Kerugian akibat serangan virus WannaCry bisa capai Rp 53 triliun

Merdeka.com - Perusahaan siber Cyence memperkirakan kerugian finansial dan ekonomi akibat serangan virus WannaCry yang melumpuhkan komputer-komputer di 150 negara dua hari lalu bisa mencapai Rp 53 triliun. Serangan virus ini tercatat paling merusak sepanjang sejarah.
Selain Cyence, lembaga siber lain memprediksi kerugian akibat WannaCry bisa mencapai ratusan juta dolar. Serangan virus ini juga tampaknya menjadi yang serangan dengan permintaan tebusan terburuk sepanjang 2017. Virus ini menyandera data perusahaan atau organisasi lalu mengancam menghancurkan data itu kecuali uang tebusan dibayar.
Laman CBS News melaporkan, Selasa (16/5), peneliti pasar Cybersecurity Ventures pada 2016 menyebut serangan semacam ini bisa merugikan hingga Rp 20 triliun. Angka itu sudah termasuk ongkos berkurangnya produktivitas dan biaya penyelidikan forensik serta pengembalian data.
"Serangan masif WannaCry ini akan menjadi penyebab utama angka kerugian ini," ujar Pendiri dan Pemimpin Redaksi Cybersecurity Ventures Steve Morgan.
Wakil presiden perusahaan keamanan Herjavec Group Matthew Anthony mengatakan akhir pekan lalu jumlah biaya yang sudah dibayar korban WannaCry untuk menebus data mereka baru mencapai USD 100 ribu.
"Kebanyakan organisasi tidak mau membayar," kata dia. "Mereka akan mengambil data dari sumber cadangan yang ada." (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya