Israel bebaskan tahanan AS yang blokir pembangunan pemukiman ilegal di Palestina
Merdeka.com - Seorang profesor keturunan Amerika-Prancis yang ditangkap militer Israel saat memblokir penghancuran sebuah desa Palestina di Tepi Barat untuk dibangun pemukiman baru akhirnya dibebaskan.
Frank Romano, profesor yang lahir di AS itu ditahan Jumat (14/9) lalu ketika mengambil bagian dalam demonstrasi di desa Badui, Khan al-Ahmar, Yerusalem Timur. Profesor yang mengajar ilmu hukum di Universitas Paris Nanterre itu ditangkap bersama dua pengunjuk rasa lain.
Mereka ditangkap saat mencoba memblokir buldoser milik otoritas Israel yang hendak menutup jalan akses ke desa. Para saksi mengatakan bahwa Romano berdiri tepat di depan buldoser sehingga proses pembongkaran terhambat.
-
Siapa yang dibebaskan oleh militer Israel? Dia baru saja dibebaskan oleh militer Israel
-
Kenapa pria Palestina dibebaskan dari penjara? Pria Palestina Moazaz Obayat dibebaskan dari penjara oleh otoritas Israel dalam kondisi memprihatinkan.
-
Siapa pria Palestina yang dibebaskan? 'Momen pria Palestina Moazaz Obayat dibebaskan oleh pasukan pendudukan Israel dalam kondisi kesehatan yang sulit setelah berbulan-bulan ditahan di penjara pendudukan,' tulis unggahan.
-
Dimana warga Palestina ditahan? Investigasi selama tiga bulan yang dilakukan oleh New York Times yang diterbitkan pada 6 Juni mengungkapkan pelecehan seksual dan penyiksaan sistematis yang dilakukan terhadap warga Palestina yang ditahan di pangkalan militer Sde Teiman di Israel selatan.
-
Apa yang terjadi pada tahanan Palestina? Dikutip dari The Guardian (27/11), menurut Masyarakat Tahanan Palestina, ada 7.200 tahanan yang ditahan Israel, termasuk 88 wanita dan 250 anak-anak berusia di bawah 17 tahun.
-
Bagaimana kondisi pria Palestina setelah dibebaskan? Melansir dari video unggahan akun Instagram @eye.on.palestine, Rabu (10/7) Moazaz Obayat tampak dituntun oleh seorang rekannya karena keterbatasan fisik.
Polisi Israel membenarkan pihaknya telah menahan tiga orang karena dianggap menyebabkan gangguan Khan al-Ahmar. Namun identitas ketiganya tidak dirilis secara rinci.
Informasi mengenai pembebasan Romana juga tidak dijelaskan oleh pihak Israel. Kuasa hukum Romana menyatakan bahwa kliennya dibebaskan tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
"Ada keputusan administratif untuk mendeportasi klien saya," kata pengacara Romana, Gaby Lansky, dikutip dari Time of Israel, Selasa (18/9).
"(Pembebasan) itu dilakukan tiba-tiba seperti pencuri di malam hari. Mereka tidak membawa klien saya ke pengadilan untuk disidang baru dibebaskan seperti yang sudah ditetapkan sebelumnya, tetapi malah memindahkannya langsung ke imigrasi untuk dideportasi," lanjut Lanksy.
Sebagaimana diketahui, Israel saat ini sedang mengerahkan penghancuran terhadap desa berpenduduk sekitar 200 orang di Tepi Barat. Pembersihan desa tersebut tetap dilakukan meski mendapat kecaman dari pihak internasional.
Israel mengklaim bahwa Khan al-Ahmar adalah sebuah desa yang dibangun secara ilegal sehingga harus dilakukan pembangunan pemukiman baru.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan tawanan Israel di Gaza yang sudah dibebaskan November lalu menceritakan dia diinterogasi oleh Shin Bet soal terowongan Hamas.
Baca SelengkapnyaDua sandera yang dibebaskan adalah Yocheved Lifshitz, seorang wanita berusia 85 tahun, dan Nurit Cooper, yang berusia 79 tahun.
Baca SelengkapnyaPembebasan tawanan Thailand ini di luar kesepakatan Hamas dengan Israel. Hamas membebaskan warga mereka setelah negosiasi dengan pemerintah Thailand .
Baca SelengkapnyaKlaim mantan tahanan Hamas tepis kabar penyiksaan dari media Israel yang dilakukan selama penahanannya di penjara Hamas.
Baca SelengkapnyaMomen pembebasan tahanan Palestina oleh Israel disambut dengan kegembiraan warga di Ramallah, Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaSejumlah tahanan yang telah dibebaskan mengungkap perlakuan buruk aparat Israel selama mereka di dalam penjara.
Baca SelengkapnyaPenjajah Israel menyerbu RS Al-Shifa pada November 2023, memaksa para pasien dan tenaga medis keluar dari fasilitas kesehatan terbesar di Gaza tersebut.
Baca SelengkapnyaMomen warga Palestina disambut meriah usai dibebaskan dari penjara Israel.
Baca SelengkapnyaPembebasan tawanan ini sebagai salah satu poin perjanjian gencatan senjata yang berlangsung empat hari antara Hamas dan Israel.
Baca SelengkapnyaPembebasan warga Palestina yang ditahan Israel ini dilakukan sebagai imbalan setelah Hamas membebaskan puluhan sandera.
Baca SelengkapnyaHamas membebaskan dua sandera yang merupakan ibu dan anak asal Amerika Serikat. Keduanya diserahkan kepada pasukan militer Israel di perbatasan Gaza.
Baca SelengkapnyaAlih-alih menanggalkan senjata, sniper Israel tetap dipergunakan untuk menembaki warga Palestina di tengah gencatan senjata.
Baca Selengkapnya