Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengguna media sosial Libanon buat tantangan bakar bendera ISIS

Pengguna media sosial Libanon buat tantangan bakar bendera ISIS Tantangan bakar bendera ISIS. alarabiya.net

Merdeka.com - Dalam variasi terbaru dari Tantangan Ember Es (Ice Bucket Challenge), para pengguna media sosial di Libanon baru-baru ini telah meluncurkan sebuah gerakan di mana mereka membakar bendera yang berhubungan dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Tantangan dengan tanda pagar #BurnISISFlagChallenge (Tantangan bakar bendera ISIS) itu muncul setelah adanya laporan pemenggalan seorang tentara Libanon dilakukan kelompok militan ISIS, yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah di Irak utara dan Suriah, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Ahad (7/9).

Seperti aksi Tantangan Ember Es yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit Sklerosis lateral amiotrofik (ALS), tantangan #BurnISISFlagChallenge ini memperlihatkan orang-orang mengunggah foto dan video sedang membakar bendera ISIS.

Seorang pengguna Twitter mengunggah kicauan mendukung tanda pagar itu dengan menulis, "Libanon, kau mengagumkan".

"Kami membakar bendera (ISIS) dalam kemarahan untuk memprotes orang-orang yang menggorok leher buat bersenang-senang," tulis pengguna lainnya, yang menyebut dirinya sebagai Warga Libanon Marah, menjelaskan tentang aksi itu.

Namun, beberapa orang telah menyatakan keprihatinan mereka mengingat kalimat syahadat, atau pernyataan keimanan kaum muslim, ada di bagian bendera ISIS.

Atas alasan itu, fenomena media sosial ini telah menjadi kontroversi di Libanon, di mana menteri kehakiman negara itu menyatakan bahwa mereka yang membakar bendera itu akan diproses secara hukum.

"Pagi ini, beberapa orang membakar bendera ISIS dengan simbol berbunyi, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah' yang merupakan hal terpenting dalam Islam di Alun-Alun Sassine," ujar Menteri Kehakiman Libanon Ashraf Rifi, yang dikutip surat kabar the Daily Star.

"Simbol itu tidak ada hubungannya dengan ISIS dan pendekatan teroris mereka," jelas Rifi.

Insiden pertama dilaporkan terjadi di Alun-Alun Sassine di Ibu Kota Beirut, menyusul dugaan pembunuhan terhadap seorang tentara Libanon Ali al-Sayyed oleh militan ISIS.

Para pegiat Libanon terus mengunggah video pembakaran bendera ISIS, tapi sebuah kelompok mengubah kegiatan itu untuk mengurangi kontroversi yang mengelilinginya.

Dalam video yang diunggah di situs YouTube pada 1 September lalu, sekelompok pemrotes Libanon membakar sebuah bendera bertuliskan: "Terorisme tidak memiliki Tuhan", menggantikan kalimat syahadat yang digunakan dalam spanduk asli ISIS.

Rifi mengatakan bahwa dengan mengadili orang-orang yang membakar bendera tersebut, maka hukum Libanon akan melindungi simbol-simbol agama dan persatuan nasional. Akibatnya, insiden di Alun-Alun Sassine sekarang sedang diselidiki, seperti dilaporkan the Daily Star.

Berikut salah satu video tantangan bakar bendera ISIS

(mdk/fas)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP