Pemberontak Huthi menolak serahkan jasad eks Presiden Yaman

Merdeka.com - Pemberontak Huthi dikabarkan menolak menyerahkan jasad mantan Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh, yang tewas dibunuh pada Senin lalu, diduga saat hendak kabur ke Arab Saudi. Kubu mendiang Saleh sampai meminta bantuan Komite Palang Merah Dunia (ICRC) buat membujuk kelompok Huthi menyerahkan mayat itu, tetapi tetap tidak digubris.

Menurut sumber di Ibu Kota Sanaa, para pemimpin senior Partai Kongres Rakyat Umum merupakan pendukung mendiang Saleh sudah berusaha membujuk kelompok Huthi, buat menyerahkan jasad bekas presiden Yaman itu. Bahkan mereka sudah melobi supaya sejumlah kepala suku berpengaruh di sana turun tangan, tetapi tetap tidak mempan. Maka dari itu mereka sampai memohon supaya ICRC ikut membantu pemulangan jenazah Saleh, dilansir dari laman Al Arabiya, Jumat (8/12).

Sejumlah kantor berita di Yaman menyatakan alasan kelompok Huthi enggan menyerahkan jasad mendiang Saleh dengan alasan mereka hendak menggelar penyelidikan khusus melibatkan Kejaksaan Agung. Entah apa yang bakal mereka usut.

Kabarnya, pemberontak Huthi mengajukan syarat jika jasad mendiang Saleh ingin diserahkan. Yaitu mereka meminta proses pemakamannya tidak terbuka bagi umum, dan mayatnya tidak boleh dikubur di taman masjid Al-Saleh di Ibu Kota Sanaa, dan harus dimakamkan di kota kelahirannya, Sanhan.

Bukan cuma jasad Saleh saja masih disandera kelompok Huthi. Mereka juga menyembunyikan sejumlah jenazah petinggi Partai Kongres Rakyat Umum turut dihabisi.

Pemberontak Huthi juga dikabarkan membatasi akses sejumlah media sosial Facebook, Twitter, Telegram, WhatsApp, dan Internet. Satu-satunya cara mengaksesnya hanya melalui saluran VPN.

Situs berita milik Partai Kongres Rakyat Umum, seperti almotamar.net dan almethaq.net, diblokir pemberontak Huthi.