Masuk Pekan Keempat, Protes di Prancis Mulai Mereda

Merdeka.com - Operasi pembersihan secara besar-besaran tengah berlangsung di Paris pada Minggu (9/12). Ini dilakukan setelah para demonstran 'rompi kuning' Prancis bentrok dengan polisi anti huru hara dalam putaran terakhir protes terhadap Presiden Emmanuel Macron.
Pengerahan keamanan secara penuh juga dilakukan untuk mencegah pengulangan kekacauan seperti pekan lalu.
Namun, para pengunjuk rasa tetap membakar mobil, membakar barikade dan menghancurkan jendela-jendela di pusat kota, dengan mengenakan jaket keselamatan yang bergambarkan simbol mereka. Presiden Perancis Emmanuel Macron, yang diperangi namanya kerap kali diteriakan oleh para demonstran untuk mengundurkan diri.
Dilansir dari Agence France Presse pada Minggu (9/12), Bentrokan yang telah memasuki empat pekan ini menjadi protes nasional di berbagai kota di seluruh Prancis, termasuk Marseille, Bordeaux, Lyon dan Toulouse. Mereka memprotes meningkatnya biaya hidup di bawah presiden Macron pada umumnya.
Namun lagi-lagi yang menanggung beban kekerasan dan kehancuran adalah warga Prancis sendiri. "Puluhan penjaga toko telah menjadi korban hooligan. Sekali lagi, ini menyedihkan," kata Walikota Paris Anne Hidalgo.
Pemerintah telah bersumpah tidak akan mentoleransi para anarkis, sayap kanan, atau pembuat masalah lainnya yang berusaha melampiaskan protes karena telah memicu krisis buruk dalam pemerintahan Macron.
Perdana Menteri Edouard Philippe memberi selamat kepada polisi atas operasi meredekan demonstran, dan berjanji Macron akan mengatasi kekhawatiran para demonstran nya. "Dialog telah dimulai dan harus dilanjutkan, presiden akan berbicara, dan akan mengusulkan langkah-langkah yang akan memberi makna dari dialog ini," kata Philippe.
Sementara itu, jumlah polisi ditingkatkan menjadi 8.000 orang di seluruh kota, dan untuk pertama kalinya pemerintah mengerahkan kendaraan lapis baja di sekitar Paris.
Toko-toko di sepanjang Champs-Elysees maupun di pusat kota tetap tutup demi menghindari penjarahan. Menara Eiffel, museum-museum besar dan banyak stasiun metro juga ditutup sementara.
Lebih dari 670 pengunjuk rasa ditahan di ibukota, banyak dari mereka berhenti ketika mereka tiba di stasiun kereta api atau titik pertemuan membawa benda-benda keras sebagai senjata. Para pejabat memperkirakan rompi kuning turun ke 125.000 yang muncul dengan sebelumnya 136.000 pada pekan lalu.
Protes Perancis telah menarik perhatian Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia menuliskan pada akun Twitternya agar pemerintah Prancis menghentikan kebijakan yang diprotes warga Prancis itu.
"Hari yang sangat menyedihkan di Paris. Mungkin sudah waktunya untuk mengakhiri perjanjian Paris yang konyol dan sangat mahal dan mengembalikan uang kepada orang-orang dalam bentuk pajak yang lebih rendah," kata Trump.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya