Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah WNI di Singapura Saat Corona, Pulang Bepergian Langsung Mandi dan Cuci Baju

Kisah WNI di Singapura Saat Corona, Pulang Bepergian Langsung Mandi dan Cuci Baju Aktivitas Warga Singapura di Jalan Orchard. ©2020 REUTERS/Edgar Su

Merdeka.com - Penyebaran virus corona di Singapura kini sudah menginfeksi 67 orang. Angka tersebut termasuk satu orang WNI yang berprofesi sebagai pekerja domestik yang diduga tertular dari majikannya yang lebih dahulu dinyatakan positif terinfeksi.

Pemerintah Singapura pun mengambil sejumlah tindakan tegas, termasuk pembatasan kedatangan dari China, aturan standar kebersihan di tempat kerja hingga prosedur pembersihan fasilitas kota.

Sejumlah warga Singapura mengaku mereka sempat was-was dan takut walaupun pemerintah telah menangani kasus ini dengan tanggap. Maka dari itu, mereka berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan kebersihan.

"Kadang kalau habis keluar rumah, pasti langsung cuci tangan, mandi dan cuci baju yang habis dipakai. Keluar juga harus pakai masker. Lama-lama jadi kebiasaan buat bersih-bersih," ujar Judith Karina, seorang WNI yang kini berprofesi sebagai karyawan lepas di Singapura kepada Liputan6.com pada Sabtu (15/2).

Judith menceritakan sekilas tentang kondisi di Singapura di tengah meluasnya wabah virus corona, COVID-19. Kata dia, banyak pusat perbelanjaan menjadi sepi pengunjung. Walaupun masih banyak terlihat WNA yang beraktivitas di luar, kemungkinan lebih banyak warga lokal Singapura yang merasakan ketakutan berlebihan.

Hal itu seperti banyak diberitakan beberapa waktu lalu bahwa sejumlah warga Singapura memborong persediaan makanan dari supermarket. Aksi demikian membuat PM Lee Hsien Loong angkat bicara, mengatakan tindakan seperti itu sejatinya tidak perlu.

Sejumlah tindakan tegas yang dilakukan oleh pemerintah setempat adalah membatasi masuknya siapapun yang memiliki gejala penyakit baik melalui udara, laut maupun darat. Otoritas lokal juga melakukan upaya besar-besar untuk membersihkan fasilitas umum seperti sekolah, tempat bermain, bahkan hingga tombol lift dan pegangan di transportasi umum.

Bahkan, pasukan militer juga dikerahkan untuk memproduksi masker dan dibagikan secara gratis bagi masyarakat. Masker-masker dibagikan di HDB (House Development Board), bangunan seperti rumah susun milik pemerintah oleh otoritas di area tersebut. Satu unit akan mendapatkan satu boks masker.

Kepada Liputan6.com, seorang warga lokal lainnya, yang merupakan warga negara Singapura bernama Nazura Huda mengatakan, dia menilai pemerintah sudah melakukan upaya maksimal.

"Saya pikir mereka telah melakukan pekerjaan yang cukup baik. Dengan menerapkan pemeriksaan pengambilan suhu di rumah sakit, tempat kerja, sekolah, hotel, bandara. Juga mengambil langkah ekstrem mengarantina untuk kasus-kasus itu," ujar Nazura.

Dia juga mengatakan pemerintah sangat tanggap dalam menindaklanjuti kasus terinfeksi. Pemerintah juga terus memberi informasi transparan secara berkala tentang jumlah kasus terinfeksi dan juga menjelaskan bagaimana mereka bisa terinfeksi.

Nazura, yang juga merupakan seorang karyawan swasta di Singapura mengatakan bahwa sejumlah perusahaan telah menerapkan aturan bekerja dari rumah.

"Ada beberapa kantor yang membagi pegawainya jadi dua tim. Satu berada di kantor, satu lagi bekerja dari rumah. Kemudian mereka akan mendapat gilirannya masing-masing," katanya.

Baik Judith maupun Nazura, mengatakan, mereka sempat merasakan ketakutan di masa awal-awal penyebaran virus corona.

"Saya sempat merasa ketakutan berlebihan awalnya, sampai-sampai tengah malam kebangun dan langsung cek suhu tubuh," ujar Judith.

Berbeda dengan Nazura yang mengatakan dirinya berusaha menghindari tempat-tempat ramai.

"Saya sempat merasa sedikit paranoid ketika mengalami flu atau batuk," kata Nazura.

Reporter: Benedikta Miranti Tri Verdiana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP