
Perubahan iklim juga menyebabkan beruang kutub terpaksa melakukan perkawinan sedarah akibat mencairnya es di kutub. Menurut studi yang diterbitkan dalam Royal Society Journals pada September 2021, beruang kutub telah kehilangan sekitar 10 persen keragaman genetik dalam dua dekade terakhir, yang disebabkan oleh fragmentasi habitat mereka. Hal ini menunjukkan bahwa dampak perubahan iklim tidak hanya mempengaruhi populasi hewan di satu lokasi, tetapi juga dapat mengubah dinamika genetik dan reproduksi spesies secara keseluruhan.