Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

India akan luncurkan informasi basis data para penjahat kelamin

India akan luncurkan informasi basis data para penjahat kelamin demo kasus pemerkosaan di india. ©REX/Shutterstock

Merdeka.com - Pemerintah India rencananya akan membuat dan mengumumkan basis data para pelaku kejahatan seksual seiring menguatkan tuntutan memberikan rasa keadilan bagi para korban.

Basis data itu akan mencakup profil pelaku dan data pribadi para penjahat kelamin yang sudah pernah ditangkap dan mereka yang masih dituding. Media lokal menyebutkan data itu juga akan memuat para pelaku kejahatan seksual dari kalangan anak-anak di bawah umur.

"Data nasional kejahatan seksual terhadap perempuan akan diluncurkan bulan depan. Catatan itu sedang dikumpulkan dari Sistem Jaringan Pelacak Kejahatan," kata seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri, seperti dilansir laman Sputnik News Sabtu (31/8).

Menurut laporan terbaru dari Kementerian Dalam Negeri, kontraktor swasta akan mengembangkan sistem pengumpulan basis data ini, menjaga kerahasiaannya, sedangkan pejabat dari Biro Catatan Kejahatan Nasional akan melakukan pendataan itu.

Keterangan dari Kementerian mengatakan, sekitar 450 ribu pelaku sudah masuk dalam daftar itu dan sekitar 35 ribu lagi akan dikumpulkan hingga tahun ini.

Pemerintah sejauh ini belum merinci lebih jauh apakah orang-orang yang masuk dalam daftar itu akan dicekal dan tidak ada kejelasan soal bagaimana jika pelaku dinyatakan tidak bersalah dan nama seseorang bisa dicabut dari daftar itu.

Pada 2015 pemerintah India menginformasikan Mahkamah Agung bahwa daftar itu akan mencakup nama-nama para pelaku dari catatan polisi.

Namun kelompok pembela hak asasi dan aktivis memperingatkan langkah pemerintah ini.

"Kebijakan ini bisa kontraproduktif dan bisa membahayakan pada tingkat tertentu. Daftar ini bisa melanggar hak dasar seseorang. Perlindungan bagi anak-anak dan perempuan memerlukan pendekatan yang lebih proaktif dan keilmuan daripada langkah gegabah semacam ini dengan membuat daftar nama pelaku," kata Shiney Anil, manajer program Perlindungan Anak, Jovita India kepada Sputnik.

Menurut data pemerintah 2016, dari 38.947 kasus pemerkosaan yang dilaporkan di India, 95 persen pelakunya adalah orang dekat korban. Hampir 4.000 kasus bahkan pelakunya masih kerabat keluarga. Kasus pemerkosaan yang tidak dilaporkan diyakini masih lebih banyak lagi.

Hasil studi organisasi Human Rights Watch dan Serikat Kebebasan Sipil Amerika memperlihatkan pembuatan daftar nama para pelaku kejahatan seksual di Amerika Serikat berdampak lebih buruk ketimbang memperbaiki keadaan.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP