Pengamanan KTT APEC Tak Dibayar, Polisi & Tentara Papua Nugini Mengamuk Serbu DPR

Merdeka.com - Kerusuhan terjadi di perkantoran dewan perwakilan rakyat Papua Nugini, Selasa (20/11) siang waktu setempat. Kompleks gedung parlemen itu pun dikosongkan setelah sekelompok tentara dan polisi menyerbu paksa untuk menghancurkan kendaraan dan jalan masuk.
Penyerbuan itu disinyalir buntut protes terhadap tunjangan yang tidak dibayarkan setelah tugas pengamanan konferensi APEC, selama akhir pekan lalu.
"Kami mendengar mereka (polisi dan militer) datang, Anda bisa mendengar mereka menghancurkan barang, memecah jendela kaca untuk masuk, dan merusak beberapa kendaraan dari pintu masuk," kata anggota parlemen Papua Nugini dari pihak oposisi, Allan Bird, seperti diberitakan The Guardian, Selasa (20/11).
Bird bersama rekan sejawat lainnya berada di ruang konferensi yang tertutup ketika mereka mendengar soal serangan tersebut.
"Saya yakin beberapa penjaga keamanan parlemen diserang, beberapa menteri mungkin juga telah diserang. Saya pikir (kelompok penyerang) kebanyakan menargetkan menteri, tetapi siapa pun yang menghalangi mereka, berisiko terkena imbasnya," kata Bird.
Seorang juru bicara otoritas kepolisian nasional Papua Nugini mengatakan, tidak memiliki informasi lebih lanjut selain beberapa petugas polisi dan tentara yang 'tidak puas', menyerang gedung tersebut dengan amarah.
Bird mengatakan, tidak merasa dalam bahaya karena oposisi bukan target serangan tersebut. "Saya kira ada beberapa masalah jangka panjang, tetapi pemicunya adalah tunjangan yang tidak dibayar untuk menjaga keamanan penyelenggaraan KTT APEC. Mereka marah karena hal itu," jelas Bird.
Tidak lama setelahnya, diadakan pertemuan darurat antara pasukan keamanan yang menyerang, dengan Perdana Menteri Peter O'Neill, Menteri APEC Justin Tkatchenko, serta beberapa pejabat tinggi lainnya.
Asosiasi Polisi dikabarkan hadir dalam pertemuan itu, dan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan 'tamparan keras' terhadap pemerintah Papua Nugini.
Ia membela kelompok keamanan karena telah bertugas mengamankan agenda internasional, yang menjamu ribuan pejabat dan delegasi internasional.
"Ini adalah aib, bahwa upaya tersebut (pengamanan) tidak diakui secara memadai," kritik Asosiasi Polisi.
Dalam pertemuan darurat itu, pemerintah didesak segera melakukan pembayaran segera, dan sekaligus memperingatkan bahwa eskalasi sangat mungkin terjadi jika suara terkait tidak didengar.
KTT APEC 2018 selesai pada akhir pekan lalu, tanpa menghasilkan kesepakatan final akibat persaingan dagang antara AS dan China yang kian panas. Ini merupakan pertama kalinya terjadi dalam 25 tahun eksistensi forum ekonomi dan politik di Asia Pasifik.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya