Menguak misi intelijen barat di Timur Tengah
Merdeka.com - Semua bermula dari pernyataan mantan Panglima NATO Jenderal Wesley Clark dalam wawancara dengan Democracy Now pada 2007 tentang rencana ambisius pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden George W Bush terhadap sejumlah negara Timur Tengah.
Pada saat itu, kata Clark, sekitar sepuluh hari setelah peristiwa serangan 11 September 2001 di New York, dia menemui Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld di Pentagon. Waktu itu seorang pejabat militer mengatakan kepada dia, Kementerian Pertahanan punya rencana terhadap Timur Tengah.
"Ini adalah memo yang menjelaskan tentang bagaimana kita (AS) akan menggulingkan tujuh negara dalam lima tahun, dimulai dari Irak, lalu Suriah, Libanon, Libya, Somalia, Sudan, dan akhirnya Iran," kata Clark menirukan si pejabat.
-
Apa yang dilakukan Houthi di Teluk Aden? Houthi melancarkan serangan menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, dan Inggris.
-
Apa yang dihancurkan Hizbullah? Kelompok Hizbullah di Lebanon kemarin menghancurkan dua Kubah Besi (Iron Dome) Israel yang terletak di pemukiman utara Israel, Kabri, dekat perbatasan Palestina-Libanon yang saat ini diduduki Israel.
-
Apa yang dilakukan CIA dalam peristiwa G30S/PKI? 'Kami Tidak Menciptakan Ombak-Ombak itu. Kami Hanya Menunggangi Ombak-Ombak itu ke Pantai Itu adalah kalimat yang diucapkan Duta Besar AS untuk Indonesia era 1965-1969, Marshal Green.Green menjawab pertanyaan itu di sebuah rapat rahasia Senat AS. Seorang senator bertanya apakah AS dan CIA terlibat dalam peristiwa kudeta yang terjadi di Indonesia tahun 1965?
-
Apa yang dilakukan tentara muslim AS di Kamp Arifjan? Mereka berpuasa di bawah suhu yang terik mencapai 50 derajat Celcius. Berbagai kegiatan seperti membaca Alquran hingga salat berjemaah mereka jalani dengan penuh kekhusyukan.
-
Apa misi TNI di Aljazair? Mereka harus menyelundupkan senjata untuk membantu Bangsa Aljazair yang berjuang demi kemerdekaannya.
-
Apa tujuan utama Persatuan Tarbiyah Islamiyah? Berdirinya Perti ini tak lepas dari pihak kaum tua yang ingin mempertahankan i'tiqad Ahlu Sunnah Wal Jammah dan Mazhab Syafi'i di tengah gempuran kaum muda yang cenderung menentang sistem tersebut.
Dengan pernyataan Clark itu bisa diketahui, AS sesungguhnya sudah merencanakan penggulingan sejumlah rezim Timur Tengah jauh sebelum apa yang orang kenal sekarang dengan istilah "Musim Semi Arab" atau gelombang unjuk rasa yang berujung jatuhnya rezim di sejumlah negara Arab Timur Tengah.
wesley clark ©New York Times
Seperti diketahui, pada 2003 AS kemudian menyerang Irak dengan dalih Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal, meski kemudian tidak terbukti. AS lalu menempatkan pemimpin dan pemerintahan boneka di Irak dan mengeruk minyak Irak lewat kerja sama kontrak dengan sejumlah perusahaan.
Apa yang terjadi kemudian di Sudan dan Libya tidak jauh berbeda. Dengan dalih yang dibuat-buat dan dengan propaganda lewat media arus utama Barat, AS mendapat kesempatan untuk kemudian menyerang rezim dan menggulingkannya demi menguasai minyak.
Apa yang terjadi di Suriah saat ini, dengan konflik yang tak kunjung menunjukkan tanda-tanda berakhir sejak meletus pada Maret 2011, tidak lepas dari campur tangan AS yang ternyata sudah merencanakan penggulingan rezim Suriah sejak 2001.
Dikutip dari laman Global Research, Boris Dolgov, anggota Akademi Sains Rusia dan Institut Studi Oriental di Moskow, yang mengunjungi Suriah pada 2011, mengatakan Suriah sudah menjadi target serangan kelompok Ikhwanul Muslimin (IM) sejak Desember 2011, organisasi yang sama didanai NATO di Libya untuk menjatuhkan rezim Qadafi.
Menurut penulis dan profesor ekonomi Michel Chossudovsky yang menulis artikel di laman Global Research, IM dan Hizbut Tahrir termasuk dua organisasi yang ikut terlibat dalam unjuk rasa di Suriah pada Maret 2011 yang kemudian berkembang menjadi konflik hingga sekarang. Tak hanya itu Chossudovsky juga menyebut HT pernah bekerja sama dengan intelijen Inggris MI6, seperti dilansir Global Research, Mei 2011.
Suriah adalah negara Arab sekuler di mana penduduknya yang muslim dan Kristen sudah hidup damai berdampingan selama berabad-abad. HT punya tujuan membangun negara kekhalifahan Islam dan di Suriah organisasi ini bermaksud menjatuhkan rezim sekuler.
Sejak perang Soviet-Afganistan, intelijen Barat termasuk Mossad Israel kerap menggunakan organisasi Islam radikal sebagai aset berharga. AS, Inggris, dan sekutunya diam-diam mendukung kelompok 'teroris Islam' di Afganistan, Bosnia, Kosovo, Libya, untuk memicu permusuhan etnis dan kekerasan sektarian yang kemudian dijadikan pintu masuk untuk campur tangan mereka.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kelompok pemberontak Suriah akhirnya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad setelah upaya dilakukan sejak 2011.
Baca SelengkapnyaAS mengirim bantuan senjata ke kelompok pemberontak Suriah sejak demonstrasi pecah pada 2011.
Baca SelengkapnyaBegini detik-detik intelijen Turki gerebek persembunyian agen Mossad Israel yang hendak bunuh petinggi Hamas.
Baca SelengkapnyaDugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.
Baca SelengkapnyaBelasan agen dikerahkan ke Beirut untuk membantu Israel.
Baca SelengkapnyaPemimpin spiritual tertinggi Iran Ali Khamenei dalam pidatonya kemarin menanngapi apa yang sedang terjadi di Suriah.
Baca SelengkapnyaKelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKelompok pemberontak Suriah yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham merebut Damaskus dan menggulingkan rezim Bashar Al-Assad pada Minggu (8/12).
Baca SelengkapnyaOrganisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki berhasil tangkap agen Mossad yang ditugaskan jadi mata-mata.
Baca SelengkapnyaIsrael sampai saat ini masih memborbardir Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaDokumen itu mengungkap secara lengkap untuk pertama kalinya rincian spesifik tentang operasi Mesir untuk menghancurkan terowongan Gaza.
Baca SelengkapnyaTak hanya CIA, ada sepak terjang Dinas Intelijen Israel di Jakarta saat penumpasan PKI. Apa peran mereka?
Baca Selengkapnya