Penculik dua nelayan WNI di Sabah minta tebusan Rp 14,4 miliar
Merdeka.com - Penculik dua nelayan WNI di perairan Sabah yang diduga kelompok Abu Sayyaf menuntut tebusan senilai RM 4 juta (Rp 14,3 miliar) untuk pembebasan keduanya. Hal itu diungkapkan oleh Komisaris Polisi Sabah, Omar Mammah.
Omar menjelaskan bahwa kelompok penculik itu menghubungi salah satu keluarga korban pada 18 September lalu pukul 10.24. Dalam panggilan itu, mereka menjelaskan tentang permintaan uang tebusan itu.
"Istri dari salah satu korban yang berada di Sulawesi menerima panggilan dari Filipina. Mereka meminta uang tebusan tanpa batas waktu yang ditetapkan," kata Omar, dikutip dari Straits Times, Selasa (25/9).
-
Siapa yang meminta tebusan USD 8 juta? 'Mereka minta tebusan USD 8 juta,' ujar dia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Siapa yang diculik dan dibunuh di Lubang Buaya? Gerakan 30 September menculik dan membunuh para jenderal Angkatan Darat.
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
Belum ada keputusan diambil pihak pemerintah maupun keluarga sampai saat ini. Rencananya, akan dilakukan beberapa pembahasan dan juga peningkatan keamanan di wilayah yang rentan terjadi penculikan nelayan.
"Negosiasi akan dilakukan antara beberapa pihak termasuk keluarga korban. Kami juga akan mengintensifkan upaya keamanan dari bagian utara Kudat sampai ke selatan Tawau. Sejauh ini, para penculik belum mengeluarkan ancaman," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, meminta agar pihak berwenang Malaysia berupaya membebaskan dua WNI yang disandera tersebut.
"Semoga Kepolisian Sabah tidak hanya bisa meneruskan informasi permintaan tebusan dari penyandera, tapi juga bisa membebaskan 2 nelayan WNI yang diculik dari perairan mereka," harapnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa dua nelayan WNI diculik saat sedang memancing di perairan dekat Pulau Gaya, Semporna, Sabah, pada 11 September 2018 lalu. Kedua WNI itu berinisial SS dan UY, berasal dari Provinsi Sulawesi Barat.
Sejumlah pemberitaan, baik di Malaysia dan Indonesia, menyebut bahwa pelaku penculikan diduga berasal dari Sulu, Filipina selatan, sebuah wilayah yang dianggap sebagai sarang kelompok teroris sekaligus perompak Kelompok Abu Sayyaf (ASG) yang terafiliasi dengan ISIS.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban dikurung dan disiksa selama 10 hari di pelbagai tempat negara bagian Malaysia, termasuk Penang.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaPerempuan itu sempat menjadi korban penculikan selama 10 hari di Malaysia.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaAnggota Pasukan Pengamanan Presiden atau Paspampres Praka RM menjadi tersangka kasus penganiayaan yang menewaskan warga Aceh, Imam Masykur.
Baca SelengkapnyaPelaku melihat korban bermain bersama temannya. Kemudian mendekat dengan modus bertanya alamat. Saat itu korban dibawa pergi.
Baca SelengkapnyaKeduanya coba memeras calon penumpang yang akan menyeberang ke Lampung menggunakan bus. Kemudian dianiaya sejumlah calo atau preman.
Baca SelengkapnyaPenculikan terhadap pria berusia 25 tahun itu terjadi pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu di Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Baca SelengkapnyaImam Masykur, pemuda asal Mon Keulayu, Kabupaten Bireuen, Aceh tewas diculik dan dianiaya anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Praka RM.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca SelengkapnyaKorban disebut pedagang obat-obatan ilegal di Ciputat, Tanggerang Selatan.
Baca SelengkapnyaPria tak dikenal itu membawa mereka ke suatu tempat dan diancam agar tidak teriak.
Baca Selengkapnya